Lintasan Sejarah 19 Desember 2019
-
Lintasan Sejarah 19 Desember 2019.
Mulla Muhammad Muhsin Faidh Kashani Wafat
350 tahun yang lalu, tanggal 22 Rabiul Tsani 1091 HQ, Muhammad bin Shah Murtadha yang biasa dipanggil Muhsin, tapi lebih dikenal dengan nama Mulla Muhsin Faidh Kashani meninggal dunia dalam usia 84 tahun. Beliau dimakamkan di sebuah tempat yang kemudian menjadi pekuburan Faidh.
Mulla Muhsin Faidh Kashani lahir pada 1007 HQ di kota Kashan. Beliau mempelajari ilmu-ilmu pengantar keagamaannya di kota kelahirannyan dan sejak remaja ia pergi ke Isfahan untuk menuntut ilmu. Beliau sempat belajar kepada ulama besar di masanya seperti Allamah Muhammad Taqi Majlisi, Sheikh Bahai, Mir Damad, Mir Fandareski dan Mulla Sadra Shirazi.
Ketika Mulla Sadra tinggal di desa Kahak, Qom, Mulla Muhsin tinggal bersamanya dan kemudian menikahi anak gadis Mulla Sadra dan kemudia ia dipanggil dengan Faidh. Beberapa tahun kemudian ia kembali ke kampong halamannya Kashan dan sibuk mengajar dan menulis buku. Alamul Huda dan Muin ad-Din, anak saudaranya, Dhiya ad-Din Muhammad dan puluhan ulama lainnya tumbuh dalam didikannya.
Selama 65 tahun beliau menyibukkan diri dengan meneliti dan belajar, sehingga menghasilkan sekitar 200 buku dan risalah dalam pelbagai disiplin ilmu. Tafsir Shafi, Asfha dan Mushaffa merupakan buku tafsirnya, sementara al-Wafi, as-Syafi dan al-Mahajjah al-Baidha serta puluhan buku lainnya ditulis terkait irfan, hadis, teologi, sastra dan lain-lain. Semua ini menunjukkan keluasan ilmunya.
Kota Dezful Dibombardir Irak
37 tahun yang lalu, tanggal 28 Azar 1361 HS, dalam era perang Iran-Irak, tentara Irak menembakkan roket-roket darat ke sebuah kota di barat daya Iran, yaitu kota Dezful.
Dalam serangan ini, 60 warga sipil gugur syahid dan 287 orang lainnya luka-luka. Meskipun sebelumnya tentara Irak juga telah memborbadir beberapa kota di Iran dengan menggunakan pesawat tempur dan menewaskan banyak warga sipil, namun serangan ke kota Dezful adalah serangan besar Irak yang pertama kali dilakukan terhadap kawasan pemukiman.
Sejak saat itu, Irak semakin meningkatkan serangannya, di antaranya dengan menggunakan senjata kimia, ke kawasan pemukiman rakyat sipil Iran dan menewaskan atau melukai ribuan rakyat sipil negeri ini.
Noriega Ditangkap AS
30 tahun yang lalu, tanggal 19 Desember 1989, Jenderal Manuel Noriega ditangkap oleh tentara AS.
Mantan Presiden Panama itu lalu diadili dan dihukum 40 tahun penjara oleh pengadilan AS di Miami, Florida.
Tuduhan yang ditimpakan kepadanya adalah mengedarkan narkotika dan melakukan pemerasan. Para jaksa juga menuduh Noriega telah melakukan pembunuhan dan penipuan di Panama. Peradilan ini adalah yang pertama kalinya dilakukan AS terhadap seorang kepala negara asing dan menunjukkan arogansi AS yang ingin memperluas kekuasaannya di negara-negara berdaulat. Penangkapan itu melibatkan 22.500 personel tentara AS.
Sebanyak 23 tentara AS, 125 tentara Panama, dan 200 hingga 600 penduduk sipil Panama tewas dalam invasi AS tersebut. Invasi dan aksi campur tangan terhadap urusan internal negara lain yang dilakukan AS ini menimbulkan kemarahan dan protes dari opini umum.