Feb 02, 2020 18:56 Asia/Jakarta
  • Revolusi Islam, Suara Keadilan dan Kemajuan

Imam Khomeini, bapak Revolusi Islam Iran menyebut revolusi ini berbeda dari revolusi lain di dunia karena didasarkan pada cita-cita yang mengusung keadilan dan spiritualitas yang diterapkan di berbagai bidang.

Pemimpin Besar Revolusi Islam, Ayatullah Sayid Ali Khamenei untuk pertama kalinya pada tahun 1387 Hs, mencanangkan wacana keadilan dan kemajuan memasuki dekade keempat Revolusi Islam dengan tujuan menyebarkan keadilan dan kemajuan yang meluas dalam dekade ini.

Allah swt mengutus para Nabi dan Rasul untuk mewujudkan keadilan di muka bumi. Al-Quran surat al-Hadid ayat 25 menjelaskan, لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِالْبَیِّنَاتِ وَأَنزَلْنَا مَعَهُمُ الْکِتَابَ وَالْمِیزَانَ لِیَقُومَ النَّاسُ بِالْقِسْطِ

"Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan..."

Di ayat ini, digunakan kata "bayinah" yang berarti bukti-bukti yang jelas dan nyata, juga kata "mizan" yang berarti "neraca" untuk mengukur dengan adil. Sepanjang sejarah, para Nabi dan Rasul berjuang menghadapi orang-orang zalim demi memperjuangkan tegaknya keadilan.

Al-Qur'an menyatakan bahwa para Nabi senantiasa berhadapan dengan kubu orang-orang lalim dan penindas. Allah swt dalam Surah Saba ayat 34 berfirman, "Dan Kami tidak mengutus kepada suatu negeri seorang pemberi peringatanpun, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: 'Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu diutus untuk menyampaikannya". 

Agama Islam dengan jelas menyuarakan keadilan dan berupaya untuk menegakkannya di muka bumi dengan mengikuti seruan para Nabi dan Rasul ilahi. Berpijak dari spirit ilahiah ini, Revolusi Islam Iran menjadikan keadilan sebagai pilar utamanya. 

 

Salah satu tujuan jangka panjang Revolusi Islam Iran adalah mengimplementasikan keadilan dan nilai-nilai luhur yang diajarkan Nabi Muhammad Saw. Ayatullah Khamenei mengatakan, "Kami percaya bahwa jalan menuju kebahagiaan manusia adalah mengikuti ajaran para Nabi, dan yang paling lengkap darinya adalah ajaran Islam. Umat manusia, tanpa ajaran para Nabi tidak akan mencapai kedudukan tinggi. Meskipun manusia tidak mencapai kemajuan material, tapi bisa menuju kebahagiaan sejatinya. Oleh karena itu, untuk menjalankan ajaran para Nabi ini di tengah masyarakat diperlukan langkah besar dan jangka panjang, dan revolusi ini diciptakan untuk tujuan tersebut. "

Imam Khomeini, bapak Revolusi Islam Iran menyebut revolusi ini berbeda dari revolusi lain di dunia karena didasarkan pada cita-cita yang mengusung keadilan dan spiritualitas yang diterapkan di berbagai bidang. Pemimpin Besar Revolusi Islam, Ayatullah Sayid Ali Khamenei untuk pertama kalinya pada tahun 1387 Hs, mencanangkan wacana keadilan dan kemajuan memasuki dekade keempat Revolusi Islam dengan tujuan menyebarkan keadilan dan kemajuan yang meluas dalam dekade ini.

Keadilan adalah konsep yang kebenarannya berakar dari fitrah ilahi manusia. Semua orang haus akan keadilan dalam dirinya, bahkan ketika orang kafir pun berteriak ketidakadilan ketika merasa diperlakukan tidak adil. Keadilan telah lama menjadi dambaan orang-orang yang tertindas sepanjang sejarah. Ayatullah Khamenei mengatakan, "Jika keadilan ditegakkan, hak asasi manusia dan martabat manusia akan dijamin, dan manusia akan mencapai hak dan kebebasan mereka. Jadi keadilan adalah inti dari segalanya. "

Keadilan berarti meletakkan segala sesuatu di tempatnya dan memberikan kepada orang yang tepat sesuai haknya. Para Nabi dan Rasul sepanjang hidupnya memperjuangkan penegakkan keadilan. Sayidina Ali bin Abi Thalib, dan para Imam maksum adalah manifestasi dari kesalehan dan keadilan.

Perjalanan hidup dan perjuangan para Nabi dan Rasul serta Imam maksum menjadi pijakan Republik Islam Iran dalam menjalankan pemerintahannya. Imam Ali berkata, "Sebelum seseorang mengajarkan keadilan kepada  orang lain, dia sendiri harus melaksanakannya," Dari pijakan ini, pejabat Republik Islam harus menjalankan keadilan untuk dirinya sendiri sebelum menyampaikan kepada orang lain. 

 

Fase paling sulit dari setiap revolusi dan pemerintahan adalah mewujudkan keadilan, sebab implementasi keadilan di tingkat negara membutuhkan pembuat kebijakan dan perencanaan yang mempertimbangkan keadilan, jugamembutuhkan perjuangan, kerja keras, pengorbanan dan biaya yang tidak kecil.

Bangsa Iran telah mengorganisir revolusi berdasarkan panggilan agamanya dengan spirit keadilan dan perlawanan menghadapi arogansi global. Oleh karena itu, dibutuhkan kewaspadaan dan kesinambungan perjuangan rakyat dan pejabat Republik Islam dalam memperjuangkan keadilan. Hal ini penting untuk mengidentifikasi contoh-contoh ketidakadilan dan langkah untuk menyelesaikannya. Masalah-masalah seperti kesenjangan sosial yang menganga, keserakahan, distribusi kekayaan dan pendapatan yang tidak adil dan tidak merata, fasilitas yang tidak berimbang, sumber daya dan peluang yang timpang, ketidaksetaraan antara masyarakat perkotaan dan pedesaan dalam menikmati kesejahteraan dan mata pencaharian, dan berbagai masalah lainnya.

Untuk itu, Ayatullah Khamenei menegaskan bahwa wacana dominan Revolusi Islam Iran pada dekade keempat, adalah wacana keadilan dan kemajuan, dan memperkenalkan dua prinsip yang saling terkait dan terjalin erat yaitu keadilan dan kemajuan. Interpretasi kemajuan dalam masyarakat tergantung pada pandangan dunianya. Kemajuan dalam pandangan dunia material didasarkan pada kebutuhan materialnya saja. Oleh karena itu, kemajuan bagi Barat adalah kemajuan material demi mengejar laba, kekayaan, dan kekuasaan.

Padahal dalam pandangan dunia ilahi, manusia memiliki jiwa yang mengendalikan  pikiran, keyakinan, emosi, dan kecenderungan indrawinya, serta  semua tindakan dan perilakunya. Itulah sebabnya dasar kemajuan dalam pandangan dunia ilahi adalah keilahian dan keselamatan dalam penyucian diri. Oleh karena itu, kemajuan dalam Revolusi Islam Iran, yang merupakan dasar wawasan Alquran dan pandangan dunia ilahi, yang didasarkan pada kemajuan dalam aspek intelektual,  moralitas dan spiritualitas.

Revolusi Islam, suara keadilan dan kemajuan

Oleh karena itu, infrastruktur model kemajuan Islam-Iran adalah pandangan dunia Islam, yang didasarkan pada Al-Qur'an dan Ahlul-Bait yang tujuannya adalah untuk meningkatkan nilai kemanusiaan dalam masyarakat, dan arahnya untuk mencapai kemajuan dan kesempurnaan. Kemajuan yang dimaksudkan dalam pemikiran Islam tidak hanya bermanfaat bagi Muslim saja, tetapi juga bagi seluruh umat manusia.

Atas dasar ini, Ayatullah Ali Khamenei menyatakan, "Kami tidak seperti beberapa negara dunia yang hanya memikirkan kemajuan saja. Sebab, kami ingin kemajuan yang disertai dengan keadilan. Ada banyak negara yang secara ilmiah maju dan pendapatan perkapita mereka juga tinggi. Tetapi pertanyaan penting adalah bagaimana pendapatan per kapita ini didistribusikan di antara bangsa-bangsa secara adil. Ini adalah sesuatu yang tidak diperhatikan oleh sistem negara hegemon, tetapi kita tidak bisa mengabaikannya. Kami menginginkan negara yang adil dalam mewujudkan keaadilan bersama dengan kemajuan. Tidak ada keadilan tanpa kemajuan yang diinginkan, dan tidak ada kemajuan tanpa keadilan. "(PH)