Krisis Air Global
Krisis Air Global; Kekhawatiran dan Harapan (14)
-
Bencana Kekeringan
Bencana kekeringan selain merusak sistem ekologi, juga mempengaruhi sistem sosial dan investasi sosial serta ketahanan masyarakat. Meletusnya kerusuhan dan bentrokan etnis, regional dan internasional sekedar bagian dari dampak kekeringan dan krisis kelangkaan air yang akan menimbulkan beragam kesulitan bagi dunia serta komunitas global.
Dokter memperingatkan ketika cairan di tubuh berkurang banyak, potensi stroke berbagai individu khususnya mereka yang mengidap tekanan darah dan gagal jantung semakin tinggi. Selain itu, banyak manusia yang kehilangan cairan tubuh mengalami konstraksi otot dan seiring dengan tekanan darah yang semakin rendah, mata menjadi gelap dan lemas, ia mengalami beragam gangguan di badannya.
Ahli lingkungan sosial juga mengatakan bahwa krisis air dan kelangkaannya menjadi isu penting dan kendala serius pemerintah, warga perkotaan dan pedesaan serta mengancam kehidupan mereka secara serius.
Loghman Emamgholi, dosen dan pakar sosial lingkungan meyakini bahwa kepadatan penduduk, keragaman produk konsumtif, taraf hidup yang meningkat, dan bertambahnya permintaan warga, kelemahan pemerintah dalam menjalankan program serta proyek ekologi serta dukungan terhadap lingkungan hidup dan pada akhirnya sikap serta tindakan tak bertanggung jawab manusia menimbulkan kerugian besar dan kian meningkatkan krisis air serta hasilnya yang merusak.

Seraya menjelaskan bahwa salah satu kendala masyarakat dunia adalah krisis air, Emamgholi mengungkapkan, pembangunan bendungan yang tidak profesional di pinggir danau dan sungai di berbagai wilayah, penggalian ribuan sumur, tidak adanya manajemen air yang benar serta pemanfaatan keliru air, pembangunan yang tidak merata di perkotaan dan urbanisasi meningkatkan krisis air di dunia.
Jika kita menerima pandangan para pakar dan ahli, kita harus mengakui bahwa krisis air telah terjadi dan bahwa masyarakat internasional mengalami konsekuensi kuantitatif dan kualitatif. Selain memberikan penelitian ahli dan statistik yang mengkhawatirkan, laporan media juga menunjukkan krisis air.
Menurut temuan balon udara, sekelompok perempuan miskin dengan kendi di kepala mereka setiap hari menempuh perjalanan panjang untuk menemukan air dari sumber air yang jauh. Aliran kecil yang terkontaminasi mengalir di sela-sela sampah di jalan-jalan pedesaan menuju sungai untuk menambah polusi. Seorang anak kurus dan tinggal tulang belulang serta matanya terbuka memandang langit dengan ketidakpastian di buaian ibunya tengah menunggu makanan dan uluran bantuan kemanusiaan.
Tak diragukan lagi seluruh umat manusia bertanggung jawab di hadapan gambar yang mengejutkan. Media yang menyebarkan gambar ini juga bertanggung jawab atas sebagian tanggung jawab ini. Berdasarkan data dan riset yang ada, kita katakan bahwa investasi besar-besaran untuk mengelola sumber air di muka bumi dan menjamin persediaan air bersih serta untuk pengairan sawah dan mengenyangkan orang-orang lapar merupakan prioritas masyrakat dunia.
Dukungan finansial dan praktis dapat menyelamatkan mereka dan menciptakan kehidupan baru dengan syarat krisis air disikapi secara serius. Di antara dampak kuantitatif krisis air adalah munculnya konfrontasi dan sengketa akibat persaingan ketat antara pihak-pihak yang menghendaki air, timbulnya beragam kendala untuk menjamin keamanan pangan, maraknya kemiskinan dan pengangguran serta merebaknya prasangka dan kontradiksi etnis.
Di antara dampak kualitatif krisis air adalah munculnya beragam penyakit khususnya penyakit yang sulit disembuhkan (maraknya beragam kanker) akibat polusi air, ancaman kesehatan warga dan disusul dengan meningkatnya biaya pengobatan dan kesehatan, ketidakpercayaan kepada kalangan dokter dan ketidakpuasan kepada pemerintah. Hal-hal ini selain merusak investasi sosial, juga dapat memicu tensi sosial.
Sebelumnya kami katakan bahwa krisis pengelolaan air faktor penting di semakin parahnya krisis dan kelangkaan air. Sangat disayangkan harus diterima bahwa sampai saat ini kita memandang air sebagai perangkat keras dan kita menyipakinya seperti sebuah bahan, padahal air bukan sekedar bahan tapi juga berkaitan dengan isu budaya, sosial, politik dan keamanan.
Air adalah komponen yang dapat memicu krisis di kawasan itu. Misalnya, akses ke air selalu menjadi sumber kerusuhan di India. Contoh lain adalah bahwa kelompok al-Shabaab berusaha untuk mengeksploitasi manfaat dari kelompok manusia yang terkena dampak kekeringan di Somalia.

Selama dua dekade terakhir, ada banyak penelitian dan investigasi mengenai tantangan dan masalah, penyebab krisis, dampak lingkungannya, serta metode dan strategi pengelolaan sumber daya air, tetapi sedikit yang telah dilakukan mengenai implikasi sosial dari krisis ini di desa dan kota. Apakah. Dalam beberapa tahun terakhir, daerah-daerah yang terkena dampak krisis air telah diganggu oleh masalah-masalah seperti kekeringan, resesi tanah, erosi tanah, badai dan gelombang badai dan penurunan hasil pertanian.
Ada juga konsekuensi sosial dari krisis air, seperti mengosongkan pedesaan, mengintensifkan migrasi perkotaan, meningkatkan pengangguran, meningkatkan kemiskinan di daerah-daerah yang bergantung pada ekonomi pertanian, ketegangan yang timbul dari persaingan antara pemohon air, depresi dan frustrasi pedesaan, dampak negatif pada moral warga dan bahkan perceraian dan Kecanduan meningkat dan secara langsung dan tidak langsung terkait dengan dan terkena dampak krisis. Dengan kata lain, krisis air telah mempengaruhi semua aspek kehidupan dan keberadaan kita, sosial, ekonomi, politik, budaya, dan dalam interaksi dan interaksi antar individu, di tingkat mikro dan makro.
Di komunitas kecil dan lokal, masalah sosial ini dapat merusak norma dan prinsip yang berharga seperti kepercayaan, partisipasi dan kohesi sosial, serta modal budaya, dan secara bertahap menghapuskan norma dan tradisi masyarakat, dan secara bertahap menghancurkan norma dan tradisi masyarakat yang disusul dengan meningkatnya profesi palsu, tindak kriminal dan kejahatan.
Dalam masyarakat yang lebih besar, masalah sosial ini menghadapi kompleksitas yang lebih besar. Menurut aturan sosiologis, segala bentuk perubahan yang cepat dan tidak teratur dalam masyarakat dapat menyebabkan keresahan sosial. Meningkatnya migrasi penduduk pedesaan ke kota-kota, selain merusak sektor pertanian dan menghancurkan pedesaan, telah menyebabkan meningkatnya pertumbuhan urbanisasi dan suburbanisasi di kota-kota besar.
Pertumbuhan yang tidak merata ini, selain menciptakan masalah manajemen perkotaan, telah menyebabkan tingkat kesejahteraan dan keamanan sosial yang lebih rendah di wilayah metropolitan, pembagian kelas, konflik budaya, dan gangguan tatanan sosial.
Selain mengganggu sistem ekologis, kekeringan mempengaruhi sistem sosial serta modal sosial dan ketahanan masyarakat. Tantangan seperti pasokan makanan, kompensasi kekeringan kepada petani, penyediaan air minum yang aman dan sehat bagi masyarakat, dan ketidakpuasan terhadap polusi air di kota-kota akan meningkatkan biaya kesehatan dan ketidakpuasan terhadap sistem politik dan, pada akhirnya keamanan nasional akan terancam melalui krisis lingkungan ini. Pada tingkat makro, bahkan dapat menyebabkan friksi antara dua negara tentang pemanfaatan sumber daya air bersama.
Dengan kata lain, pengelolaan sumber air selain menjamin wacana teknis, peralatan atau sumber finansial, juga termasuk sistem politik sosial untuk pengambilan keputusan saat menyikapi sumber air, pengelolaannya atau mekanisme pembiayaan untuk pemanfaatannya. Di mana mekanisme teksni dan manajemen di bidang ini akan menunjukkan hasil ketika dilaksanakan dengan bertumpu pada manusia dan investasi sosial.
Sekaitan dengan ini, pembentukan jaringan sosial di masyarakat lokal, peningkatan kemampuan mereka dan pengokohan solidaritas di antara seluruh lembaga dan instansi pemerintah yang terkait dengan pengelolaan air dan sumber alam dapat menjadi solusi bagi krisis kelangkaan air dan kekeringan bagi manusia.
Keterbatasan sumber air tawar dan meningkatkan permintaan untuk sumber kehidupan ini yang tidak tergantikan dari satu sisi dan heterogenitas serta dispersi sumber air dan kebutuhan beragam masyarakat dari sisi lain, membuat isu air dan mekanisme pengelolaannya telah melampaui sisi teknis dan ekonomi. Di kondisi ini, air memiliki posisi istimewa di ekspansi sosial termasuk bidang manajemen, budaya dan bahkan politik serta keamanan dan masa depan transformasi umat manusia.
Di kondisi seperti ini pandangan komprehensif terhadap tata kelola air melalui transparansi nilai sejati air sebuah teladan yang akan terbentuk melalui pengokohan manajemen terpadu di bidang ini dan dengan memperhatikan eleman sosial, ekonomi dan budaya.
Tata kelola air berarti sistem politik, ekononomi dan administrasi pihak berwenang di manajemen sumber air dan mencakum sejumlah langkah individu dan lembaga, publik dan swasta untuk memprogram dan mengelola bersama urusan.

Dengan demikian sebelum faktor teknis dan iklim, diperlukan pengeloaan sumber air dengan bertumpu pada satu sistem politik dan sosial yang tepat untuk mengambil keputusan terkait mekanisme menghadapi sumber air, pengelolaan dan mekanisme konsumsinya.
Perubahan iklim dan pertumbuhan populasi dan perluasan industri air di satu sisi dan menipisnya sumber daya air di sisi lain telah membuat dunia sulit untuk memasok. Kita harus mengakui bahwa masalah keberlanjutan air tergantung pada adaptasi perilaku manusia terhadap siklus air.
Masyarakat manusia perlu mengembangkan kemampuan mereka untuk mengelola penggunaan air semaksimal mungkin untuk menjaga kualitas dan kuantitas air manusia yang dikonsumsi oleh generasi mendatang yang hanya memiliki akses ke sumber daya yang sama.