Apr 11, 2020 13:12 Asia/Jakarta
  • perkembangan iptek di Iran
    perkembangan iptek di Iran

Tim MRL, Universitas Azad Eslami Qazvin, Iran memenangkan lima gelar juara di berbagai kategori dalam turnamen RoboCup 2019 di Sydney, Australia.

Tim MRL Universitas Azad Qazvin dalam kategori mahasiswa dan liga sepakbola robot humanoid remaja berhasil menyabet juara pertama, dan dalam kategori “Drop in”, tim robot humanoid Universitas Azad juga menjadi juara pertama. 
 
Di liga Rescue-Simulation, dan liga robot virtual, Tim MRL Universitas Azad Qazvin meraih peringkat pertama. Pada turnamen ini, Tim Salam dari Sekolah Menengah Atas Eslam, berhasil meraih peringkat kedua untuk kategori liga robot virtual.
 
Tim MRL, Universitas Azad Qazvin juga meraih peringkat ketiga dalam kategori Soccer Small-Size, sementara di liga robot industri dan liga teknis, Tim MRL Iran meraih juara pertama. 
 
Di sisi lain di kategori pelajar liga Rescue Line, Tim Kavoush dari Sekolah Menengah Atas Danesh, merebut gelar juara pertama, dan terpilih sebagai tim dengan kerja sama terbaik. Dalam kategori yang sama di liga sepakbola humanoid dua dimensi, tim dari Sekolah Menengah Atas Energi Atom, meraih peringkat ketiga.
 
----
 
Para peneliti di Universitas Shahid Madani, Azerbaijan, dan Universitas Zanjan Iran, berhasil melakukan sintetisasi pada nanokomposit tiga bagian yang dapat mengukur dengan kecepatan dan ketepatan tinggi, kadar obat Codeine dan Morfin dalam sampel darah dan urin. 
 
Dewasa ini, ragam penyakit dan insiden yang menyebabkan nyeri akibat insiden tersebut, telah meningkatkan konsumsi obat penghilang rasa nyeri. Oleh karena itu pengukuran dosis jenis obat ini pada tubuh dengan maksud mengontrol konsumsi obat tersebut menjadi sangat penting. 
 
Di sisi lain, beberapa jenis obat anti-nyeri dimasukkan ke dalam kategori obat terlarang atau narkotika yang identifikasinya dari sisi keamanan juga sangat urgen. Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi nano telah membantu membuka banyak hal di bidang ini.
 
Menurut salah seorang dosen kimia analisis di Universitas Azerbaijan, penggunaan alat Mass Spectrometry merupakan metode yang mahal untuk mendeteksi obat anti-nyeri jenis Morfin dan Codeine. 
 
Karena harga alat Mass Spectrometry yang mahal, maka dalam penelitian ini dilakukan sintetisasi pada sebuah nanokomposit tiga bagian, dan digunakan untuk memisahkan serta menjalankan proses prakonsentrasi morfin dan codeine secara bersamaan, sebagai upaya untuk menjadikan metode Kromatografi cair sebagai alternatif pengganti metode Mass Spectrometry, dengan meningkatkan akurasi dan kecepatannya dengan Ultraviolet Detector. 
 
Sampel-sampel biologis termasuk sampel urin atau darah memiliki struktur yang rumit, dan mengandung berbagai jenis senyawa organik dan mineral di dalamnya. Oleh karena itu, deteksi senyawa anti-nyeri di antara banyaknya senyawa berbeda merupakan pekerjaan yang sangat rumit, dan teknologi nano cukup membantu dalam hal ini. Hasil penelitian ini dimuat dalam jurnal ilmiah Journal of Chromatography A.
 
----
 
Solar Foods

 

Sebuah perusahaan asal Finlandia yang berbasis di Helsinki, Solar Foods menciptakan makanan menggunakan listrik, air dan udara. Proses pembuatan makanan ini mirip dengan pembuatan bir. 

 
Mikroba hidup dimasukkan ke dalam cairan dan diberi makan dengan karbon dioksida dan gelembung hidrogen yang telah dilepaskan dari air melalui aplikasi listrik. Mikroba menciptakan protein, yang kemudian dikeringkan untuk membuat serbuk makanan.
 
Menurut kepala eksekutif perusahaan ini, Dr. Pasi Vainikka, perusahaannya sukses menciptakan metode netral karbon untuk memproduksi sumber protein yang sepenuhnya alami tanpa membuang tanah atau air.
 
“Ini adalah jenis makanan yang benar-benar baru, jenis protein baru, berbeda dengan semua makanan yang ada di pasaran saat ini dilihat dari cara produksinya karena tidak memerlukan pertanian atau akuakultur," katanya.
 
Vainikka mengatakan serbuk itu bisa dibuat menjadi bahan seperti bahan apa pun dalam makanan, atau mungkin untuk membuat serat yang menyerupai daging atau roti.
 
Solar Foods bekerjasama dengan VTT Technical Research Center Finlandia, dan Lappeenranta University of Technology, akan mengajukan permohonan ke Uni Eropa untuk mendapatkan lisensi makanan baru ini hingga akhir tahun 2019, sebelum memulai produksi massal untuk komersil pada tahun 2021.[]