Apr 21, 2020 16:43 Asia/Jakarta

Sebuah laporan menyebutkan bahwa virus Corona, COVID-19, diduga juga menyerang otak manusia, namun belum jelas bagaimana virus ini bisa menyerang otak manusia, karena masih diperlukan penelitian lebih lanjut. Hal itu dapat dilihat dari beberapa kasus yang dialami pasien COVID-19.

Menurut para dokter, pasien COVID-19 mulai mengalami gejala yang sama sekali berbeda, beberapa diantaranya mengalamai disorientasi, sakit kepala, kelelahan, dan gejala lainnya yang mungkin disebabkan oleh peradangan otak.

Hingga sekarang, masih belum diketahui apakah kondisi itu dikarenakan COVID-19 yang menyerang langsung ke otak atau hanya efek dari sistem pernapasan yang tidak dapat memberikan oksigen ke otak karena pengaruh virus tersebut.

"Sangat sulit untuk mendeteksi keduanya," kata Chethan Rao, MD, seorang profesor neurologi dan bedah saraf di Baylor College of Medicine Medical Center bulan lalu.

Dia mencurigai kedua faktor tersebut saling berhubungan, dan berbagai hal dapat memperburuknya dalam waktu singkat.

Kemungkinan bahwa COVID-19 menyerang otak secara langsung muncul kembali pada akhir Februari dalam sebuah studi di Wuhan, Cina.

Pada bulan Maret, para peneliti membuat sebuah Journal of Medical Virology, yang menyatakan bahwa COVID-19 tidak selalu menyerang saluran pernapasan namun juga dapat menyerang sistem saraf pusat dan menginduksi penyakit neurologis.

Pada 31 Maret 2020 dalam Jurnal Radiologi, Henry Ford Health System di Detroit menyimpulkan, karena jumlah pasien COVID-19 yang terus meningkat di seluruh dunia, maka para dokter dan ahli radiologi harus mengawasi kemungkinan tersebut di setiap pasien virus ini, tanpa terkecuali.

Pada 31 Maret dalam Jurnal Radiologi, Henry Ford Health System di Detroit menyimpulkan, karena jumlah pasien COVID-19 yang terus meingkat di seluruh dunia, maka para dokter dan ahli radiologi harus mengawasi kemungkinan tersebut di setiap pasien Covid-19, tanpa terkecuali

Seorang ahli onkologi dan spesialis penyakit menular di College of Osteopathic Medicine di Michigan State University, bernama Peter Gulick mengatakan bahwa COVID-19 belum tentu menjadi penyebab peradangan otak. meskipun beberapa jenis corona lainnya dapat menyebabkan hal tersebut, sehingga masih diperlukan penelitian lebih lanjut.

Virus Corona telah menyebar ke lebih dari 111 negara dan jumlah korban jiwa akibat virus ini di seluruh dunia hingga Selasa (21/4/2020) pagi telah mencapai 170.182 orang.

Lebih dari 2.477.752 orang terinfeksi COVID-19 dan 646.321 dari mereka telah sembuh. Covid-19 ditemukan pertama kali pada Desember 2019 di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina.

Amerika Serikat berada di urutan pertama yang memiliki kasus terbanyak terkait dengan virus Corona. 787.370 warga Amerika terinfeksi COVID-19, dan 42.335 dari mereka meninggal dunia.

Spanyol berada di urutan kedua. 200.210 warga negara ini tertular COVID-19, dan 20.852 dari mereka meninggal dunia. Negara berikutnya adalah Italia. 181.228 warga negara ini terinfeksi virus Corona dan 24.114 dari mereka meninggal dunia.

Negara-negara berikutnya yang memiliki kasus terbanyak COVID-19 adalah Prancis, Jerman, Inggris, Turki, Cina, dan Iran. (RA)

Tags