Apr 27, 2020 09:21 Asia/Jakarta
  • Lintasan Sejarah 27 April 2020

Syaikh Mufid Wafat

1028 tahun yang lalu, tanggal 3 Ramadhan 413 HQ, Muhammad bin Nu'man yang dikenal dengan nama Syaikh Mufid, seorang ulama besar Islam, meninggal dunia.

 

Syaikh Mufid merupakan ulama terkemuka di bidang fiqih, ushul fiqih, teologi, hadis, dan sejarah al-Quran. Beliau dianggap sebagai pengembang ilmu teologi, karena telah membahas masalah-masalah teologi dengan metode pendekatan logika.

 

Syaikh Mufid sering hadir dalam majelis-majelis ilmu dan menjelaskan masalah fiqih kepada penganut berbagai mazhab dengan penjelasan yang tak terbantahkan. Karena besarnya manfaat dari majelis-majelis kelimuannya itulah Muhammad Nu'man dijuluki Syaikh Mufid.

 

Karya-karya Syaikh Mufid mencapai 200 jilid buku, di antaranya berjudul "al-Kalam fi Dalail al-Quran", "al-Arkan", dan "Kasyfus-Sarair".

Muhammad bin Nu'man yang dikenal dengan nama Syaikh Mufid.

Jenderal Abdul Qadir lakukan Kudeta di Afganistan

 

42 tahun yang lalu, tanggal 27 April 1978, Jenderal Abdul Qadir melakukan kudeta di Afganistan.

 

Dengan membunuh Presiden Daud Khan, Sang Jenderal mengantarkan Nur Muhammad Taraki, pemimpin Partai Demokratik Rakyat Afganistan, ke tampuk kekuasaan. Tak lama setelah itu kudeta terjadi kembali dan Taraki digulingkan oleh Hafizullah Amin yang lantas menobatkan diri sebagai pemimpin negara itu.

 

Kekacauan demi kekacauan terus melanda Afganistan hingga Amin pun harus lengser lewat kudeta yang dipimpin oleh Babrak Karmal, pemimpin Partai Demokratik rakyat Afganistan yang berhaluan Marxis, atau yang dikenal dengan nama Parcham. Amin tewas dalam kudeta tersebut.

 

Berbekal dukungan Uni Soviet sebagai super power kala itu, Babrak Karmal bertengger di pucuk kekuasaan dari tahun 1979 sampai 1989. Tahun 1989 ia disingkirkan dari kepemimpinan partai dan kekuasaannya pun beralih ke tangan Afganistan 15 Februari 1989, gerilyawan Mujahidin meningkatkan perlawanan bersenjatanya melawan kekuasaan Najibullah. Maret 1992, rezim Najibullah tumbang dan kekuasaan jatuh ke tangah Mujahidin.

Iran dan Arab Saudi.

Amerika Perintah Saudi Putuskan Hubungan dengan Iran

 

32 tahun yang lalu, tanggal 8 Ordibehesht 1367 HS, Amerika perintah Arab Saudi agar memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran.

 

Pasca pembantaian para jamaah haji Iran oleh rezim Al Saud pada 9 Mordad 1366 dan terjadinya peristiwa Jumat Berdarah Mekah, hubungan Iran dan Arab Saudi berada pada tingkat paling rendah.

 

Jumlah diplomat Iran yang berada di Arab Saudi sangat sedikit, sementara anggota kedutaan besar Saudi di Iran sudah sejak lama meninggalkan Tehran. Akhirnya, hubungan politik kedua negara benar-benar terputus pada 8 Ordibehesht 1367 Hs, bahkan pengiriman jamaah haji ke Mekah dan Madinah terputus untuk beberapa tahun.

 

Langkah Arab Saudi memutuskan hubungannya dengan Iran dalam rangka menyelaraskan kebijakan rezim ini dengan Amerika dan untuk menyimpangkan opini Muslimin di dunia. Amerika berharap umat Islam sedunia memahami bahwa Iran menolak untuk mengirimkan jamaah hajinya melakukan ibadah di musim haji tahun 1367.