May 07, 2020 09:43 Asia/Jakarta
  • 7 Mei 2020
    7 Mei 2020

Hari ini, Kamis tanggal 7 Mei 2020 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 13 Ramadhan 1441 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 18 Ordibehesht 1399 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari ini di tahun-tahun yang lampau.

Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafi Mati

1346 tahun yang lalu, tanggal 13 Ramadan 95 HQ, Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqafi, seorang pejabat negara yang kejam dan haus darah pada masa pemerintahaan Bani Umayah meninggal dunia.

Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqafi,

Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqafi menduduki jabatan tinggi pada masa Khalifah Abdul Malik Marwan dan Hisham Marwan. Selama masa kekuasaannya itu, Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqafi melakukan pembunuhan berdarah dingin terhadap para pendukung Imam Ali as dan keluarga Nabi Muhammad Saw.

Sebagian sejarawan menyebut jumlah orang yang dibunuh oleh Hajjaj mencapai 120.000 orang. Di antara kejahatan besar Hajjaj yang lain adalah serangan ke Mekah dan perusakan Ka'bah. Di akhir usianya, Hajjaj mengalami gangguan jiwa. Jenazahnya dikuburkan secara diam-diam untuk menghindari kemarahan rakyat banyak.

Penandatanganan Perjanjian Roem-Roijen

71 tahun yang lalu, tanggal 7 Mei 1949, pihak Indonesia dan Belanda menandatangani perjanjian Roem-Roijen.

Lambang Republik Indonesia

Perjanjian Roem-Roijen (Perjanjian Roem-Van Roijen) adalah sebuah perjanjian antara Indonesia dengan Belanda yang dimulai pada tanggal 14 April 1949 dan akhirnya ditandatangani pada tanggal 7 Mei 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta. Namanya diambil dari kedua pemimpin delegasi, Mohammad Roem dan Herman van Roijen.

Maksud pertemuan ini adalah untuk menyelesaikan beberapa masalah mengenai kemerdekaan Indonesia sebelum Konferensi Meja Bundar di Den Haag pada tahun yang sama. Perjanjian ini sangat alot sehingga memerlukan kehadiran Bung Hatta dari pengasingan di Bangka, juga Sri Sultan Hamengkubuwono IX dari Yogyakarta untuk mempertegas sikap Sri Sultan HB IX terhadap Pemerintahan Republik Indonesia di Yogyakarta, dimana Sultan Hamengku Buwono IX mengatakan “Jogjakarta is de Republiek Indonesie” (Yogyakarta adalah Republik Indonesia).

Pembebasan Kota Hoveyzeh dari Pasukan Baath, Irak

38 tahun yang lalu, tanggal 18 Ordibehesht 1361 HS, kota Hoveyzeh berhasil dibebaskan dari pendudukan rezim Baath, Irak.

Operasi pembebasan kota Hoveyzeh

Dalam operasi militer Baitul Moghaddas, para pejuang Islam Iran semakin mendekati perbatasan internasional dan merangsek ke depan hingga berada hanya 17 kilometer dari garis perbatasan. Kota Hoveyzeh yang diduduki pasukan Baath, Irak sejak bulan-bulan pertama perang mulai dikepung pasukan Iran. Sekalipun musuh berusaha matian-matian mempertahankan kota ini, tapi ketika kepungan semakin diperketat, pasukan Irak melihat mereka dalam kondisi terancam, akhirnya mereka memilih untuk meninggalkan kota ini dan mundur dari sana.

Tanggal 18 Ordibehesht 1361 HS, para pejuang Islam Iran berhasil menduduki kota yang telah menjadi puing-puing akibat perang hebat. Tapi mereka tidak berhenti hanya membebaskan kota ini dan berusaha mengejar pasukan Baath Irak.

Menyusul publikasi pembebasan kota Hoveyzeh, para pemimpin Baath tetap menyatakan bahwa keluar dari Hoveyzeh masih termasuk kemenangan mereka dan menilai itu sebagai taktik perangnya.