May 10, 2020 10:34 Asia/Jakarta
  • Lintasan Sejarah 10 Mei 2020
    Lintasan Sejarah 10 Mei 2020

Hari ini, Ahad tanggal 10 Mei 2020 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 16 Ramadhan 1441 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 21 Ordibehesht 1399 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa

Dimulainya Perang Qadisiyah antara Pasukan Islam dan Persia

1427 tahun yang lalu, tanggal 16 Ramadan 14 HQ, dimulai perang Qadisiyah antara pasukan Islam dan Persia.

Sebagai kelanjutan dari perang-perang yang terjadi di permulaan Islam, Khalifah Kedua menugaskan Saad bin Abi Waqqas untuk menguasai imperium Persia. Sementara dari Yazgerd III, Raja Sasanian menunjuk Farrokhzad sebagai komandan perangnya.

Image Caption

Setelah melakukan perundingan pertama, Saad bin Abi Waqqas mengusulkan agar Persia menerima Islam atau membayar jizyah, tapi pasukan Persia memilih untuk berperang. Akhirnya perang terjadi antara kedua pihak di daerah Qadisiyah, Irak.

Berperang selama beberapa hari membuat pasukan Persia mulai terlihat lemah dan akhirnya mengakui kekelahan. Kemenangan ini berujung pada pembukaan kota Qadisiyah dan sampainya pasukan Islam ke tepi pantai barat Sungai Dajlah menghadap Eyvan Madain, jatuhnya ibukota dan punahnya pemerintahan Sasanian.

Eropa Barat Resmi Gabung AS Embargo Iran

40 tahun yang lalu, tanggal 21 Ordibehesht 1359 HS, Eropa Barat resmi bergabung dengan Amerika mengembargo Iran.

Menyusul peristiwa penaklukan markas spionase Amerika (Kedubes AS) oleh para mahasiswa pengikut garis Imam (Daneshjouyan Peiruve Khatte Imam) pada 13 Aban 1358 Hs dan setelah gagalnya proyek embargo ekonomi Iran oleh PBB akibat veto satu dari anggota Dewan Keamanan PBB, sebagian negara Eropa memutuskan untuk membatalkan penandatanganan kontrak baru dengan Republik Islam dan dengan sikapnya ini mereka secara resmi mengikuti politik Amerika mengembargo Iran. Keputusan ini dilakukan dalam kondisi dimana pasar bersama Eropa melakukan hal ini secara simbolik dan telah dipolitisasi hanya ingin mendukung Amerika dan mengecam masalah penyanderaan di Kedubes AS. Selain itu, pasar bersama Eropa juga tidak mendominasi ekonomi dunia dan Iran.

Image Caption

Dengan demikian, setelah berakhirnya ultimatum pembebasan para sandera dan tidak terselesaikannya masalah ini, masyarakat ekonomi Eropa secara resmi pada 21 Ordibehesht 1359 Hs mengumumkan embargo ekonomi terhadap Iran. Tujuan keputusan ini seperti yang disebutkan dalam pernyataan bersama konferensi 9 negara Eropa hanya ingin mempercepat pembebasan para sandera. Tapi dengan semakin meluasnya aksi embargo ini oleh negara-negara Barat, kondisi ekonomi negara-negara Eropa ini juga memburuk.

Selama delapan tahun Perang Pertahanan Suci, Amerika dan negara-negara pasar bersama Eropa semakin mempersempit tekanannya terhadap Iran dan menolak untuk melakukan transaksi langsung dengan Iran. Bahkan dalam beberapa kasus, mereka menolak untuk menjual dan mengirimkan obat-obatan yang dibutuhkan Iran. Sementara pada saat yang sama, mereka memberikan senjata paling modern dan senjata kimia kepada rezim Baath Irak guna memprovokasi rezim ini melanjutkan perang.

Akan tetapi secara bertahap negara-negara Eropa memahami bahwa tekanan Amerika terhadap Iran bukan hanya tidak bermanfaat bagi mereka, tapi kepentingan nasional mereka sudah dikorbankan arogansi Amerika.

90 Anggota keluarga Al-Hakim Ditangkap

37 tahun yang lalu, tanggal 10 Mei tahun 1983, Rezim Ba'ath Irak pimpinan diktator Saddam Husein menangkap 90 orang keluarga Ayatullah al-Hakim, ulama paling berpengaruh di Irak pada zamannya.

10 orang di antara mereka kemudian dijatuhi hukuman mati. Ayatullah al-Hakim sendiri wafat pada tahun 1969. Akan tetapi, keluarga Al-Hakim yang sejak beberapa dekade dikenal sebagai keluarga ulama sekaligus pejuang selalu saja melahirkan pemimpin-pemimpin kharismatik yagn sangat dihormati rakyat Irak.

Posisi Kharismatik keluarga tersebut di tengah masyarakat Irak menimbulkan kekhawatiran Rezim Ba'ath yang merasa terancam kekuasaannya. Untuk itu, Saddam tidak pernah berhenti melakukan represi terhadap keluarga besar al-Hakim dengan cara menteror, menangkapi, bahkan membunuhnya.