May 13, 2020 14:22 Asia/Jakarta
  • Rahbar
    Rahbar

Di hari ke-16 bulan suci Ramadhan, Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei dalam sebuah pidatonya memuji rakyat negara ini yang konsisten melawan peristiwa beberapa bulan terakhir.

Seiring dengan pandemi Corona masuk ke Iran, Ayatullah Khamenei membatalkan seluruh pertemuan langsung demi menjaga anjuran kesehatan. Melalui komunikasi video dengan Badan Penanganan Nasional Covid-19 di Iran, pertama-tama Rahbar mengucapkan bela sungkawa kepada mereka yang terkena musibah ini dan mereka yang kehilangan orang yang dicintai akibat Croona. Rahbar juga mendoakan mereka yang terinfeksi Corona segera mendapat kesembuhan.

Ayatullah Khamenei dalam pertemuan ini menyebut kinerja bangsa dan pejabat dalam berbagai dimensi dari sosial dan budaya, medis dan kesehatan, akademis, manajerial dan layanan sebagai gerakan jihad yang agung dan membanggakan.

"Di bidang pengobatan dan semua jenis layanan medis, pencegahan, penyaringan data, serta kesehatan lingkungan dan pusat-pusat publik merupakan pekerjaan besar yang layak diapresiasi," ujar Rahbar Minggu pagi.

Para pemuda Iran di kondisi sulit ini juga bergerak. Mereka menjadikan masjid sebagai pangkalan untuk mempersiapkan masker dan peralatan medis. Indahnya lagi, setelah tercapai swasembada di bidang ini, masjid di bulan suci Ramadhan menjadi tempat untuk mempersiapkan makanan bagi mereka yang membutuhkan dan korban wabah Corona.

Ayatullah Khamenei menyebut kewaspadaan cepat dan terorganisir di level nasional yang mayoritasnya dilakukan secara ikhlas dan gratis sebagai sebuah kehormatan dan tindakan yang mencengangkan. Hal ini pantas untuk disyukuri. Rahbar menyatakan, "Pelayanan besar ini yang dilakukan masyarakat di masjid-masjid sebuah pekerjaan besar dan tidak mungkin terjadi tanpa kehendak dan kekuatan Ilahi. Masyarakat seperti ini siap terlibat di lapangan. Di samping mereka ada sukarelawan ...mereka bersedia untuk mengkafani dan mengebumikan korban. Ini sebuah pekerjaan sulit. Khususnya sebagian mengusulkan untuk menguburkan korban tanpa dikafani dan dimandikan. Saat itu, ada sebagian orang yang siap untuk melakukan pekerjaan besar, sulit dan berbahaya ini. Selain itu, di bidang sains dan riset di berbagai pusat universitas dan di sejumlah perusahaan berbasis pengetahuan untuk mendeteksi virus."

Perjuangan tim medis Iran di bidang manajeman dan perencanaan melawan Corona, sebuah langkah yang dibarengi dengan pengorbanan yang mendapat apresiasi publik. Ayatullah Khamenei seraya mengsyarakat masalah ini mengatakan, "Staf Kemenkes sejatinya bertindak sangat baik dalam memprogram dan mengendalikan berbagai hal. Mereka kebanggaan nasional, mereka benar-benar kebanggaan  dan juga menunjukkan manifestasi budaya Islam dan revolusi. Manuver umum ini digelar di berbagai sektor. Di banyak kasus benar-benar sebuah pekerjaan Islami dan Ilahi. Kebanggaan ini harus dicatat dan harus terus eksis. Semangat para aktivis ini sama dengan semangat di era perang pertahanan suci, yakni siapa saja yang menyaksikan mereka dari dekat akan mengatakan bahwa aroma wangi pelayanan di era pertahanan suci juga dirasakan di sini."

Ayatullah Khamenei menyebut salah satu sisi terbaik jihad agung ini adalah ketenangan dan tidak tergesa-gesa yang ditunjukkan bangsa Iran dengan indah. Beliau mengingatkan, ketika insiden seperti ini terjadi maka wajar jika ada kekhawatiran akan biaya hidup dan isu-isu umum. Di negara lain terjadi aksi penyerbuan ke supermarket dan aksi memborong serta menimbun makanan di rumah, namun di Iran hal ini tidak terjadi dan rakyat tenang dan sabar serta tidak tergesa-gesa. Ini sangat penting.

Sisi lain yang penting menurut Rahbar adalah peran keluarga dan keberadaan anggota keluarga selama periode karantina rumah. Di negara yang mana keluarga tidak memiliki makna yang benar, karantina rumah tidak terjadi seperti seharusnya atau paling tidak dalam bentuk yang dapat diterima. Di Iran seluruh anggota berkumpul, khususnya harus mengandalkan peran perempuan di keluarga dan banyak pengaruh yang diperankan oleh perempuan melalui kesabaran dan upaya tak kenal lelahnya.

Rahbar di bagian lain pidatonya mengisyaratkan kegagalan Barat dan kebudayaannya dalam melawan wabah Corona. Barat dan orang yang kebarat-baratan tidak bersedia menyaksikan kegagalan ini, tapi berbagai dimensi kelamahan Barat harus dipelajari dan dijelaskan, karena pemilihan opsi-opsi penting bagi bangsa-bangsa dunia tergantung pada kesadaran ini.

Sehubungan dengan kegagalan sistem manajemen negara Barat, Rahbar menjelaskan, penyebaran Virus Corona di Amerika dan Eropa terjadi belakangan setelah negara lain, artinya negara-negara ini punya kesempatan untuk bersiap menghadapi virus ini, tapi mereka tidak mampu membuktikan kehebatan sistem manajemennya, tampak pada tingginya angka warga yang tertular dan meninggal di Amerika dan beberapa negara Eropa karena Corona, dan berbagai permasalahan yang menimpa masyarakat di negara-negara itu seperti pengangguran.

Menurut Ayatullah Khamenei, falsafah sosial Barat juga gagal dalam menghadapi Virus Corona. Semangat dan kandungan falsafah sosial di Barat berlandaskan materialisme dan uang, oleh karena itu mereka di Barat tidak memperhatikan orang lanjut usia, orang sakit, orang yang tak punya uang, dan orang terbelakang. Karena lapisan masyarakat ini tidak punya kemampuan menghasilkan uang, dan materi, maka dari itu banyak orang meninggal di panti jompo, dan realitas ini menjadi bukti nyata kegagalan falsafah sosial Barat.

Rahbar juga menyinggung kegagalan di bidang moral publik Barat, yang tampak dalam sejumlah kasus seperti orang-orang yang menggeruduk toko-toko. Warga Barat, katanya, dengan semua klaimnya dalam hal ini, juga gagal, dan kenyataan ini harus dijelaskan pada masyarakat dunia.

Seiring dengan merebaknya wabah Corona di negara-negara Eropa, berbagai laporan media dunia menunjukkan aksi kerusuhan, bentrokan dan instabilitas di negara tersebut. Mengingat individualisme di masyakarat Barat, kita menyaksikan citra yang menyakitkan. Rahbar mengatakan, "Mereka juga gagal menunjukkan moral umum yakni dengan seluruh klaim dan sebagian orang yang kebarat-baratan serta di luar negara Barat –yang patut disesalkan juga ada di negara kita- dan mereka berlebih-lebihan di isu moral, kali ini pun mereka juga gagal.. contohnya dapat kalian seksikan di aksi perampokan toko-toko. Presiden kepada Saya mengatakan bahwa di salah satu negara Eropa, namanya tidak akan saya sebutkan, di pagi hari truk tiba di depan toko dengan membawa barang dan satu jam kemudian toko tersebut kosong. Masyarakat menyerbu toko dan pusat perbelanjaan dan memborong barang. Ke mana mereka membawa barang tersebut? Mereka menimbunnya di gudang dan menjauhkannya dari akses masyarakat lainnya. Sebuah kegagalan moral, ini sebuah pertunjukan negatif akhlak sosial."

Salah satu yang mendapat sorotan selama isu Corona adalah ditutupnya tempat-tempat ibadah dan ziarah seperti masjid dan huseiniyah di Iran serta pemberlakuan jarak sosial dan mencegah mata rantai penyebaran Corona. Masalah ini meski membuat orang mukmin merindukan masjid khususnya selama bulan suci Ramadhan, namun ini menunjukkan dengan indah keselarasan ilmu pengetahuan dan agama.

Perhatian besar agama terhadap kesehatan manusia sangat besar, bahkan jika diperlukan berbagai ritual keagamaan dapat ditangguhkan. Rahbar mengatakan, "Terkait masalah ritual ibadah, doa dan shalat, Saya tidak memberi usulan apapun kepada Badan Penanggulangan Wabah Corona soal masjid  dan tempat ibadah, yakni Saya mengikuti pendapat para pakar dan identifikasi badan ini. Tapi Saya ini katakan bahwa masalah doa dan ibadah khususnya di bulan Ramadhan terlebih di malam lailatul qadar yang akan datang, sebuah kebutuhan pasti dan mendasar masyarakat. Kebutuhan ini dari satu sisi tidak berbeda dengan kebutuhan materi, bahkan sekilas lebih unggul dari kebutuhan materi masyarakat. Masyarakat membutuhkan untuk meningkatkan kedekatannya dengan Tuhan dan memohon kepada-Nya khususnya di masalah penting. Harus dipikirkan untuk masalah ini. Saya bahkan percaya bahwa jika aturan ketat diberlakukan, orang-orang beriman kami dan masjid kami akan mengikuti aturan lebih dari siapa pun."

Rahbar seraya mengisyaratkan Syahid Avini dengan bahasa indah dan mudah menjelaskan perincian peristiwa pertahanan suci, berharap ada orang-orang yang mampu mengisahkan jihad agung ini.