May 19, 2020 10:37 Asia/Jakarta
  • 18 Mei 2020
    18 Mei 2020

Hari ini, Senin tanggal 18 Mei 2020 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 24 Ramadhan 1441 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 29 Ordibehesht 1399 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari ini di tahun-tahun yang lampau.

Quthbuddin Shirazi Wafat

731 tahun yang lalu, tanggal 24 Ramadan 710 HQ, Quthbuddin Shirazi, dokter, ahli matematika, fisikawan, astronom, dan filsuf besar Iran, meninggal dunia di kota Tabriz.

Quthbuddin Shirazi adalah salah satu murid Nashiruddin Thusi, ulama terkemuka pada zaman itu. Quthbuddin adalah orang pertama yang meneliti fenomena pembentukan pelangi dan berhasil menemukan penafsiran ilmiah atas fenomena tersebut.

Quthbuddin Shirazi juga aktif sebagai dokter dan bertahun-tahun bekerja di rumah sakit Shiraz, Iran selatan. Dia banyak menulis buku di bidang kedokteran, hikmah, matematika, dan astronomi . Di antara karya-karyanya adalah buku berjudul Penjelasan Atas Buku "Qaanun" Ibnu Sina  dan Observasi Akhir dalam Astronomi.

Hari Museum Internasional

42 tahun yang lalu, tanggal 18 Mei tahun 1978, untuk pertama kalinya, diperingati Hari Museum Internasional.

Penetapan hari ini merupakan isi resolusi yang dikeluarkan International Council of Museums atau Dewan Museum Internasional dalam sidangnya ke-12 di Moskow, tanggal 28 Mei 1977.

Menurut resolusi tersebut, penetapan Hari Museum Internasional bertujuan untuk lebih menarik perhatian masyarakat terhadap aktivitas museum sebagai alat pertukaran dan pengayaan budaya serta untuk membangun pemahaman dan perdamaian di antara masyarakat dunia.

Allamah Mohammad Taqi Shoshtari Wafat

25 tahun yang lalu, tanggal 29 Ordibehesht 1374 HS, Allamah Mohammad Taqi Shoshtari meninggal dunia di usia 93 tahun dan dikuburkan di kota Shostar.

Sejarah

Allamah Sheikh Mohammad Taqi Shoshtari, anak Sheikh Mohammad Kazem lahir keluarga ulama pada 1281 Hs di kota Najaf, Irak. Pada usia 7 tahun beliau pergi ke kota Shoshtar dan setelah menyelesaikan pendidikan dasar agamanya, Allamah Taqi Shostari belajar kepada Sayid Ali Asghar Hakim, Sayid Mahdi Al Tayyib dan Sayid Mohammad Taqi Sheikh al-Islam, sehingga mencapai derajat ijtihad.

Allamah Shoshtari tidak mampu menghadapi kezaliman pemerintahan Reza Khan Pahlevi dan pada tahun 1314 Hs beliau kembali ke Najaf, hingga lengsernya Reza Khan Pahlevi.

Kehidupan Allamah Shoshtari sangat sederhana dan lebih banyak diisi dengan mengkaji, mengajar dan menulis, di samping beribadah. Beliau sangat dikenal dengan akhlaknya yang mulia.

Beliau banyak meninggalkan karya tulis yang menunjukkan kedalaman ilmunya seperti Qamus ar-Rijal fi Tahqiq Ruwat al-Syiah wa Muhadditsihim dalam 14 jilid, Bahj al-Shibaghah fi Syarh Nahjul Balaghah dalam 14 jilid yang ditulis beliau selama 50 tahun, an-Naj'ah fi Syarh al-Lum'ah dalam 11 jilid, al-Arba'una Haditsan, Qadhau Amiril Mukminin Ali bin Abi Thalib as dan lain-lain.