Lintasan Sejarah 22 Mei 2020
Hari ini, Jumat tanggal 22 Mei 2020 yang bertepatan dengan penanggalan Islam 28 Ramadhan 1441 Hijriah Qamariah. Sementara menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 2 Khordad 1399 Hijriah Syamsiah. Berikut ini peristiwa bersejarah yang terjadi di hari ini di tahun-tahun yang lampau.
Abu Mash’ar Balkhi Wafat
1169 tahun yang lalu, tanggal 28 Ramadan 272 HQ, Abu Mash'ar Balkhi, ahli astronomi dan ahli ilmu hadis asal Iran, meninggal dunia .
Abu Mash'ar pada awal abad ke-3 Hijriah pergi ke Bagdad untuk mempelajari ilmu astronomi dan di sana ia mempelajari berbagai sumber ilmu dalam bahasa Yunani, Suryani, India, dan Arab.
Dalam pandangan Abu Mash'ar, segala fenomena di alam ini, termasuk astronomi, bersumber dari Tuhan. Di antara karya-karya Abu Mash'ar berjudul "al-Madkhal al-Kabir" dan "al-Mawalid as-Shagirah".
Yaman Bersatu
30 tahun yang lalu, tanggal 22 Mei 1990, dideklarasikanlah Republik Yaman yang merupakan persatuan dari Republik Arab Yaman dan Republik Rakyat Demokratik Yaman.
Mantan Presiden Republik Arab Yaman, Ali Abdullah Saleh menjadi presiden di negara baru ini sedangkan mantan presiden Republik Rakyat Demokratik Yaman, Ali Salim l-Bidh, diangkat sebagai wakil presiden. Yaman adalah salah satu pusat peradaban tertua di Timur Dekat. Pada abad ke-7, Yaman dikuasai oleh kekhalifahan Islam.
Pada abad ke-19, Yaman utara dikuasai oleh Imperium Ottoman sedangkan Yaman Selatan dikuasai oleh Inggris. Setelah merdeka dari penjajahan, masing-masing wilayah mendirikan negara terpisah. Yaman utara menjadi Republik Arab Yaman sedangkan Yaman selatan yang dikuasai kaum marxis mendirikan negara Republik Demokratik Rakyat Yaman.
Sejak tahun 1972, pemerintah kedua negara itu mulai membicarakan kemungkinan disatukannya kembali negara Yaman, namun baru terwujud 18 tahun kemudian.
Pemilu Presiden Iran Periode Ketujuh
23 tahun yang lalu, tanggal 2 Khordad 1376 HS, diselenggarakan periode ketujuh pemilu presiden Republik Islam Iran.
Pemilu pilpres ini tidak hanya penting bagi rakyat Iran, tapi juga menjadi perhatian serius di tingkat internasional sebagai peristiwa politik dan sosial penting yang terjadi di Iran setiap empat tahun sekali. Alasan utama perhatian masyarakat internasional terkait pemilu ini berpulang pada kenyataan bahwa mereka tidak menyangka rakyat Iran akan berpartisipasi secara luas dalam pemilu ini.
Dalam periode pilpres ini, Hujjatul Islam Sayid Mohammad Khatami meraih suara terbanyak dengan 20 juta suara dari hampir 30 juta suara sah dan terpilih sebagai Presiden Republik Islam Iran ke-5 Iran.
Banyak pendapat terkait partisipasi luas rakyat Iran dalam pemilu presiden ketujuh ini, tapi menurut bangsa Iran, kehadiran rakyat Iran adalah menyambut seruan Wali Faqih, Sayid Ali Khamenei. Sejatinya, rakyat Iran sebelum memilih calon presidennya, mereka telah terlebih dahulu menyatakan kesetiaannya kepada Republik Islam Iran.