Perkembangan Iptek di Iran dan Dunia (141)
Jul 22, 2020 18:48 Asia/Jakarta
-
kemajuan iptek di Iran
Tim ShadX dari Fakultas Teknik Dirgantara, Universitas Teknologi Sharif, Tehran setelah berjuang selama 9 bulan akhirnya berhasil menduduki peringkat pertama dalam kompetisi internasional desain pesawat untuk kategori tim pasca sarjana yang digelar oleh American Institute of Aeronautics and Astronautics, AIAA.
Tahun 2019 adalah tahun ketiga tim Universitas Teknologi Sharif, Iran meraih peringkat di kompetisi ini, dan untuk pertama kalinya juga tim mahasiswa universitas ini berhasil menduduki peringkat pertama di tiga laga yang dipertandingkan dalam kompetisi ini. Tim Universitas Teknologi Sharif mengirim karya desain mereka yang diberi judul Speritcho yang dalam bahasan Kerman bermakna burung walet.
Selain itu, Mina Fathi yang turun di kelas tunggal dalam kompetisi ini berhasil meraih juara pertama di pertandingan Undergraduate Individual Aircraft Design. Di antara semua peserta, tim Faras karena tidak memungkinkan untuk datang ke Amerika Serikat, memamerkan karyanya melalui video conference, dan terpilih sebagai tim terbaik oleh dewan juri dalam konferensi internasional propulsi dan energi Amerika.
Tema yang dipertandingkan dalam kompetisi AIAA 2018-2019 adalah desain sebuah taxi udara berpenumpang 4 orang elektrik dengan kemampuan terbang, dan mendarat, atau electric vertical take-off and landing (VTOL) yang tengah menjadi tantangan baru di dunia saat ini, dan hanya beberapa perusahaan besar internasional saja yang mampu memproduksinya, seperti Boeing dan Airbus.
Desain yang dibuat tim ShadX adalah sebuah pesawat bermesin 8 dengan diameter 34 inchi, yang setelah terbang secara vertikal, 4 mesin di ujung sayap pesawat berputar, dan menerbangkan pesawat. Kemudian saat mendarat kembali, 4 mesin yang berputar ini berada dalam posisi horizontal, dan dengan bantuan 8 mesinnya, ia mendarat.
Desain interior dilakukan sedemikian rupa sehingga dalam 5 tahun pertama beroperasi, pesawat Speritcho bisa membawa seorang pilot, dan tiga penumpang. Dalam rentang waktu ini sistem Autonomous akan berada pada fase mempelajari, dan setelah itu posisi pilot dihapus, dan pesawat akan terbang membawa empat penumpang tanpa pilot.
Bobot pesawat Speritcho, 1950 kilogram, panjang 7,6 meter dan tinggi 3,6 meter. Pesawat ini didesain untuk terbang di ketinggian 1500, 2500 dan 3500 meter, dengan jarak tempuh maksimal 100 mil di dalam kota. Pintu-pintu pesawat ini mengarah ke atas untuk mempermudah naik turun penumpang.

---
Menurut data yang dirilis jurnal ilmiah internasional Nature, Iran termasuk negara yang paling banyak memproduksi karya ilmiah di bidang kecerdasan buatan. Data tahun 1997 hingga 2017, Iran menduduki peringkat 14 dunia di bidang kecerdasan buatan, dan jumlah makalah ilmiah selama rentang waktu ini mencapai 34.028. Nature menjelaskan, Cina hingga tahun 2030 bermaksud mengendalikan bidang kecerdasan buatan dunia, dan tujuan Cina adalah memimpin industri kecerdasan buatan dunia.
Selama bertahun-tahun, Cina selalu berada di papan atas dalam produksi makalah ilmiah seputar kecerdasan buatan dunia. Menurut data yang dirilis H-Index, Cina adalah negara keenam dunia yang memiliki peneliti-peneliti unggul di bidang kecerdasan buatan.
Berdasarkan informasi Divisi Riset dan Pengembangan, Ayandeh Pajoohi Sains dan Teknologi Sina, Iran merupakan negara terbaik ke-7 dunia dalam produksi makalah-makalah ilmiah yang paling banyak dikutip, dan satu-satunya negara Timur Tengah yang masuk 10 besar negara dengan makalah ilmiah terbanyak dikutip. Iran mendominasi sekitar 1,3 persen total makalah ilmiah dunia di bidang kecerdasan buatan, dan 0,02 persen makalah ilmiah terpopuler.
50 persen makalah ilmiah paling banyak dikutip internasional Iran dibuat dengan kerja sama para peneliti negara lain atau dengan kata lain dengan partisipasi dunia internasional, namun hanya sekitar 0,74 persen dari makalah-makalah itu yang merupakan hasil kerja sama dengan industri, inilah perbedaan mendasar Iran dengan negara lain yang masuk daftar negara terbaik dunia.
Universitas Azad Eslami termasuk di antara 20 perguruan tinggi terbaik dunia di bidang makalah ilmiah yang paling banyak dikutip dalam tema ini. Nama universitas ini berdiri sejajar dengan universitas-universitas terkemuka Amerika, Cina, Prancis, Singapura, Hong Kong, dan Jerman. Selain itu, dalam daftar ini juga tercantum nama 20 peneliti yang aktif di bidang studi teknik komputer, listrik, industri, dan matematika, serta peneliti-peneliti kecerdasan buatan Iran.

----
Para peneliti di Universitas MIT, Amerika, menemukan asteroid aktif di sabuk asteroid di antara orbit Mars dan Jupiter. Batu luar angkasa mirip komet yang dinamai 6478 Gault ini secara mengejutkan terlihat berganti warna dari merah menjadi biru. Para peneliti MIT mengumumkan ini adalah pertama kalinya para ilmuwan menyaksikan sebuah asteroid berganti warna secara nyata. Akan tetapi perubahan ini tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Para astronom dapat melacak keberadaan spektrum pendek sinar inframerah hasil aktivitas asteroid, namun ini juga tidak bisa dilihat mata telanjang.
Menurut salah satu mahasiswa posdoktoral MIT, perubahan warna asteroid ini adalah kejutan yang sangat besar. Kami mengira telah menyaksikan sebuah asteroid kehilangan debu kemerahan di ruang angkasa, tapi kami juga melihat bagian bawah batu berwarna biru. Asteroid ini pertama kali ditemukan pada tahun 1988 dan menamainya dengan nama seorang ahli geologi planet Donald Gault. Temuan-temuan akhir tahun 2018 dan awal 2019 menunjukkan bahwa asteroid ini memiliki dua komet dari debu.
Karakteristik semacam ini di antara asteroid sangat langka. Kajian lebih mendalam menunjukkan bahwa 6478 Gault bisa berubah warna secara tiba-tiba. Para ilmuwan percaya asteroid bergerak dengan kecepatan yang sangat tinggi, sehingga debu di sekitarnya tersebar, dan bagian bawah asteroid tersebut akan tampak. Hasil penelitian ini dimuat dalam jurnal ilmiah Astrophysical Journal Letters.
----
Para ilmuwan Australia percaya gravitasi rendah di luar bumi dapat memberikan dampak positif pada pengobatan beberapa jenis penyakit, termasuk pengobatan kanker. Manusia sejak lebih dari setengah abad lalu sudah mengirim orang ke luar angkasa. Akan tetapi penelitian terkait dampak fenomena ini terhadap fisiologi manusia, dan kesehatan tubuh seseorang masih sedikit dan belum dianggap cukup.
Penelitian-penelitian awal para peneliti Australia yang dilakukan dengan simulasi kondisi hidup di luar angkasa menunjukkan bahwa saat orang berada pada kondisi ini sebagian besar sel kankernya mati tanpa harus mengkonsumsi obat-obatan. Sekarang para ilmuwan bermaksud melakukan penelitian baru dalam hal ini, dan melakukan sejumlah uji coba di stasiun ruang angkasa internasional.
Sebelumnya NASA juga melakukan beberapa kajian terkait perubahan sel kanker tikus di stasiun ruang angkasa internasional untuk mengetahui bagaimana sistem kekebalan tubuh manusia melawan sel-sel kanker pada kondisi tanpa bobot. Perbandingan kasuistik penelitian ini dengan kondisi manusia dapat menghasilkan data-data yang lebih banyak.
Kerumitan terkait perilaku sel-sel kanker di ruang dengan gravitas rendah masih belum terlalu dikenal, dan untuk mengkaji masalah ini, sampel sel kanker dada, hidung dan paru-paru akan dikirim ke luar angkasa.
Dalam uji coba di laboratorium diketahui bahwa pada tingkat gravitas rendah, dan selama 24 jam, 80-90 persen sel kanker mati.[]
Tags