Perkembangan Iptek di Iran dan Dunia (146)
Sep 20, 2020 19:14 Asia/Jakarta
-
perkembangan iptek di Iran
Peringkat Iran di bidang produksi ilmu penngetahuan yang dimuat di situs ISI, dalam rentang waktu tahun 2016 hingga 2018, naik dua peringkat, dari 18 menjadi 16. Di situs Scopus, dalam tiga tahun berturut-turut, Iran juga berhasil meraih peringkat pertama dalam produksi sains di kawasan Asia Barat.
Tingkat produksi makalah ilmiah Iran yang tercatat di dua situs tersebut, mengalami peningkatkan yang signifikan. Jumlah makalah ilmiah Iran yang tercatat di situs Scopus pada tahun 2017 mengalami peningkatan. Pada tahun 2016, jumlah makalah ilmiah Iran 52.577, sementara pada tahun 2017 mencapai 56.059 makalah. Peningkatan ini terus berlangsung hingga tahun 2018. Di sisi lain jumlah universitas unggul Iran, bertambah dari 14 univesitas menjadi 23, dan dalam sistem pemeringkatan Times, pada tahun 2016, jumlah universitas unggul Iran bertambah dari 8, menjadi 18 universitas.
----
Seorang ilmuwan keturunan Iran, Ali Akbar Agha Mohammadi yang bekerja sebagai ahli robot di Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat, NASA, bersama timnya sedang mengembangkan robot-robot yang di masa depan bisa melakukan aktivitas eksplorasi di lingkungan dengan cuaca luar angkasa yang ekstrem seperti Titan (bulan terbesar yang mengitari planet Saturnus). Ilmuwan ini memamerkan proyek awal robot-robot pengubah bentuk, Shapesshifter yang didesain bisa berubah bentuk saat menyentuh permukaan. Peneliti ini, bersama timnya memproduksi sampel awal robot ini menggunakan sebuah printer tiga dimensi di laboratorium JPL. Sampel pertama ini mampu melaksanakan berbagai manuver menarik.
NASA bermaksud membuat robot-robot pengubah bentuk dari beberapa robot lebih kecil yang tersambung satu dengan lainnya secara otomatis, dan menghasilkan sebuah mesin yang lebih besar. Setelah itu, di akhir tugas, robot-robot tersebut kembali terpisah satu dengan yang lainnya. Menurut para peneliti, kita memiliki informasi yang terbatas terkait permukaan Titan, batu-batuan, dan danau metana. Oleh karena itu, para peneliti memutuskan untuk menciptakan sebuah sistem yang mahir, dan mampu bergerak di berbagai permukaan. Pada saat yang sama, sistem ini harus didesain sekecil mungkin sehingga mampu diterbangkan rudal peluncur ke permukaan Titan. Ini akan memakan waktu lama sehingga robot-robot semacam ini bisa dikirim ke planet lain. Desain robot pengubah bentuk sudah dikaji pada tahun 2020 pada program riset NIAC.
----
Ilmuwan Iran, Siamak Yassemi, anggota staf pengajar Fakultas Matematika, Statistika dan Ilmu Komputer, Pardis Oloum, Universitas Tehran mendapatkan penghargaan keilmuan dari pemerintah Prancis, Palmes Académiques. Palmes Academiques merupakan medali penghargaan yang diberikan pemerintah Prancis kepada ilmuwan berprestasi. Medali ini sejak tahun 1808 digunakan Napoleon Bonaparte sebagai medali kehormatan yang diberikan kepada orang-orang berprestasi di Universitas Paris.
Sejak tahun 1866, medali ini diberikan kepada orang-orang yang bukan warga negara Prancis, karena dianggap telah berjasa menyebarluaskan ilmu pengetahuan di antara negara dunia, dan Prancis. Yassemi adalah matematikawan Iran pertama yang menjadi anggota tetap International Centre for Theoretical Physics (ICTP), dan termasuk satu dari satu persen ilmuwan unggul dunia.
----
Untuk pertama kalinya identifikasi katakter gen luas genom penduduk Iran dalam penelitian bersama dilakukan di pusat riset genetik, Universitas Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Rehabilitasi, Iran, dan pusat riset genetik Universitas Cologne, Jerman. Menurut kepala pusat riset genetik Universitas Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Rehabilitasi Iran, hasil penelitian internasional yang dilakukan selama tahun 2017-2019, selain memberikan nilai ilmiah dalam penelitian medis, juga membuka penelitian lebih luas di lingkungan rumah sakit khusus genetik, dan proses sejarah migrasi, dan membantu memperjelas jalur yang dilalui para imigran di masa lalu, dan adaptasi bahasa oleh penduduk pribumi.
Para peneliti yang bekerjasama dengan sejumlah universitas di dalam Iran, dan Universitas Sidney, Australia, meyakini bahwa informasi genetik Iran khususnya untuk melengkapi kekurangan informasi genetik sebuah masyarakat, yaitu data luas genom sebuah masyarakat besar di sebuah wilayah penting dunia, merupakan hal yang urgen. Sebuah tim peneliti dibentuk untuk mengkaji informasi dari genotipe rentang genom 1021 sampel yang diambil dari relawan dari seluruh Iran yang orangtua atau kakek-nenek mereka berasal dari 11 kelompok etnis Iran yang terdiri dari kelompok-kelompok besar seperti Fars dan Azeri, ataupun kelompok-kelompok kecil seperti Arab dan Baluch, Turkmen, Sistani, Gilak, Lur, Mazandarani, dan masyarakat yang tinggal di kepulauan Teluk Persia.
Selain itu, para peneliti juga menyandingkan informasi-informasi genetik masyarakat Iran dengan informasi-informasi genom yang dipublikasikan dari kelompok masyarakat hidup, dan informasi 800 sampel yang ditemukan dari orang-orang yang hidup di wilayah ini, dan sekitarnya sejak ribuan tahun lalu, dan membandingkannya. Sejak migrasi manusia pertama dari Afrika, Iran terletak di perempatan jalan migrasi. Lebih dari itu, Iran terus menerima gelombang masuknya imigran sejak berabad-abad lalu, orang-orang berbahasa India-Eropa tinggl di wilayah negara ini, dan bangsa Arab menduduki wilayah ini di abad ke-7, tidak lama kemudian suku Turki dari Asia Tengah bergabung ke masyarakat ini, sehingga masyarakat Iran sekarang ini merupakan gabungan dari berbagai etnis, keyakinan dan bahasa yang berbeda-beda.
Menurut para peneliti, dahulu kala Iran memainkan peran penting dalam budaya, dan politik di Asia Tengah dan Asia Barat, tapi informasi genetik masyarakatnya sangat sedikit. Kepala Pusat Riset Genetik Universitas Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Rehabilitasi, Iran menyatakan informasi-informasi kita menjelaskan keberadaan klaster pusat Iran yang secara signifikan meliputi etnis Azeri, dan Arab. Empat kelompok etnis lain di Iran yaitu Baluch, penduduk kelupauan Teluk Persia, Sistani dan Turkmen, meski memiliki orientasi permanen ke arah klaster pusat Iran, namun merupakan hasil gabungan genetik signifikan dengan partisipasi berbagai masyarakat lampau.
Kerja sama dua pusat riset Iran, dan Jerman dalam proyek penelitian ini, sangat membantu peneliti untuk memahami lebih baik model ragam genetik manusia, dan ancestry-informative marker (AIM) dengan kegunaan pada kedokteran forensik, dan genetika kedokteran terutama di bidang identifikasi penyakit, dan penyusunan serta pengembangan pengobatan personalisasi.
Kumpulan informasi yang dihasilkan dari penelitian ini, sangat penting untuk penelitian-penelitian berikutnya di bidang penyakit genetik langka, dan banyak diderita ini, dan dimuat pada jurnal ilmiah PLOS Genetics dengan judul “Variasi genetik khas, dan heterogen penduduk Iran”.
----
Tesis doktoral seorang peneliti keturunan Iran, meraih penghargaan Julia Polak Award dari European Society of Biomaterial. Penghargaan ini diperoleh Dr. Melika Saremi karena tesis doktoralnya di Universitas Freiburg, tentang upaya menciptakan tulang buatan yang mampu menyembuhkan tulang cedera dalam waktu cepat. Penghargaan ini diserahkan pada pertemuan asosiasi ilmuwan biomimetik muda pada 9-11 September 2019 di Dresden. Tesis doktoral Melika Sarem dimuat di beberapa jurnal ilmiah termasuk Advanced Materials Proceedings, AMP.
----
Para peneliti Fakultas Kedokteran, Universitas San Diego, dengan memanfaatkan rekasaya genetik, baru-baru ini menemukan sebuah metode yang membantu menghancurkan virus Aids di dalam tubuh penderitanya. Sekian lama para ilmuwan meneliti metode pengobatan untuk penyakit Aids. Kemajuan yang dicapai mereka terutama di bidang antiretroviral sangat signifikan. Obat ini menutup kemungkinan virus Aids untuk berkembang biak. Hal ini menyebabkan sistem kekebalan tubuh manusia menyembuhkan kerusakan yang lebih besar pada dirinya. Meskipun demikian, obat ini dapat melindungi tubuh manusia selama dikonsumsi oleh pasien. Mengandalkan obat berarti bahwa virus Aids bisa kembali. Lebih buruk dari itu, mungkin saja tubuh pasien tahan terhadap obat ini, maka dari itu tidak ada jaminan di masa depan obat ini masih efektif digunakan.
Akan tetapi masih ada kesempatan untuk melakukan efisiensi obat. Para peneliti berusaha menghancurkan konsentrasi virus Aids di dalam sel dengan bantuan rekayasa genetik. Menurut salah satu pengajar di Universitas San Diego, dengan bantuan rekayasa genetik, sebuah RNA yang belum diberi kode dapat mencegah kembalinya HIV di sel-sel T, dan Microglia meski pengobatan berhenti. Dengan kata lain kita sekarang memiliki sebuah metode pengobatan potensial untuk membunuh HIV. Penelitian didasarkan pada penemuan gen baru yang belakangan terjadi, dan sepertinya mampu mengendalikan penyebaran HIV di sel-sel pertahanan semacam sel Makrofag, dan sel T.
Penelitian mereka menunjukkan metode ini dapat mencegah kembalinya HIV meski obat antiretrovial berhenti diberikan. Menurut para para peneliti, metode ini merupakan sebuah metode pengobatan, namun masih harus menunggu hasil uji coba pada binatang. Uji coba menunjukkan apakah HEAL bisa menghancurkan cadangan virus atau tidak.
----
Para peneliti Jepang mengaku untuk pertama kalinya berhasil memproduksi darah buatan yang ditransfusi kepada setiap orang tanpa memperhatikan golongan darahnya. Penemuan besar ini memperbesar peluang hidup orang-orang yang terluka akibat kecelakaan parah, pasalnya di banyak kasus, orang yang mengalami kecelakaan berat akhirnya meninggal dunia karena tidak ada peluang transfusi darah yang tepat.
Darah buatan ini diciptakan oleh sekelompok ilmuwan sekolah kedokteran pertahanan nasional Jepang, dan berhasil diuji coba pada kelinci. Dengan menggunakan darah buatan ini, maka tidak diperlukan lagi tes golongan darah pada pasien, sehingga semua keterbatasan yang kerap dihadapi sebelumnya terkait penyimpanan cadangan darah pendonor, bisa diatasi.
Harus diperhatikan trombosit darah normal pada kondisi paling ideal bisa disimpan paling lama empat hari, dan sel darah merah bisa disimpan hingga 20 hari di suhu rendah. Darah buatan ini mencakup trombosit, dan sel darah merah yang disimpan pada wadah tipis bernama Liposome, dan dapat digunakan untuk menghentikan pendarahan serta penyaluran oksigen.
Darah buatan bisa disimpan pada suhu normal, lebih dari setahun, dan saat diuji cobakan pada kelinci yang mengalami pendarahan parah, darah buatan ini berhasil menyelamatkan jiwa binatang itu. Penggunaan darah buatan tidak membawa efek samping apapun seperti pembekuan darah.[]
Tags