Lintasan Sejarah 10 November 2020
-
10 November 2020
Hari ini, Senin 10 November 2020 bertepatan dengan 24 Rabiul Awal 1442 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 20 Aban 1399 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Runtuhnya Dinasti Samani dan Munculnya Dinasti Ghaznavi
1092 tahun yang lalu, tanggal 24 Rabiul Awal 350 HQ, Dinasti Samani runtuh dan munculnya Dinasti Ghaznawi.
Dinasti Samani (261-395 HQ) merupakan keturunan Iran yang berkuasa di seluruh daerah Khorasan, Hirkan, Makran, Sistan, Khorazmi dan Kerman. Kekuasaan Dinasti Samani yang luas ini membuat bahasa Persia dengan dialek Dari tumbuh dan menyebar. Keluarga Dinasti Samani berasal dari rakyat Balkh dan cucu dari Bahram Chobin Sasani yang memeluk Zoroaster. Saman Khoda merupakan pendiri tertinggi keluarga yang berasal dari panglima Balkh.
Asad Vali Arab Khorasan berteman dengan Saman di pertengahan abad ketujuh Hijriah. Akhirnya Saman memeluk Islam dan menamai anaknya Asad. Anak-anak Asad sangat berpotensial dalam mengelola negara dan di abad kesembilan Hijriah di masa pemerintahan Khalifah Makmun dari Dinasti Abbasiah mereka menjadi penguasa daerah Fararoud dan Herat, seperti Ali di kota Samarqand, Ahmad di kota Farghanah dan Ilyas di Herat.
Ibrahim adalah anak Ilyas yang di kemudian hari menjadi panglima pemerintahan Taheri Iran. Ahmad penguasa Farghanah wafat tahun 874 Hq dan Nasr, anaknya naik menggantikannya dan berkuasa di Samarqand. Ismail, saudra Nasr menjadi penguasa Bukhara dan ia pada akhirnya mengambil alih kekuasaan Hesabi Samani pada tahun 892 pasca meninggalnya Nasr dan membuat fondasi Dinasti Samani di Samarqand.
Dinasti Samani dapat dikata dinasti kedua dalam sejarah peradaban Iran yang menghidupkan kembali neo-Iran. Dinasti ini juga punya perang sangat penting dalam pembentukan budaya, peradaban dan pengetahuan di Iran setelah Islam.
Bahasa Persia mengalami kemajuan dan perkembangan pesat di masa Dinasti Samani. Padahal dalam urusan birokrasi mereka menggunakan bahasa Arab dan menilai bahasa Arab sebagai simbol persatuan. Tapi pada saat yang sama mereka menyiapkan sarana agar para penyair Persia seperti Roudaki dan Daqiqi menjadi penyari pertama yang menulis bahasa Persia dengan beragam dialek daerah. Bahasa ini diterima oleh istana dan akhirnya menjadi bahasa Persia baru yang berkembang hingga kini dengan sedikit perubahan ucapan. Persia baru ditulis dengan tulisan Arab dan perlahan-lahan kosa kata bahasa Arab banyak mempengaruhinya dan berujung pada kemajuan peradaban Islam.

Wafatnya Mulla Ahmad bin Mostafa Khuini Qazvini
131 tahun yang lalu, tanggal 20 Aban 1268 HS, Mulla Ahmad bin Mostafa Khuini Qazvini meninggal dunia dalam usia 68 tahun.
Mulla Ahmad bin Mostafa Khuini Qazvini yang dikenal dengan Mulla Agha lahir sekitar tahun 1210 Hs di provinsi Zanjan. Setelah menyelesaikan sekolah dasar, beliau kemudian pindah ke provinsi Qazvin. Setelah tinggal beberapa lama di Qazvin, Mulla Agha pindah lagi ke Isfahan untuk melanjutkan pendidikannya.
Selesai belajar pada guru-guru besar Isfahan, Mulla Agha kemudian pergi ke kota Najaf, Irak untuk menuntut ilmu lebih tinggi dan selama bertahun-tahun tinggal di sana untuk menuntut ilmu. Setelah mencapai derajat mujtahid, beliau kemudian kembali ke kota Qazvin dan menetap di sana sambil mengajar dan menuntun warga untuk lebih mengenal Islam.
Mulla Agha meninggalkan sejumlah karja seperti Mikraj al-Ushul ila Ilm al-Ushul dalam dua jilid, al-Lawami' fi al-Fiqh berjumlah tiga jilid dan Mirah al-Murad dalam ilmu Rijal.
Hari Pahlawan, Rakyat Surabaya Melawan Sekutu
75 tahun yang lalu, tanggal 10 November 1945 kota Surabaya, ibukota provinsi Jawa Timur Indonesia, dengan dalih kematian Brigjen Mallaby, rakyat dan pemuda menghalangi perlucutan tentara Jepang oleh Sekutu.

Rakyat dan pemuda tidak mau menyerahkan tawanan Jepang dan senjatanya kepada Sekutu. Pada tanggal 10 November 1945 kota Surabaya dibombardir oleh kapal-kapal Sekutu dari laut dan pesawat-pesawat tempur mereka dari udara. Ribuan rumah di kota Surabaya hancur dan ribuan mayat bergelimpangan di mana-mana.
Berhari-hari Sekutu melakukan serangan tersebut dengan kejam tanpa pertimbangan perikemanusiaan sama sekali. Tujuan mereka supaya rakyat dan pemuda minta ampun dan menyerah kepada Sekutu.
Tetapi rakyat dan pemuda Surabaya di bawah pimpinan Soemarsono (PRI) dan satuan-satuan bersenjata lainnya yang pantang menyerah dan pantang minta ampun, makin menguatkan tekad dan semangat untuk meneruskan perlawanan bersenjata terhadap siapa saja yang akan memaksakan kembalinya penjajahan di Indonesia.
Atas dasar ideologi dan semangat rakyat dan pemuda Surabaya yang pantang menyerah itulah maka tanggal 10 November dijadikan "Hari Pahlawan" di Indonesia.