Des 22, 2020 13:52 Asia/Jakarta
  • Peran Aktif Iran di Arena Ekonomi Global

Iran mengambil berbagai langkah di bidang penguatan ekonomi negaranya di tengah gencarnya tekanan sanksi AS.

Selain melanjutkan pembangunan ekonomi nasionalnya, Iran mengembangkan kerja sama regional dan internasional dengan menggandeng Uni ekonomi Eurasia, ASEAN, Organisasi Kerjasama Ekonomi ECO, kerja sama dengan negara-negara pesisir Caspia dan negara-negara pesisir Samudra Hindia.

Regionalisme ekonomi saat ini menjadi salah satu strategi yang mendukung penguatan kerja sama ekonomi dan perdagangan antara sekumpulan negara di suatu wilayah geografis tertentu. Oleh karena itu, kerjasama ekonomi regional, jika dilakukan secara efektif akan menjadi landasan bagi konvergensi politik.

Oleh karena itu, Republik Islam Iran bertekad untuk menjaga dan memelihara hubungan dengan perekonomian regional seperti Eurasia, ASEAN, ECO dan lainnya. Kinerja ekonomi Iran antara implementasi perjanjian hingga triwulan pertama tahun 1399 Hs menunjukkan pertumbuhan ekspor Iran ke Eurasia lebih dari 60 persen.

Persoalan ini menjadi penting mengingat fenomena sanksi AS dan dampaknya terhadap sektor energi dan pendapatan nasional Iran. Berdasarkan data bea cukai Iran, jumlah transaksi nonmigas dengan Uni ekonomi Eurasia khususnya produk tanaman pangan pada tahun fiskal 2018-2019 meningkat sebesar 34 persen.

Di tingkal global, kecenderungan regionalisasi negara menunjukkan pasca Perang Dunia II, sebagian besar aktor pemerintah dan non-pemerintah di bidang ekonomi telah menaruh banyak perhatian pada proses globalisasi dan banyak negara telah melakukan pengelompokan regional untuk membuat perekonomian mereka kompetitif dalam proses globalisasi. Terbentuknya Uni Eropa, Pasar Bersama Amerika Selatan, atau Organisasi Kerja Sama Ekonomi Asia-Pacifik merupakan contoh tren regionalisme ekonomi yang meluas pada dekade-dekade berikutnya.

 

 

Pembentukan zona bebas juga menjadi salah satu strategi yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan perdagangan serta daya tarik investasi. Dalam hal ini, United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) memandang zona bebas sebagai stimulus untuk mendorong peningkatan ekspor industri. Selain UNIDO, organisasi internasional seperti UNCTAD, WTO dan Bank Dunia juga sangat menekankan pentingnya masalah tersebut.

Pendapatan devisa, penciptaan lapangan kerja, transfer teknologi, daya tarik investasi asing, serta pertumbuhan dan pengembangan regional adalah beberapa di antara tujuan pembentukan zona bebas.

Posisi geopolitik dan strategis Iran di tingkat regional dan global membuat zona bebas Iran memiliki kapasitas perdagangan yang sangat tinggi. Aktivitas daerah-daerah tersebut dalam beberapa tahun terakhir telah ditekankan dalam lonjakan produksi yang dicanangkan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Uzma Sayid Ali Khamenei.

Peningkatan ekspor dibandingkan impor telah menjadi salah satu tujuan utama Iran dalam mengurangi ketergantungannya terhadap cadangan devisa minyak dengan bergabung dalam perjanjian ekonomi regional. Kerja sama jangka panjang dengan anggota kelompok regional, selain memberikan manfaat ekonomi dan komersial, juga mendorong lompatan dalam produksi nasional. Membangun perdagangan bebas antara Uni Eurasia dan Iran merupakan salah satu langkah yang dilakukan di tahun ini [1399 Hs] dengan slogannya, tahun lonjakan produksi. Langkah ini telah menciptakan peluang emas dalam hubungan perdagangan yang berdampak langsung terhadap pertumbuhan dan perluasan hubungan ekonomi.

 

 

Langkah ini penting dilakukan setidaknya dengan dua alasan.

Pertama, perlunya secara cerdas memanfaatkan semua peluang untuk mendorong pertumbuhan dan pembangunan ekonomi yang dilakukan bersamaan dengan penguatan hubungan dengan institusi ekonomi regional.

Kedua, perlunya peningkatan daya saing produksi dalam negeri sejalan dengan peningkatan pangsa pasar dalam hubungan dengan negara-negara di zona perdagangan bebas di tingkat regional dan internasional.

Kesepakatan Iran dengan negara-negara besar Asia menjadi langkah yang  membantu membina hubungan dengan negara-negara tersebut, sekaligus mendorong insentif dalam produksi dan keseimbangan impor dan ekspor.

Dalam hal ini, Iran pada 2016 mengusulkan kepada Uni Ekonomi Eurasia untuk membentuk zona perdagangan bebas antara Iran dan organisasi ini yang disambut baik.

Program kerja sama 25 tahun yang komprehensif antara Iran dan Cina merupakan langkah lain yang telah lama dipertimbangkan sejak kunjungan Presiden China Xi Jinping tahun 2016 ke Tehran.

The Street dalam sebuah analisisnya menulis, "Meskipun kesepakatan itu diusulkan pada 2016, tapi sanksi Trump, bersama dengan ketidakpedulian Uni Eropa terhadap implementasi kesepakatan nuklir JCPOA, mendorong Iran untuk menandatangani perjanjian kemitraan strategis jangka panjang dengan Cina. Kesepakatan itu telah menjadi agenda Tehran dan Beijing sejak kepresidenan Barack Obama, tetapi langkah Trump justru membuat kedua negara berpikir untuk memanfaatkannya lebih cepat,".

Salah satu tujuan penting dari program investasi di bidang sains, teknologi dan pengembangan  industri untuk memfasilitasi perdagangan kedua negara di bidang energi, khususnya penjualan minyak Iran.

Hasil yang diharapkan dari langkah ini mengenai kehadiran yang meningkat di pasar regional disertai dengan lompatan produksi dan memberikan peluang bagi pertumbuhan ekonomi sekaligus memberikan peluang bagi produsen dalam negeri untuk bersaing secara kompetitif di pasar regional dan global.

Faktanya, dengan meningkatkan produksi dan pertumbuhan ekspor, ketergantungan terhadap pendapatan minyak menurun, yang telah menjadi salah satu tujuan utama Iran untuk bergabung dalam perjanjian regional dan internasional.

Pada saat yang sama, peningkatan ekspor barang-barang industri, ilmu pengetahuan dan teknologi yang berharga dapat meningkatkan peran ekonomi dan perdagangan Iran dengan negara lain di tingkat regional dan internasional. (PH)

 

 

Tags