Lintasan Sejarah 23 Desember 2020
Hari ini, Rabu 23 Desember 2020 bertepatan dengan 8 Jumadil Awal 1442 Hijriah atau menurut kalender nasional Iran tanggal 3 Dey 1399 Hijriah Syamsiah. Berikut kami hadirkan beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi hari ini.
Mirza Khansari Meninggal Dunia
129 tahun yang lalu, tanggal 8 Jumadil Awal 1313 HQ, Mirza Muhammad Baqir Zainal Abidin Khansari, meninggal dunia di Isfahan.
Mirza Khansari adalah seorang ahli fiqih dan ahli hadis yang terkenal. Ia juga telah berhasil mendapatkan izin dari beberapa guru dan ulama besar untuk menukil hadis.
Ilmuwan agung ini mengenal secara baik biografi dan silsilah sejarah ulama dan ilmuan fiqih, setelah beberapa kali menjadi pimpinan hauzah ilmiah Isfahan. Beberapa karya tulis seperti, Hasyiyeh Lum'ah dan Raudlatul Jannat adalah sejumlah buku utama yang pernah beliau tulis.
Habibullah Dzulfunun Meninggal Dunia
73 tahun yang lalu, tanggal 3 Dey 1326 HS, Habibullah Dzulfunun meninggal dunia dalam usia 87 tahun dan dimakamkan di kota Rey di dekat makam suci Imam Zadeh Abdullah.
Habibullah Dzulfunun Tehrani Iraqi lahir pada tahun 1239 HS di kota Soltan Abad, Iran. Selama 20 tahun ia belajar pelbagai ilmu secara otodidak. Setelah Dzulfunun pergi ke Najaf dan selama 10 tahun mempelajari bahasa Arab dan ilmu-ilmu keislaman, khususnya tafsir al-Quran. Dzulfunun di Najaf belajar pada Mirza Habibullah Rashti, Muhammad Fadhil Syarabiyani, Mirza Hossein Mirza Khalil dan Sayid Murtadha Kasymiri.
Dzulfunun kembali ke Iran dan melewati hidupnya di Bushehr, Shiraz dan Isfahan. Ketika berada di Isfahan Dzulfunun belajar pada guru-guru besar seperti Mirza Jahangir Khan Ghashghani, Mirza Hassan Kermanshahi dan Akhond Mulla Fathali Araki. Setelah belajar dengan mereka, Dzulfunun pindah ke Tehran dan hidup di sana hingga akhir hidupnya.
Selama beberapa waktu Dzulfunun mengajar matematika di Dar al-Moallemin Markazi dan Sekolah Tinggi Sepahsalar, sekaligus menulis karya-karyanya seperti Harakat-e Ghamar (gerakan bulan) dan kumpulan puisi. Dzulfunun seorang ahli perbintangan dan membuat tanggalan berdasarkan ilmu perbintangan dan dicetak. Dzulfunun seorang pemikir dalam filsafat, fiqih, sastra, tafsir, matematika dan ilmu perbintangan. Tidak hanya menguasainya, tapi Dzulfunun juga mengajarkannya. Dzulfunun memiliki kemampuan membaca puisi dalam dua bahasa; Arab dan Persia.
Tujuh Pejabat Jepang Dijatuhi Hukuman Mati
72 tahun yang lalu, tanggal 23 Desember 1948, berdasarkan keputusan pengadilan internasional di Tokyo, Jepang, tujuh orang pemimpin negara ini pada era Perang Dunia II, menjalani hukuman mati
Pengadilan di Jepang ini merupakan lanjutan dari pengadilan Nurenberg Jerman yang dilakukan untuk mengadili para penjahat perang. Sebanyak 25 orang pejabat Jepang diadili dan 18 di antaranya dijatuhi hukuman penjara.
Hideki Toyo, Perdana Menteri Jepang pada era PD II adalah pejabat tertinggi yang diadili di pengadilan internasional Jepang itu dan dijatuhi hukuman mati.Tuduhan yang dinisbatkan kepada para pejabat dan perwira Jepang tersebut adalah, membunuh, menyiksa tawanan yang sakit dan tawanan sipil, menjalankan kerja paksa, merampok barang-barang milik umum dan pribadi, menghancurkan kota-kota dan pedesaan tanpa alasan militer, melakukan pembunuhan massal, pemerkosaan, dan kejahatan barbarisme lainnya terhadap warga sipil di negara-negara yang diduduki Jepang selama PD II.