May 10, 2021 07:16 Asia/Jakarta
  • Pancaran Cahaya Ramadhan (28)

Walaupun muhasabah amal kita harus dilakukan setiap saat, tapi bulan suci Ramadhan menjadi momentum untuk lebih banyak memperhatian segala perbuatan kita dan mengevaluasinya.

Di bulan yang mulia ini, setiap orang memiliki kesempatan untuk menyendiri. Pada malam-malam sunyi di bulan suci Ramadhan, kita dianjurkan untuk melakukan muhasabah dan mengevaluasi perbuatan kita selama ini. Dalam Islam, muhasabah merupakan masalah yang sangat penting.

Agama Islam menganjurkan setiap orang untuk meluangkan waktunya dari siang hingga malam untuk memikirkan dan mengevaluasi perbuatannya sendiri dengan cermat dan menelaah kelemahan dan kekurangannya. Latihan terus-menerus ini disebut muhasabah. Dalam muhasabah ini, setiap orang menimbang setiap perbuatannya untuk menentukan mana yang harus diperbaiki dan ditingkatkan lebih baik lagi dari sebelumnya. 

 

 

Muhasabah dilakukan untuk mengevaluasi tingkah laku kita. Bukan hanya perbuatan, tetapi juga pikiran dan niatnya untuk memahami dan menerapkan sebab-sebab dasar dari apa yang menyebabkan kerugian dan manfaatnya bgai diri dan orang lain.

Nabi Muhammad saw menyampaikan pesan kepada salah satu sahabatnya yang tulus dan setia, Abu Dzar Ghaffari, "Wahai Abu Dzar! Evaluasilah dirimu sendiri, sebelum engkau dihitung, karena ini akan membuat perhitungan Hari Kiamat lebih mudah bagimu, dan sebelum engkau dievaluasi, evaluasi dirimu dan persiapkan dirimu untuk Hari Penghakiman, ketika tidak ada yang akan disembunyikan pada hari itu. Persiapkanlah dirimu,".

Kemudian beliau kembali bersabda, "Wahai Abu Dzar! Tidak ada yang masuk dalam kateori orang yang bertakwa, kecuali dia menghitung dirinya sendiri, yang lebih sulit daripada menghitung mitranya. Mengevaluasi diri sendiri jelas lebih sulit daripada mengevaluasi mitranya! Dari muhasabah ini apakah kita mengetahui dari mana makanan, minuman, dan pakaiannya berasal. Apakah diperoleh dari jalan yang halal atau haram? Wahai Abu Dzar! Siapa pun yang tidak memperhatikan hukum dan peraturan Allah swt dan tidak berhati-hati tentang bagaimana dia memperoleh kekayaannya, maka Allah tidak akan ragu untuk memasukannya ke neraka."

 

 

Berdasarkan fiqh, zakat secara umum terbagi menjadi zakat harta dan zakat fitrah. Zakat harta adalah zakat harta dibayarkan untuk jenis harta tertentu dengan kadarnya sesuai yang telah ditetapkan. Zakat fitrah adalah zakat yang harus dibayarkan oleh setiap orang yang memiliki kemampuan yang dibayarkan pada hari Idul Fitri.

Di sini, penting untuk menyebutkan perbedaan antara zakat fitrah dan fidyah yang telah kita bahas di program sebelumnya. Pertama, fidyah berupa makanan (roti, kacang-kacangan, lainnya) harus diberikan kepada orang miskin dan tidak cukup hanya membayarnya, sedangkan dalam zakat fitrah seseorang dapat membayarnya dalam bentuk sejumlah uang senilai makanan tersebut. Kedua, zakat fitrah dikeluarkan oleh setiap orang dengan membayarkannya, tetapi fidyah harus diserahkan kepada orang miskin ataupun yang mewakilinya. Ketiga, pemberian fidyah dari sayid kepada non-sayid diperbolehkan, tetapi tidak diperbolehkan membayar zakat fitrah dari non-sayid kepada sayid.

Perbedaan keempat antara fidyah dan zakat fitrah karena fidyah merupakan hal wajib dilakukan dalam durasi waktu tertentu, namun zakat fitrah harus dibayarkan atau disisihkan ketika Idul Fitri yang dilakukan sebelum shalat Idul Fitri.

Selain itu, orang yang diwajibkan untuk membayar fidyah tidak megenal apakah dia miskin atau kaya, tetapi zakat fitrah tidak diwajibkan untuk orang yang miskin. Kelima, jumlah fidyah sebesar 750 gram per hari, sedangkan zakat fitrah sebesar 3 kilogram per orang. Keenam, dalam zakat fitrah, seseorang wajib membayar zakat fitrah  untuk dirinya sendiri dan semua yang berada dalam perlindungannya, tetapi fidyah adalah milik orang itu sendiri dan bukan menjadi tanggung jawab orang lain.

 

 

Tidak terasa, bulan agung ini akan berakhir. Beberapa hari di penghujung bulan suci Ramadhan, kita harus memanfaatkannya sebaik mungkin Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Uzma Sayid Ali Khamenei berkata, "Bulan Ramadhan setiap tahun adalah sepotong surga yang Allah anugerahkan ke dalam neraka dunia material kita yang membara, sehingga memberi kita kesempatan untuk melihat diri kita sendiri dan menikmati hidangan ilahi di bulan ini. Sebagian memasuki surga selama sebulan penuh dan merasakan berkahnya, bahkan sebagian lainnya melanjutkan hingga sepanjang hidup mereka. Tapi sebagian orang melewatinya tanpa disadari, yang merupakan sumber penyesalan dan kehilangan. Jangan sampai kita tidak sadar dan salah arah. Syaratnya adalah kita menjaga surga Ramadhan sampai akhir hayat dan mengambil berkah dari cahayanya dengan memperhatikan keikhlasan dalam beramal. Lakukan perbuatan benar hanya untuk meraih ridha ilahi dan bukan untuk kesenangan makhluk-Nya,".  Berharap keinginan ini menjadi kenyataan, kita membaca doa khusus malam ini,

Wahai yang membalikkan malam dan siang malam, duhai yang Maha Berilmu dan Bijak. Engkaulah Raja Diraja, tidak ada Tuhan selain Engkau di alam semesta ini, Engkau lebih dekat denganku daripada urat leherku. Ya Allah, Ya Tuhanku, nama-nama baik hanya untuk-Mu dan tanda-tanda posisi tinggi dan agung hanya bagi-Mu, dan seluruh kebaikan milik-Mu.

Aku memohon kepada-Mu untuk mengirimkan shalawat dan salam kepada Muhammad dan Ahlul Baitnya dan memasukkan namaku di jajaran yang diberkati malam ini bersama dengan syuhada. Jadikanlah ketaatanku kepada-Mu dalam kedudukan tertinggi dan anugerahkan maqam yakin dalam diriku sehingga hatiku yakin dan keraguan hilang dariku.

Ya Tuhan, jadikan aku ridha dengan apa yang telah Engkau berikan padaku, dan berikan aku semua yang baik di dunia ini dan di akhirat, dan lindungilah aku dari api Neraka yang membara, dan di bulan ini berikan aku kekuatan untuk berdzikir, bersyukur, dan pertemuan dengan-Mu, dan bertaubat dan inabah. Anugerahkan kepadaku untuk melakukan apa yang telah kau berikan kepada Muhammad dan Ahlul Baitnya.(PH)

 

 

 

یَا مُکَوِّرَ اللَّیْلِ عَلَى النَّهَارِ وَ مُکَوِّرَ النَّهَارِ عَلَى اللَّیْلِ یَا عَلِیمُ یَا حَکِیمُ یَا رَبَّ الْأَرْبَابِ وَ سَیِّدَ السَّادَاتِ‏ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ یَا أَقْرَبَ إِلَیَّ مِنْ حَبْلِ الْوَرِیدِ یَا اللَّهُ یَا اللَّهُ یَا اللَّهُ‏ لَکَ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى وَ الْأَمْثَالُ الْعُلْیَا وَ الْکِبْرِیَاءُ وَ الْآلاَءُ أَسْأَلُکَ أَنْ تُصَلِّیَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ وَ أَنْ تَجْعَلَ اسْمِی فِی هَذِهِ اللَّیْلَةِ فِی السُّعَدَاءِ وَ رُوحِی مَعَ الشُّهَدَاءِ وَ إِحْسَانِی فِی عِلِّیِّینَ وَ إِسَاءَتِی مَغْفُورَةً وَ أَنْ تَهَبَ لِی یَقِیناً تُبَاشِرُ بِهِ قَلْبِی وَ إِیمَاناً یُذْهِبُ الشَّکَّ عَنِّی وَ تُرْضِیَنِی بِمَا قَسَمْتَ لِی‏ وَ آتِنَا فِی الدُّنْیَا حَسَنَةً وَ فِی الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ الْحَرِیقِ‏ وَ ارْزُقْنِی فِیهَا ذِکْرَکَ وَ شُکْرَکَ وَ الرَّغْبَةَ إِلَیْکَ‏ وَ الْإِنَابَةَ وَ التَّوْبَةَ وَ التَّوْفِیقَ لِمَا وَفَّقْتَ لَهُ مُحَمَّداً وَ آلَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَیْهِ وَ عَلَیْهِمْ‏.