Mar 02, 2024 17:01 Asia/Jakarta
  • Menhan AS. Lloyd Austin dan Presiden Ukraina Zelensky
    Menhan AS. Lloyd Austin dan Presiden Ukraina Zelensky

Perang Ukraina sejak Sabtu lalu memasuki tahun kedua, perang yang sepertinya harus berakhir hanya beberapa hari, namun kini berubah menjadi erosi.

Banyak pakar internasional menganggap Washington sebagai aktor utama koalisi besar yang menyerukan peningkatan ketegangan di Ukraina, yang bertujuan untuk melanjutkannya hingga masa depan yang tidak diketahui dengan menyuntikkan senjata ke medan perang.

Presiden AS Joe Biden dan Presiden Ukraina, Zelensky

Sejak dimulainya perang di Ukraina pada tanggal 22 Februari 2022, setiap kali perdamaian dibahas, para pejabat AS selalu mengangkat isu bahwa perang dapat berlarut-larut dan bahwa dunia harus bersiap menghadapi perang yang dapat berlangsung selama bertahun-tahun.

Alasan dan keuntungan pertama yang dilakukan Washington dengan cara ini adalah untuk mencoba melemahkan Rusia. Gedung Putih percaya bahwa kelanjutan perang ini berarti bahwa Moskow juga harus mengeluarkan sumber daya yang signifikan untuk menghilangkan sumber ancaman militer di Ukraina, dan juga untuk adapun tujuan politiknya dalam memperoleh status setara dalam struktur keamanan Eropa pada periode pasca perang.

Perang Ukraina

Alasan kedua adalah bahwa Amerika Serikat tertarik untuk memutus kerja sama energi Rusia-Eropa, sebuah kebijakan yang telah berkembang selama beberapa dekade sejak Perang Dingin, sabotase terhadap pipa gas Nord Stream, yang menurut pengungkapan Seymour Hersh, direncanakan oleh CIA dan dilakukan oleh Amerika dapat dianggap sejalan dengan strategi jangka panjang AS untuk memutus hubungan luas antara Rusia dan negara-negara ekonomi utama Eropa.

Jalur pipa Nord Stream

Faktanya, tujuan akhir Amerika Serikat adalah menggantikan Rusia dalam menyediakan energi ke Eropa dan, sebagai tambahan, menciptakan kondisi yang lebih sulit bagi industri-industri Eropa sehingga barang-barang Amerika menghadapi lebih sedikit persaingan dari negara-negara Eropa dan memperkuat produksi mereka.

Juni 2023, media-media Amerika melaporkan ketika warga Eropa menghadapi dan menderita akibat lonjakan inflasi yang belum pernah terjadi dalam beberapa dekade lalu, sejumlah perusahaan minyak Amerika Serikat malah meraup keuntungan besar-besaran.

Misalnya ExxonMobil dalam bulan-bulan pertama perang Ukraina mengumumkan, dalam tiga bulan pertama tahun 2022 meraup keuntungan sebesar 17,9 miliar dolar, sementara keuntungan perusahaan ini di bulan pertama tahun 2022 hanya sebesar 5,5 miliar dolar.

Beberapa saat kemudian, presiden Komisi Eropa membahas masalah yang sama dalam salah satu pidatonya dan mengatakan kepada perusahaan-perusahaan Amerika: “Dalam situasi saat ini, tidaklah tepat untuk mengeksploitasi perang untuk memperoleh keuntungan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan mengorbankan pelanggan. "

Tujuan ketiga Amerika adalah mendorong Eropa untuk mengaktifkan industri militernya dan memiliterisasinya kembali.

Uni Eropa

Amerika Serikat menyadari bahwa persaingan militer jangka panjang tidak mungkin terjadi jika hal tersebut dilakukan hanya oleh pasukan Amerika. Selain itu, Amerika Serikat memahami semakin besarnya ancaman yang ditimbulkan oleh Cina, dan dalam waktu dekat sumber dayanya akan dialihkan untuk konfrontasi di Pasifik .

Oleh karena itu, Washington sedang mencari cara untuk mengaktifkan kompleks industri militer Uni Eropa di panggung Eropa.

Dan tujuan keempat Washington dalam memperpanjang perang di Ukraina adalah untuk menyelaraskan sekutu-sekutunya di Eropa untuk menghadapi lawan-lawan Amerika, termasuk Rusia, Cina dan Iran.

Namun, karena tantangan yang mereka hadapi, Amerika mungkin akan menyerahkan perang yang mereka mulai kepada Rusia (menyerah) dan menghadapi tatanan dunia baru yang tidak lagi berdasarkan hegemoni Amerika.

 

 

 

Tags