Surat kabar rezim Zionis Israel mengutip statemen pejabat Tel Aviv mengabarkan ketidaksiapan rezim itu menghadapi bahaya serangan siber.
Stasiun televisi Lebanon terkait serangan siber terbaru di kawasan mengatakan, pejabat rezim Zionis Israel mengakui tidak mengetahui bagaimana menghadapi serangan siber itu.
Sekretaris Dewan Tinggi Dunia Maya Iran mengatakan, dalam dua tahun terakhir serangan siber ke Iran mengalami peningkatan, dan level serta kerumitan serangan ini jauh lebih besar dari negara lain.
Sebuah perusahaan besar internet Israel, CyberServe, dilaporkan telah diretas.
Kelompok peretas Grief, menyerang situs Asosiasi Senapan Nasional Amerika Serikat, NRA yang memiliki rekam jejak mendukung penjualan senjata di negara itu selama bertahun-tahun, dan merupakan salah satu penyokong utama mantan Presiden Donald Trump.
Surat kabar rezim Zionis Israel mengabarkan serangan siber luas ke rezim ini, dan bocornya data-data yang memuat informasi pribadi ratusan tentara Israel, termasuk nama, alamat email, alamat rumah, dan nomor telepon.
Sebuah sumber di Sekretariat Dewan Keamanan Nasional Iran mengonfirmasi peretasan terhadap sistem komputer Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di negara ini.
Sejak beberapa jam lalu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum, SPBU atau pom bensin di Iran mengalami gangguan pelayanan kepada konsumen, dan berhenti beroperasi.
Setelah tersiar kabar serangan siber luas ke beberapa perusahaan rezim Zionis Israel, media Zionis mengabarkan pengakuan sebuah perusahaan pembuat drone Israel, telah menjadi sasaran serangan siber.
Mantan kepala perangkat lunak Pentagon mengatakan, Washington akan kehilangan peluang untuk bersaing dengan Beijing dalam beberapa tahun ke depan karena lambatnya kemajuan teknologi AS.