Aug 03, 2021 11:00 Asia/Jakarta

Perusaahaan Zodiac Maritime, yang dimiliki oleh miliarder Zionis Eyal Ofer, mengatakan dalam sebuah pernyataan Jumat (30/07/2021) lalu bahwa Mercer Street milik Israel telah menjadi sasaran drone di Laut Oman.

Menyusul serangan ini, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett mengklaim pada hari Minggu (01/08/2021), tanpa memberikan bukti untuk mendukung klaimnya, "Informasi keamanan yang kami miliki menunjukkan bahwa Iran telah menyerang sebuah kapal Israel."

Perdana Menteri Israel Naftali Bennett

Saeed Khatibzadeh, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran dalam menanggapi klaim rezim Zionis dan Amerika Serikat terhadap Iran mengatakan, "Ini bukan pertama kalinya rezim Zionis membuat tuduhan ini. Tuduhan ini berada dalam kerangka lobi sewaan dan yang sudah dikenal dari rezim pendudukan al-Quds di Amerika Serikat."

Jubir Kemenlu Iran menunjuk fakta lain dan menambahkan bahwa rezim Zionis telah membawa ketidakamanan, kekerasan, teror dan perang ke mana pun ia menginjakkan kaki, dan itulah sebabnya yang bertanggung jawab adalah mereka yang membuka langkah rezim Zionis ke kawasan ini.

Pada saat yang sama, karena keterlibatan rezim Zionis dalam tindakan subversif di kawasan, beberapa pernyataan dan spekulasi diarahkan pada tindakan teroris Israel dan tujuan rezim ini di kawasan.

Dalam hal ini, "Seyed Hadi Borhani", pakar masalah Asia Barat, mengatakan:

“Kita tahu bahwa Israel telah melakukan beberapa operasi terhadap Iran dalam beberapa tahun terakhir. Oleh karena itu, kemungkinan bahwa Israel sendiri adalah sumber dari peristiwa ini tidak dapat diabaikan. Mengganggu keamanan dengan tujuan menuduh Iran dalam situasi saat ini adalah sesuai dengan kepentingan Israel. Dengan berkuasanya Biden, ada kemungkinan bahwa Amerika Serikat akan kembali ke JCPOA dan perselisihan akan diselesaikan. Israel sangat tidak senang dengan masalah ini dan bekerja keras untuk menyabotasenya dan mencegah AS untuk kembali ke JCPOA."

Talab Abu Arar, mantan anggota parlemen rezim Zionis, beberapa waktu sebelumnya juga berbicara terkait keterlibatan Israel dalam menargetkan kapal tanker minyak di pelabuhan Fujairah. Ia juga berbicara tentang upaya Israel dan pihak regional lainnya untuk meningkatkan ketegangan. Jelas, tindakan Israel ini bertujuan untuk menciptakan ketegangan dan kerusuhan di wilayah tersebut.

Saeed Khatibzadeh, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran dalam menanggapi klaim rezim Zionis dan Amerika Serikat terhadap Iran mengatakan, "Ini bukan pertama kalinya rezim Zionis membuat tuduhan ini. Tuduhan ini berada dalam kerangka lobi sewaan dan yang sudah dikenal dari rezim pendudukan al-Quds di Amerika Serikat."

Sekalipun demikian, dalam hal ini, tampaknya perlu mengingat dua poin:

Pertama, tidaklah logis bagi rezim Zionis untuk melanjutkan agresinya di kawasan dan serangan terhadap poros perlawanan di Suriah, Lebanon dan Yaman, tetapi tidak mengharapkan balasan timbal balik.

Rezim Zionis Israel percaya bahwa mereka dapat menyerang secara sepihak selamanya dan tidak akan terjadi apa-apa. Ini merupakan salah satu kesalahan perhitungan. Pembalasan terhadap agresi Zionis Israel di kawasan telah menciptakan perimbangan baru, yang menunjukkan bahwa jika Israel pernah bisa dengan bebas menyerang negara mana pun tetapi tidak mendapat balasan, itu sudah berakhir.

Dalam hal ini, beberapa sumber informasi Perlawanan di kawasan menyatakan bahwa serangan terhadap kapal Israel di utara Laut Oman dilakukan sebagai balasan atas serangan rezim Zionis baru-baru ini di bandara Dabaa di wilayah Qusair, Suriah.

Kedua, pentingnya keamanan di Teluk Persia, Laut Oman dan Selat Hormuz. Sejatinya, mereka yang berusaha mengacaukan Teluk Persia telah memaksakan beberapa perang di kawasan ini untuk mengganggu perdagangan dan transit minyak melalui wilayah tersebut.

Akhirnya, negara-negara Arab di Teluk Persia harus menyadari bahwa kehadiran rezim Zionis di kawasan itu tidak menciptakan keamanan dan perdamaian. Karena rezim ini telah memaksakan keberadaan tidak sahnya di kawasan itu melalui terorisme, agresi, dan perang.

Aksi kekerasan tentara Zionis Israel

Pendudukan dapat berlanjut selama bertahun-tahun, tetapi tentu tidak akan permanen. Jelas, pembentukan hubungan dengan Israel oleh beberapa negara Teluk Persia tidak dapat melegitimasi rezim penjajah dan agresor yang mengancam keamanan kawasan ini.

Tags