Saingan Netanyahu: Terlalu Bergantung pada Trump adalah Kesalahan Strategis
https://parstoday.ir/id/news/daily_news-i179008-saingan_netanyahu_terlalu_bergantung_pada_trump_adalah_kesalahan_strategis
Pars Today - Mantan Perdana Menteri Rezim Zionis Israel mengatakan bahwa ketergantungan yang berlebihan pada Donald Trump merupakan "kesalahan strategis", seraya menekankan bahwa Israel telah menjadi "kurang independen dibandingkan sebelumnya dan telah menjadi rezim kuasi-tergantung pada Amerika" akibat kebijakan kabinet Benjamin Netanyahu.
(last modified 2025-10-26T07:05:16+00:00 )
Okt 26, 2025 14:03 Asia/Jakarta
  • Mantan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett
    Mantan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett

Pars Today - Mantan Perdana Menteri Rezim Zionis Israel mengatakan bahwa ketergantungan yang berlebihan pada Donald Trump merupakan "kesalahan strategis", seraya menekankan bahwa Israel telah menjadi "kurang independen dibandingkan sebelumnya dan telah menjadi rezim kuasi-tergantung pada Amerika" akibat kebijakan kabinet Benjamin Netanyahu.

Menurut laporan FNA, Mantan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett, yang dianggap sebagai pesaing utama Benjamin Netanyahu dalam pemilihan umum mendatang hari Sabtu (25/10/2025) mengatakan, "Kebijakan kabinet yang dipimpin Benjamin Netanyahu saat ini telah menyebabkan Israel kehilangan dukungan dari Partai Demokrat dan separuh dari Partai Republik di Amerika Serikat, serta kehilangan dukungan dari sebagian besar negara Barat."

Bennet menambahkan bahwa Israel "menjadi kurang independen dari sebelumnya dan telah menjadi negara semi-negara yang bergantung pada Amerika Serikat".

Saluran televisi Israel Channel 12 melaporkan bahwa "sebuah pangkalan militer Amerika telah didirikan di Kiryat Gat (selatan Pusat Koordinasi Gaza) yang menjadi basis komando tentara Israel".

Bennet mengatakan bahwa situasi ini "tidak dapat diterima" dan menuduh kabinet Netanyahu tidak menjaga hubungan strategis dengan Barat.

Meskipun menghargai peran Trump dalam mencapai kesepakatan pertukaran tawanan baru-baru ini antara Israel dan Hamas, Naftali Bennett menganggap ketergantungan yang berlebihan pada Presiden AS Donald Trump sebagai "kesalahan strategis".

Bennett juga menyerang Menteri Keamanan Dalam Negeri Rezim Zionis yang ekstrem, Itamar Ben-Gvir, dengan mengatakan bahwa ia "menghabiskan harinya dengan merekam video di TikTok alih-alih melakukan pekerjaannya".

Mantan PM Zionis menambahkan bahwa "tingkat kejahatan di komunitas Arab telah berlipat ganda sejak Ben-Gvir menjabat dan ia adalah menteri paling gagal dalam sejarah Kementerian Keamanan Dalam Negeri".

Bennett mengatakan bahwa jika ia kembali menjabat sebagai perdana menteri, dirinya akan bekerja untuk membentuk komite formal guna menyelidiki kegagalan pada 7 Oktober 2023.

Mengenai undang-undang "larangan Bennet" yang diusulkan oleh partai Likud pimpinan Netanyahu, ia berkata, "Hanya kabinet yang gagal yang disibukkan dengan kelangsungan hidup pribadi dan politik yang takut untuk menghadapi saya."

Kabinet Netanyahu menghadapi oposisi yang semakin meningkat dari dalam dan luar negeri.

Yair Lapid, pemimpin oposisi Israel, mengatakan kepada Knesset pada hari Senin bahwa Israel sedang mengalami "krisis politik paling berbahaya dalam sejarahnya". Ia mengutip meningkatnya isolasi internasional, meningkatnya pengakuan terhadap negara Palestina, dan keputusan lembaga-lembaga internasional, seperti Dana Kekayaan Nasional Norwegia, untuk menarik investasi mereka dari berbagai Wilayah Pendudukan.

Menurut jajak pendapat terbaru yang dipublikasikan di media Israel, sebagian besar Zionis lebih memilih Naftali Bennett untuk memimpin kabinet, alih-alih Netanyahu. Naftali Bennett berencana untuk mencalonkan diri dalam pemilihan umum berikutnya pada tahun 2026 sebagai ketua partai baru yang disebut "Bennett 2026".(sl)