Kolombia Protes Mengapa Amerika Latin Diam atas Serangan AS di Karibia
-
Presiden Kolombia Gustavo Petro
Pars Today - Presiden Kolombia menyatakan penyesalannya atas kebisuan Amerika Latin terkait serangan AS, merujuk pada pernyataan PBB bahwa serangan AS di Karibia dan Pasifik merupakan "pelanggaran hukum internasional."
Menurut laporan IRNA pada hari Sabtu (01/11/2025) dari kantor berita Efe, Presiden Kolombia Gustavo Petro yang sedang berada di Kairo dalam kunjungan resmi ke Mesir mengatakan, "PBB mengulangi apa yang saya katakan. Serangan di Karibia melanggar hukum humaniter internasional. Sungguh menyedihkan bahwa Amerika Latin dan Karibia tetap diam. Konvergensi tidak bisa hanya retorika. 100 tahun kebisuan, tapi kini kita akan melawan."
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Volker Turk baru-baru ini menyatakan bahwa orang-orang di kapal itu merupakan korban "eksekusi di luar hukum" dan bahwa tindakan ini harus dihentikan "terlepas dari dugaan kejahatan yang mereka lakukan".
"Serangan-serangan ini dan meningkatnya korban jiwa tidak dapat diterima," katanya, seraya mencatat bahwa lebih dari 60 orang telah tewas dalam serangan yang dilakukan oleh pasukan AS. "Amerika Serikat harus mengakhirinya."
Pemerintahan Trump membenarkan serangan itu dengan mengatakan bahwa serangan tersebut merupakan bagian dari operasi kontranarkoba dan terorisme yang diperlukan.
Menteri Pertahanan AS Pete Hegsett melaporkan pada hari Selasa bahwa militer AS telah menyerang empat kapal "di perairan internasional" pada hari Senin, menewaskan 14 orang yang diyakini terlibat dalam perdagangan narkoba.
Pada hari Rabu, ia juga melaporkan serangan baru terhadap kapal lain yang diduga terlibat dalam perdagangan narkoba di Pasifik timur, yang menewaskan empat orang.
Serangan terbaru ini menambah jumlah kapal yang dihancurkan oleh pasukan AS di perairan internasional dekat Venezuela dan Kolombia menjadi 15 sejak dimulainya kampanye dan penempatan militer AS di Karibia.
Serangan-serangan tersebut telah memperdalam ketegangan antara Washington dan pemerintah Kolombia dan Venezuela, yang presidennya dituduh Trump mempromosikan perdagangan narkoba.
Dalam wawancara eksklusif dengan Europa Press Spanyol, Juru Bicara Amnesty International Olatz Cacho mengkritik AS karena melakukan "eksekusi di luar hukum" dengan menyerang kapal-kapal yang diduga terlibat dalam perdagangan narkoba, dan menekankan bahwa serangan-serangan ini ilegal. Ini adalah konflik bersenjata dan Amerika Serikat tidak berada dalam ancaman yang mengancam.
Ia memperingatkan bahwa dengan menyatakan kartel sebagai organisasi teroris, AS kembali ke era pasca-11 September 2001 dan mengulangi konsekuensi berbahaya dari masa itu.(sl)