Pyongyang: Denuklirisasi Semenanjung Korea Hanya Khayalan Belaka
-
Rudal Korea Utara
Pars Today - Seorang pejabat senior Korea Utara mengecam upaya Seoul untuk mengangkat isu denuklirisasi Semenanjung Korea, dan menekankan bahwa hal itu tidak akan pernah terwujud.
Menurut laporan ISNA, Presiden Korea Selatan Lee Jae-myung dan Presiden Cina Xi Jinping, dijadwalkan untuk mengadakan pembicaraan pertama mereka di sela-sela KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di kota Gyeongju, Korea Selatan bagian tenggara, Sabtu (01/11/2025) sore.
Kantor kepresidenan Korea Selatan mengumumkan bahwa denuklirisasi Semenanjung Korea masuk dalam agenda.
Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara, Park Myung-ho, mengkritik Seoul karena mencoba "mengangkat isu denuklirisasi di setiap kesempatan," menurut Kantor Berita Pusat Korea (KCNA).
Park mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh Kantor Berita Pusat Korea, "Kami akan dengan sabar menunjukkan bahwa denuklirisasi adalah "fantasi" yang tidak akan pernah terwujud meskipun dibicarakan ribuan kali."
Ia mencatat bahwa Korea Selatan masih belum menyadari bahwa upaya menyangkal status Korea Utara sebagai negara bersenjata nuklir dan membicarakan impian mewujudkan denuklirisasi hanya menunjukkan kurangnya akal sehat mereka.
Pyongyang mengecam Seoul pada Mei tahun lalu karena menyatakan komitmennya terhadap denuklirisasi Semenanjung Korea dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan setelah pertemuan puncak trilateral antara para pemimpin Korea Selatan, Cina, dan Jepang.
Korea Utara menolak langkah tersebut sebagai "campur tangan yang tidak perlu" dalam urusan internalnya.
Sementara itu, Presiden Korea Selatan mengklaim pada upacara penutupan KTT Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik pada hari Sabtu bahwa Seoul akan terus mengambil langkah-langkah pencegahan untuk mengurangi ketegangan militer dan membangun kepercayaan dengan Korea Utara guna mendorong perdamaian di Semenanjung Korea, menurut Kantor Berita Yonhap.
"Konfrontasi militer, ketegangan, dan isu nuklir telah membatasi stabilitas dan kerja sama, tidak hanya di Semenanjung Korea tetapi juga di seluruh kawasan Asia-Pasifik," kata Presiden Lee.
Ia menekankan bahwa negaranya berupaya membuka babak baru di Semenanjung Korea melalui koeksistensi damai dan kemakmuran bersama, yang dipandu oleh prinsip penyelesaian masalah melalui dialog.
Ia juga menyatakan bahwa Korea Selatan telah mengambil langkah-langkah pencegahan untuk mengurangi ketegangan militer dan memulihkan kepercayaan antara kedua Korea, serta berjanji untuk mengambil lebih banyak langkah pencegahan guna memajukan perdamaian.
Lee Jae-myung melanjutkan dengan menyatakan bahwa perdamaian adalah fondasi bagi masa depan yang berkelanjutan di kawasan Asia-Pasifik, dan meminta anggota APEC untuk mendukung upaya Seoul dalam memajukan perdamaian.
Ia mengatakan bahwa perdamaian di Semenanjung Korea merupakan syarat fundamental bagi kemakmuran kawasan Asia-Pasifik. Jalan menuju koeksistensi damai di Semenanjung Korea dapat dicapai dengan dukungan dan kerja sama seluruh anggota APEC.
Pada acara penutupan, Lee secara resmi menyerahkan kepemimpinan APEC kepada Presiden Cina Xi Jinping, yang negaranya akan menjadi tuan rumah KTT tahun depan di kota Shenzhen, Cina tenggara.(sl)