Kesiapan Poros Perlawanan di Kawasan dalam Menghadapi Rezim Zionis
Kelompok-kelompok perlawanan di kawasan, setelah operasi Militer Yaman di Wilayah Pendudukan, mengumumkan dukungan mereka terhadap tindakan ini dan memperingatkan rezim Zionis tentang berlanjutnya upaya menghasut perang.
Mengacu pada serangan udara rezim Zionis di Hodeidah Yaman, Gerakan Hizbullah Lebanon dalam pernyataan mengumumkan bahwa tindakan bodoh rezim ini adalah awal dari fase baru konflik regional.
Gerakan Hizbullah Lebanon menyatakan, Serangan terhadap Yaman melengkapi agresi Amerika Serikat dan Inggris terhadap Yaman dan melanjutkan pengepungan yang berkelanjutan dan bertahun-tahun terhadap negara ini.
Gerakan Hizbullah Lebanon menambahkan dalam pernyataan ini, Serangan ini merupakan konfirmasi betapa pentingnya dukungan bagi Poros Perlawanan di seluruh kawasan.
Menanggapi serangan udara rezim Zionis di Hodeidah Yaman, Kataib Hizbullah Irak mengumumkan bahwa mereka siap menghadapi musuh Zionis di semua lini.
Dalam pernyataan Kataib Hizbullah Irak disebutkan, Serangan rezim Zionis terhadap Hodeidah yang dilakukan dengan dukungan Amerika Serikat dan negara-negara yang melakukan normalisasi dengan Israel merupakan bukti keputusasaan rezim ini.
Pada hari Sabtu (20/7) jet-jet tempur rezim Zionis menyerang kota pelabuhan Hodeidah di sebelah barat Yaman.
Menurut pemberitaan media-media rezim Zionis, serangan ini dilakukan dengan menggunakan pesawat tempur F-15 yang membawa ratusan ton bahan peledak.
Menurut statistik Kementerian Kesehatan Yaman, tiga orang tewas dan 87 orang luka-luka dalam serangan udara rezim Zionis di Hodeidah.
Yahya Saree, JuruBbicara Militer Yaman mengatakan dalam sebuah pernyataan menanggapi serangan ini, bahwa rezim Zionis telah menyerang sasaran sipil di Hodeidah, seperti pembangkit listrik dan tangki minyak.
Jubir Militer Yaman menekankan bahwa serangan ini pasti akan ditanggapi dengan mengumumkan bahwa wilayah Yafa (Tel Aviv) yang diduduki akan menjadi wilayah yang tidak aman.
Pernyataan ini menyebutkan, Militer dan rakyat Yaman sedang mempersiapkan perang panjang melawan musuh Zionis sampai pengepungan dipatahkan dan agresi terhadap Gaza dihentikan, sesuai dengan instruksi Sekretaris Jenderal Ansarullah Yaman.
Sejak dimulainya operasi kelompok perlawanan Palestina, Badai Al-Aqsa yang dimulai pada tanggal 7 Oktober 2023 melawan pendudukan rezim Zionis, kelompok perlawanan di wilayah tersebut, serta Militer Yaman telah mengambil tindakan melawan Zionis dan mendukung rakyat Palestina.
Militer Yaman, bersama dengan pasukan perlawanan Yaman, mengumumkan bahwa mereka tidak akan mengizinkan kapal-kapal perusahaan Barat bergerak menuju Wilayah Pendudukan di Laut Merah dan mendukung rezim Zionis dengan mentransfer barang dan senjata.
Proses pendirian dan operasi kelompok perlawanan melawan rezim Zionis di kawasan ini semakin hari semakin meluas, dan para pemimpin rezim ini telah mengakui ketidakberdayaan mereka melawan gerakan perlawanan.
Solidaritas dan keberpihakan kelompok perlawanan telah menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada rezim Zionis dan wilayah-wilayah pendudukan sedang menghadapi krisis ekonomi yang semakin parah dan belum pernah terjadi sebelumnya.
Operasi dan serangan yang diperhitungkan oleh kelompok perlawanan dalam beberapa hari terakhir menutup pelabuhan Eilat di Wilayah Pendudukan dan praktis tidak mungkin bagi rezim Zionis untuk memindahkan barang dari pelabuhan strategis ini.
Besarnya operasi perlawanan di Wilayah Pendudukan praktis membuat rezim Zionis putus asa dari segi strategis, dan para pemimpin rezim ini tidak punya cara untuk menghadapinya.
Operasi Militer Yaman di Tel Aviv jelas mengungkap kelemahan pertahanan tentara Zionis.
Kelompok perlawanan dan Militer Yaman mengungkap titik lemah rezim Zionis dengan kemampuan mereka, dan setiap hari mereka melancarkan pukulan yang lebih mematikan terhadap Zionis.(sl)