Akademisi Prancis–Tunisia: Syahid Soleimani Figur Kunci Poros Perlawanan
Seorang akademisi Prancis–Tunisia menegaskan bahwa Jenderal Letnan Syahid Haj Qasem Soleimani, Komandan Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), merupakan tokoh sentral yang meletakkan fondasi strategis perlawanan terhadap imperialisme Amerika–Zionis.
Imad Hamrouni, dosen universitas dan pakar hubungan internasional, dalam pernyataannya mengenai kepribadian Jenderal Soleimani mengatakan bahwa komandan Iran tersebut berhasil mengonsolidasikan dan memobilisasi kekuatan revolusioner di kawasan, bahkan melampauinya, untuk membantu bangsa-bangsa tertindas dan membebaskan mereka dari dominasi imperialisme Amerika–Zionis.
Menurut laporan Pars Today, Hamrouni menyebut Jenderal Soleimani sebagai “figur kunci Poros Perlawanan”. Ia menambahkan bahwa Soleimani memahami secara mendalam bagaimana menghadapi kekuatan militer dan intelijen Barat, serta merumuskan strategi perlawanan yang mampu bergerak secara efektif menuju pembebasan Afghanistan, Irak, Lebanon, Suriah, Yaman, dan terutama Palestina yang diduduki.
Hamrouni menekankan bahwa Jenderal Soleimani merupakan figur penting dalam Islam revolusioner. Bersama para pejuang seperjuangannya, ia pertama-tama memainkan peran utama dalam menjaga dan mempertahankan Republik Islam Iran, sebelum kemudian menginisiasi dan mengarahkan perjuangan pembebasan Al-Quds dan Palestina.
Akademisi Prancis–Tunisia tersebut menegaskan bahwa perjuangan untuk Al-Quds akan terus berlanjut hingga tercapainya tujuan akhir, yaitu pembebasan Baitul Maqdis yang dinilainya semakin mendekat. Ia juga menilai Jenderal Soleimani sebagai pribadi dengan nilai-nilai spiritual yang luhur, dicintai dan dihormati oleh rekan-rekan seperjuangannya, rakyat Iran, serta kaum revolusioner di berbagai belahan dunia.
Menurut Hamrouni, Jenderal Soleimani mendedikasikan seluruh hidupnya untuk Iran, rakyat Iran, Islam, dan Palestina, hingga akhirnya mengorbankan nyawanya di jalan tersebut.
Jenderal Letnan Syahid Haj Qasem Soleimani, Komandan Pasukan Quds IRGC, bersama Abu Mahdi al-Muhandis, Wakil Kepala Pasukan Mobilisasi Populer Irak (Hashd al-Shaabi), serta delapan orang lainnya, gugur sebagai syahid pada 3 Januari 2020. Mereka tewas dalam serangan udara pasukan agresor Amerika Serikat di Bandara Internasional Baghdad, Irak.(PH)