Dampak Sanksi yang Tidak Adil terhadap Lingkungan Hidup Iran
(last modified Tue, 12 Nov 2024 07:36:34 GMT )
Nov 12, 2024 14:36 Asia/Jakarta
  • COP29 di Baku, Azerbaijan
    COP29 di Baku, Azerbaijan

Ketua Organisasi Lingkungan Iran mengatakan, "Fokus Iran pada KTT COP29 pada masalah sanksi sepihak dan tidak adil yang secara tidak langsung berdampak pada lingkungan hicup Iran."

Pertemuan tahunan Konvensi Perubahan Iklim COP29 tahun ini diselenggarakan pada tanggal 11 hingga 22 November di Baku, ibu kota Republik Azerbaijan.

Anggota konferensi ini adalah negara-negara yang menandatangani Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim pada tahun 1992.

Menurut laporan jaringan media Sahab mengutil IRNA, Sheena Ansari, Wakil Presiden dan Ketua Organisasi Lingkungan Hidup Iran, mengatakan setibanya di Baku, Iran adalah anggota Konvensi Perubahan Iklim dan telah mengambil langkah-langkah yang baik dalam hal ini, tapi sanksi telah menimbulkan masalah bagi lingkungan hidup Iran.

Ansari menyatakan, Dengan adanya sanksi yang menindas terhadap Republik Islam Iran, akses teknologi baru, peningkatan industri, sumber daya keuangan dan investasi asing masih sangat terbatas, dan hingga sanksi terhadap Iran sepenuhnya dicabut, harapan akan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip dan tujuan-tujuan konvensi ini tidak dapat dibenarkan dan tidak rasional.

Wakil Presiden Iran menjelaskan, Terlepas dari semua pembatasan dan sanksi yang tidak adil, Republik Islam Iran telah mengambil tindakan nasional yang tepat di bidang lingkungan hidup.

Prediksi mekanisme keuangan untuk mengurangi produksi karbon dan emisi gas rumah kaca telah dipilih sebagai topik utama KTT Perubahan Iklim (COP 29), sementara Iran telah kehilangan akses terhadap teknologi dan sumber daya keuangan yang diperlukan di bidang ini karena penerapan kebijakan sanksi ilegal AS dan bermaksud menggunakan kesempatan ini untuk mengutuk proses kejam ini.

Kerja sama dan pengembangan metode transfer teknologi untuk mengurangi emisi di berbagai sektor energi, transportasi, industri, pertanian, kehutanan dan limbah padat dan cair, kerja sama regional dan internasional dalam mempersiapkan metode adaptasi terhadap fenomena perubahan iklim dan mempertimbangkan isu perubahan iklim dalam kebijakan dan perencanaan pembangunan adalah tujuan lain dari Konvensi Perubahan Iklim.

Pada tahun 2021, perwakilan Iran di Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ali Salajegheh mengumumkan bahwa jika sanksi ekonomi dicabut, Iran akan bergabung dengan Perjanjian Paris dan menjelaskan bahwa sanksi akan menghambat kemajuan tindakan iklim. Iran memandang sanksi sebagai terorisme ekonomi yang menjadi penghambat pembangunan negaranya dan menganggapnya sebagai penyebab tidak berpartisipasinya negara tersebut dalam masalah iklim.

Sanksi ekonomi Iran di bidang lingkungan hidup menyebabkan terjadinya pelanggaran terhadap hak pemanfaatan lingkungan hidup yang bersih, yang berkaitan langsung dengan hak atas kesehatan dan kehidupan, serta pelanggaran terhadap prinsip-prinsip umum dan khusus hak lingkungan hidup, termasuk prinsip tanggung jawab bersama dan prinsip kerja sama.

Selain itu, karena pentingnya energi dalam perekonomian Iran, dampak sanksi yang luas terhadap sektor ini sangat jelas terlihat.(sl)