Mengapa NATO Khawatir dengan Konsekuensi Kegagalan di Ukraina?
https://parstoday.ir/id/news/event-i171072-mengapa_nato_khawatir_dengan_konsekuensi_kegagalan_di_ukraina
Pars Today - Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte memperingatkan, "Kemenangan Rusia di Ukraina dapat melemahkan kekuatan pencegah aliansi militer terbesar di dunia dan memulihkan kredibilitasnya akan membutuhkan triliunan dolar."
(last modified 2025-07-30T06:25:16+00:00 )
Jan 25, 2025 11:44 Asia/Jakarta
  • Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte
    Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte

Pars Today - Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte memperingatkan, "Kemenangan Rusia di Ukraina dapat melemahkan kekuatan pencegah aliansi militer terbesar di dunia dan memulihkan kredibilitasnya akan membutuhkan triliunan dolar."

Ketika perang di Ukraina memasuki tahun keempat, Sekretaris Jenderal NATO mengatakan, Jika Ukraina kalah, maka pemulihan pencegahan terhadap negara-negara NATO lainnya akan membutuhkan biaya yang jauh lebih besar dibandingkan dengan biaya yang harus kita bayarkan saat ini bagi meningkatkan pengeluaran biaya dan produksi industri di Ukraina yang kami ingingkan.

Mark Rutte mengatakan di sela-sela Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, Pendukung Barat Ukraina "harus maju dan tidak mengurangi dukungan yang mereka berikan kepada Ukraina".

Sekjen NATO memperingatkan konsekuensi kekalahan mesin perang NATO di Ukraina, sementara Donald Trump terus menekankan diakhirinya perang di Ukraina melalui politik dan negosiasi.

Meskipun Trump tidak berbicara tentang berakhirnya perang 24 jam di Ukraina, seperti yang dilakukannya sebelum kembali ke Gedung Putih, dia terus menekankan peninjauan kembali bantuan yang dikirim ke Ukraina.

Sekjen NATO dan mantan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte mengatakan tentang kompromi apa pun dengan Rusia, Jika kita mencapai kesepakatan yang buruk, itu hanya berarti bahwa presiden Rusia sedang berbicara dengan para pemimpin Korea Utara dan Cina dan kita tidak dapat menerrimanya, Ini akan menjadi kesalahan geopolitik yang besar.

Dalam sikap terbarunya terhadap perang Ukraina, Trump mengancam Rusia dengan apa yang disebutnya "sanksi besar" dalam sebuah wawancara dengan Fox News, dengan mengklaim bahwa jika perang Ukraina tidak terselesaikan,dia akan menargetkan Rusia dengan "tarif besar dan sanksi besar".

Presiden AS mengatakan, Saya bermaksud menggunakan kekuatan yang luar biasa. Jika mereka tidak segera menyelesaikan perang ini dengan cepat, saya akan mengenakan tarif yang sangat tinggi, pajak yang sangat tinggi, dan sanksi yang sangat berat kepada Rusia. Saya tidak suka melakukan itu. Anda tahu, saya mencintai rakyat Rusia.

Sikap Trump tersebut telah menimbulkan optimisme di Eropa tentang kebijakan Trump terhadap perang di Ukraina, dan bahwa Trump tidak bermaksud mengakhiri perang di Ukraina dengan Rusia dalam situasi apa pun.

Reaksi pertama terhadap sikap ini diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte.

Dalam wawancara dengan televisi SRF, Swiss, dia mendukung rencana Presiden baru AS Donald Trump untuk memperketat sanksi terhadap Rusia dengan tujuan mencapai perdamaian dalam perang Ukraina, dan menganggapnya efektif.

Rutte melanjutkan dengan mengatakan tentang permintaan Trump untuk meningkatkan pengeluaran militer negara-negara anggota menjadi 5 persen dari PDB, Tahukah Anda apa yang menyebabkan masalah keuangan utama? Bahwa Rusia akan memperoleh kekuatan. Dalam kasus ini, sistem pensiun dan kesehatan akan dilupakan. Kita harus mencegah Rusia menyerang kita. Mereka tidak dapat melakukannya sekarang, tapi mereka dapat melakukannya dalam empat atau lima tahun lagi jika kita tidak menghabiskan lebih banyak dana untuk pertahanan.

Namun dalam hal ini, masih ada perbedaan pendapat yang mendalam di antara negara-negara Eropa dan antara Eropa dengan Amerika Serikat.

Melanjutkan kritiknya terhadap aliansi NATO, Trump mengatakan bahwa Amerika Serikat seharusnya tidak lagi mengeluarkan uang untuk aliansi tersebut.

Trump menyatakan, Kami melindungi anggota NATO. Mereka tidak melindungi kita. Jadi saya rasa kita tidak perlu mengeluarkan uang lagi untuk itu.

Tampaknya Sekretaris Jenderal NATO sebenarnya berusaha menciptakan jembatan antara Amerika dan negara-negara Eropa.

Dia ingin memperingatkan negara-negara Eropa bahwa jika mereka tidak meningkatkan anggaran militer, mereka akan dipaksa untuk mengeluarkan lebih banyak uang untuk urusan militer di tahun-tahun mendatang. Namun, Eropa tidak berada dalam situasi ekonomi yang menguntungkan. Inflasi dan resesi telah membayangi hampir seluruh Eropa.

Jika Trump juga menerapkan kenaikan tarif, situasi ini akan menjadi lebih buruk. Negara-negara Eropa akan menghadapi tantangan dan keterbatasan serius jika mereka ingin menghabiskan lebih banyak uang untuk urusan militer.(sl)