Informasi Bohong Gempa-Tsunami di Malam Tahun Baru
(last modified Thu, 27 Dec 2018 04:25:33 GMT )
Des 27, 2018 11:25 Asia/Jakarta
  • Karikatur.
    Karikatur.

Bencana akibat tsunami Selat Sunda merusak sejumlah permukiman warga di Banten dan Lampung pada Sabtu (22/12/2018) lalu.

Tsunami diduga terjadi karena erupsi Gunung Anak Krakatau yang menyebabkan longsor hingga gelombang laut meninggi dan bergerak ke kawasan pesisir. Meski bencana menyebabkan duka, masih ada orang yang menyebarkan kabar bohong sehingga menyebabkan kesimpangsiuran informasi di masyarakat.

 

Tidak dapat dipungkiri, kesimpangsiuran informasi tersebut dapat menimbulkan keresahan masyarakat. Salah satunya di media sosial Facebook, terdapat suatu kabar yang mengatakan bahwa akhir Desember 2018 akan terjadi gempa besar di wilayah Indonesia.

 

Informasi bohong ini disebarkan oleh salah satu akun di media sosial Facebook pada 23 Desember 2018 malam. Konten yang diunggah tersebut dilengkapi sebuah video siaran pemberitaan yang menyebutkan bahwa pada 31 Desember 2018 akan terjadi gempa dan tsunami di seluruh wilayah Indonesia.

 

Mirisnya, unggahan ini terlihat dibagikan lebih dari 1.000 akun lain. Video itu juga telah ditonton lebih dari 1 juta akun lain. Pantauan Kompas.com, terlihat di lini masa akun tersebut, konten yang sama kembali diunggah pada 25 Desember 2018

 

Kepala Bagian Humas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Taufan Maulana menegaskan bahwa kabar tersebut tidak benar atau hoaks. "Saya pastikan hoaks," kata Taufan saat dihubungi Kompas.com, Kamis (27/12/2018) pagi.

 

Taufan menyampaikan, hingga saat ini belum terdapat teknologi yang dapat mengetahui kapan akan terjadi gempa bumi secara pasti dan tepat. Apabila menerima suatu informasi yang menimbulkan keresahan, masyarakat diimbau untuk melakukan konfirmasi ke pihak terkait.

 

"Konfirmasi ke lembaga yang memiliki kewenangan untuk menjawab itu. Cek dan ricek. Pemerintah tegas untuk memerangi berita-berita hoaks," ujar Taufan.

 

BMKG, lanjut dia, akan berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi untuk melakukan pemblokiran akun-akun yang memberitakan informasi-informasi bohong atau hoaks. (Kompas)