Bom Bunuh Diri di Medan
(last modified Wed, 13 Nov 2019 04:47:59 GMT )
Nov 13, 2019 11:47 Asia/Jakarta
  • Suasana di halaman parkir Polrestabes Medan, Sumatra Utara, pascaledakan bom bunuh diri.
    Suasana di halaman parkir Polrestabes Medan, Sumatra Utara, pascaledakan bom bunuh diri.

Terduga pelaku bom bunuh diri di Mapolresta Medan, Sumatra Utara, lolos pemeriksaan polisi. Petugas piket penjagaan di Mapolrestabes Medan tak menemukan benda mencurigakan yang dibawa pelaku saat masuk ke area markas.

"Sempat ditegur mau kemana, pelaku jawab mau buat SKCK (surat keterangan catatan kepolisian). Dibuka tas hanya ada buku, digeledah (badan) tidak ditemukan benda mencurigakan," ujar Kabid Humas Polrestabes Medan Kombes Tatan Dirsan Atmaja, dalam Breaking News Metro TV, Rabu, 13 November 2019.

Tatan mengatakan pemeriksaan tersebut dilakukan sebelum terduga pelaku masuk ke markas. Pelaku bersama ratusan orang pemohon SKCK masih berada di luar Mapolrestabes Medan menunggu gerbang dibuka.

Pelaku masuk ke Mapolrestabes Medan masih mengenakan jaket ojek daring. Selama ditegur dan pemeriksaan di dalam Mapolrestabes pun tidak ditemukan benda mencurigakan.

"Kemungkinan bom disimpan di tempat lain, bukan di tas atau badan. Enggak sampai lima menit pelaku masuk, terdengar ledakan di dekat parkir mobil dinas petugas," jelasnya.

Kepanikan sempat terjadi. Polisi dan sejumlah masyarakat yang berada di Polrestabes Medan berhamburan menyelamatkan diri.

Pengamanan di Polrestabes Medan ditingkatkan. Sejumlah personel Brigade Mobil (Brimob) berjaga di lokasi.

Ledakan di Mapolrestabes Medan Dinilai Aksi Balas Dendam

Pengamat terorisme Khairul Fahmi menduga ledakan bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan merupakan aksi balas dendam. Kelompok teroris menganggap polisi sebagai musuh.

"Tentu saja membuat polisi menjadi sasaran dari mereka baik upaya aksi balasan, solidaritas rekan mereka, dan juga memang instruksi pimpinan mereka itu kan memang penyerangan kepada polisi," kata Fahmi kepada Medcom.id, Rabu, 13 November 2019.

Polisi telah menangkap puluhan teroris dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini diduga membuat kelompok teroris naik pitam.

"Polisi ini kan musuh dekat mereka, karena paling banyak merugikan mereka seperti penangkapan dan perburuan teroris," kata Fahri.

Ledakan bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan ini disebut sebagai peringatan.Aksi bom bunuh diri itu menjadi bukti kelompok teroris masih eksis. "Dan bagi mereka polisi itu sasaran yang paling rentan," jelas Fahri.

Sementara itu, pengamat terorisme Nasir Abbas menegaskan bom bunuh diri di Polrestabes Medan, Sumatra Utara, merupakan teror. Nasir menduga Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di balik aksi tersebut.

"Saya belum tahu siapa, tapi modus operandi ini liat sasarannya, ini adalah dari kelompok yang sama, Jamaan Ansharut Daulah (JAD)," kata Nasir saat dihubungi Breaking News Metro TV.

Nasir mengatakan kelompok JAD memiliki pola serangan berbeda dari kelompok teroris lain. JAD memiliki sel-sel yang terpisah di seluruh Indonesia. Sel terpisah itu tak dikendalikan pimpinan JAD.

Idealisme serangan JAD juga berbeda dengan kelompok teroris lain, seperti Jamaah Islamiyah (JI). JI, kata Nasir, menyiapkan bom dengan daya ledak besar dan menyasar simbol-simbol negara Barat. Sementara JAD menyerang menggunakan senjata tajam, senjata api, hingga bom.

"Kalau ada batu, mereka lempar dengan batu, yang penting melukai," kata dia.

Tim Polda Sumatra Utara dan Detasemen Khusus 88 Antiteror sedang mengolah tempat kejadian perkara (TKP). Nasir meminta publik menunggu hasil identifikasi polisi.

"Bisa saja saya salah, kita tunggu identifikasi kepolisian. Tapi saya lebih berat ini sel terpisah punya tujuan yang sama," jelas dia. (RM)

Tags