Tiga Bank Syariah Merger dan Optimisme Keuangan Syariah
(last modified Tue, 19 Jan 2021 05:19:03 GMT )
Jan 19, 2021 12:19 Asia/Jakarta
  • Bank Syariah
    Bank Syariah

Ketua PMO Merger Bank Syariah Milik BUMN, Hery Gunardi mengatakan sepanjang tahun 2020 ekonomi syariah menjadi primadona. Khususnya di industri perbankan syariah Indonesia.

"Ekonomi syariah kini menjadi primadona baru, di Indonesia, khususnya industri perbankan syariah," kata Hery dalam Webinar Sharia Economic Outlook 2021, Jakarta, Selasa (19/1/2021). Demikian hasil pantauan Parstodayid dari Liputan6, Selasa (19/01/2021).

Menurutnya, Sepanjang tahun 2020 yang bertepatan dengan masa pandemi Covid-19, ekonomi syariah tetap menunjukkan pertumbuhan positif. Hery menilai dalam kondisi perlambatan perekonomian ini, ekonomi syariah menjadi sumber pertumbuhan baru.

Merger Tiga Bank Syariah

Masih dari Webinar Sharia Economic Outlook 2021. Tiga bank syariah milik Bank BUMN yakni Bank Syariah Mandiri (BSM), BRI Syariah dan BNI Syariah akan digabungkan menjadi Bank Syariah Indonesia. Dengan penggabungan ini diharapkan market share perbankan syariah di Indonesia bisa terus meningkat.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santos

Deputi Bidang Keuangan dan Manajemen Risiko Kementerian BUMN Nawal Nely mengungkapkan mergernya keiga bank ini bisa lebih terkonsoldiasi dan lebih matching dengan kebutuhan nasabah yang lebih besar.

"Dengan penggabungan ini diharapkan dalam peta perbankan di Indonesia, BSI akan menduduki ranking 7 atau 8 berdasarkan aset," katanya dalam acara Webinar Sharia Economic Outlook 2021, Selasa (19/1/2021).

Dia mengungkapkan selain itu BSI juga akan menjadi salah satu dari 10 top global Islamic bank di dunia. Menurutnya, "Bisa dijajarkan dengan Al Rayan Bank, Kuwait Finance House bank di Qatar dan Arab Saudi.”

Keuangan Syariah Lebih Baik dari Konvensional?

Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat aset keuangan syariah pada 2020 tercatat tumbuh 21,48%. Ini lebih tinggi dibandingkan periode tahun 2019 yang sebesar 13,84%.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengungkapkan aset ini tercatat sebesar Rp 1.770,3 triliun dengan komposisi perbankan syariah Rp 593,35 triliun, pasar modal syariah termasuk reksa dana Rp 1.063,8 triliun dan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) Syariah Rp 113,16 triliun.

Kemudian per Desember 2020 pembiayaan bank umum syariah tercatat tumbuh 9,5%. "Ini jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan nasional yang minus 2,41%," kata dia dalam acara Webinar Sharia Economic Outlook 2021, Selasa (19/1/2021).

Bos OJK itu menyampaikan indikator yang ada saat ini diyakini bisa membuat ekonomi dan keuangan syariah Indonesia bisa melesat menjadi kelas dunia dan mengalahkan negara-negara lain.

Hal ini tercermin dari kondisi keuangan syariah yang semakin kuat, bahkan di tengah pandemi, serta peringkat yang disematkan di beberapa laporan kinerja keuangan syariah global.

"Di Islamic Finance Development Report 2020, kita ranking 2 global sebagai The Most Developed Country in Islamic Finance," ujar Wimboh dalam paparannya di Webinar Sharia Economic Outlook 2021, Selasa (19/1/2021).

Kemudian, dalam laporan The State of Global Islamic Indicator Report 2020/2021, keuangan syariah Indonesia mendapat peringkat ke-4. Indonesia juga masuk dalam 10 besar di semua kategori, meliputi makanan dan minuman halal, pariwisata ramah muslim, media dan rekreasi bertema islami, obat-obatan dan kosmetik halal, serta keuangan syariah.(Liputan6/Detik)

Tags