Araghchi Bertolak ke Roma
(last modified Fri, 23 May 2025 10:04:18 GMT )
May 23, 2025 17:04 Asia/Jakarta
  • Menlu Iran, Sayid Abbas Araghchi
    Menlu Iran, Sayid Abbas Araghchi

Parstoday- Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran berangkat ke Roma, ibu kota Italia, untuk berpartisipasi dalam putaran kelima pembicaraan tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat, yang digelar dengan mediasi Oman.

Pada Jumat dini hari (23/5/2025), menlu Iran, yang memimpin delegasi politik yang terdiri dari para ahli hukum, politik, perbankan, dan keuangan, berangkat ke Roma untuk melanjutkan putaran kelima pembicaraan tidak langsung dengan perwakilan khusus Presiden AS.

 

Menteri Luar Negeri Iran Sayid Abbas Araghchi telah mengadakan empat putaran pembicaraan sejauh ini (tiga di Muscat dan sekali di Roma) dengan Steve Witkoff, utusan khusus Presiden AS Donald Trump, secara tidak langsung dan dengan mediasi Menteri Luar Negeri Oman Badr bin Hamad Al Busaidi.

 

"Kami tidak akan mundur dari hak-hak kami," kata Araghchi dalam sebuah program televisi pada Kamis malam. "Program nuklir kami, termasuk pengayaan, harus dilanjutkan, tetapi pada saat yang sama, kami siap mengadopsi langkah-langkah membangun kepercayaan dan transparansi serta menerima pemantauan yang lebih luas, karena kami yakin dengan sifat damai program kami," tambah menlu Iran.

 

Dalam beberapa hari terakhir, pejabat Amerika, termasuk Presiden Donald Trump, perwakilan khususnya untuk Asia Barat, Steve Witkoff, Menteri Luar Negeri Marco Rubio, dan juru bicara Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri AS, secara tidak profesional mengklaim bahwa satu-satunya masalah yang akan mereka terima dalam pembicaraan dengan Iran adalah penghentian total pengayaan uranium. Suatu masalah yang menjadi garis merah Iran.

 

Tuntutan utama Iran dalam pembicaraan ini adalah agar sanksi unilateral dan ilegal AS dicabut secara efektif. Iran juga menganggap pengayaan uranium sebagai haknya sebagai pihak yang bertanggung jawab terhadap Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir (NPT) dan menekankan pelestarian siklus bahan bakar.

 

Sekaitan dengan ini, Jubir menlu Iran, Ismail Baghaei di jejaring sosial X menulis: Dengan memperluas sanksi AS ke sektor konstruksi, Menteri Luar Negeri Marco Rubio mencetak rekor baru dalam sejarah panjang permusuhan AS dan tindakan pemaksaan ilegal terhadap rakyat Iran. Langkah ini jahat, ilegal, dan tidak manusiawi.

 

Menurutnya, menjelang putaran negosiasi kelima, tindakan ini semakin mempertanyakan tekad dan keseriusan Amerika dalam menempuh diplomasi.

 

Pemerintah AS Kamis (22/5/2025) menjelang putaran kelima perundingan tak langsung dengan Iran, menjatuhkan sanksi terhadap sektro konstruksi Republik Islam Iran. (MF)