Mencermati Pemulihan Hubungan Iran dan UEA
Deputi bidang politik Menteri Luar Negeri Iran, Ali Bagheri Kani mengkonfirmasikan kesepakatan dengan Uni Emirat Arab (UEA) untuk pemulihan hubungan kedua negara.
"Selama kunjungan ke negara-negara kawasan, hari Rabu (24/11/2021) kami menggelar pertemuan hangat dan bersahabat dengan Menteri penasihat urusan luar negeri Uni Emirat Arab (UEA), Anwar Gargash dan Menteri Negara di Kementerian Luar Negeri dan Kerjasama Internasional UEA, Khalifa Shaheen Almarar serta mencapai kesepakatan sehingga terbuka lembaran baru di hubungan Iran dan UEA," papar Ali Bagheri.
Dialog dan statemen pejabat Iran dan Emirat selama beberapa bulan terakhir menunjukkan minat serius kedua pihak untuk memulihkan hubungan khususnya di sektor ekonomi dan perdagangan. Kedua negara memiliki hubungan lama di berbagai sektor, dan meski ada pasang surut di level hubungan politik, tapi kerja sama ekonomi Iran dan UEA tidak pernah putus.
Setelah sanksi sepihak Amerika terhadap Tehran dan represi terhadap negara-negara kawasan untuk menurunkan hubungan dengan Republik Islam Iran, hubungan perdagangan UEA dan Iran juga terkena dampak, tapi ketergantungan ekonomi mendorong kedua pihak mengambil sikap moderat dan seimbang serta berencana memulihkan hubungan di antara mereka.
Dengan kata lain, hubungan ekonomi merupakan elemen perekat terpenting di hubungan kedua pihak dan oleh sebab itu, bahkan di kondisi terburuk sanksi dan minimnya hubungan politik, UEA masih tercatat sebagai lima mitra dagang pertama Iran. Perdagangan antara Iran dan UEA selama lima bulan pertama tahun ini mencapai 7,3 miliar dolar di mana di banding dengan tempo serupa di tahun lalu, dari sisi volume naik 24 persen dan dari sisi nilai, mengalami pertumbuhan sebesar 54 persen.
Iran senantiasa memperhatikan prioritas politik, keamanan dan ekonominya, serta bekerja sama dengan negara-negara tetangga. Seperti yang dikatakan pejabat UEA, negara ini juga berusaha menghapus tensi di kawasan. Anwar Gargash saat berbicara di Konferensi Kebijakan Global di Dubai mengatakan, UEA berusaha untuk mengurangi ketegangan dan persaingan dengan Iran dan Turki melalui dialog untuk menghindari konfrontasi baru di kawasan.
UEA dianggap sebagai stasiun re-ekspor Iran dan pengusaha Iran memiliki kehadiran besar di negara itu dan investasi Iran di Dubai telah memainkan peran penting dalam kemakmuran ekonomi negara ini. Sementara itu, isu transit barang UEA ke Turki dan kemudian ke Eropa melalui Iran, yang memiliki manfaat ekonomi signifikan bagi UEA dan Iran, sedang dikejar oleh pejabat kedua negara, dan aktivitas resmi koridor UEA-Iran- Turki dijadwalkan di masa depan.
Wajar jika kepentingan politik, ekonomi dan keamanan Iran serta UEA sebagai dua negara bertetangga penting bagi pemulihan hubungan dan kerja sama bilateral serta regional, dan mendorong kedua negara menekankan urgensitas pengokohan hubungan bertetangga yang baik dan penghormatan timbal balik serta upaya untuk menstabilkan dan meningkatkan ekonomi kawasan serta mengembangkan kerja sama ekonomi dan perdagangan kedua negara.
Dengan demikian, hubungan diplomatik dan perdagangan kedua negara selama beberapa bulan terakhir mengalami peningkatan pesat dan diprediksikan kerja asma kedua negara khususnya di sektor ekonomi dakan meningkat dalam waktu dekat. Pertemuan terbaru Ali Bagheri Kani dengan pejabat UEA serta kesepakatan untuk membuka lembaran baru hubungan kedua negara dapat dicermati dalam koridor ini.
Jamal al-Fadhli, dosen ilmu politik Universitas Kuwait terkait hubungan negara-negara Arab dengan Iran mengatakan, tidal logis tensi antara negara-negara Arab Teluk Persia dengan Iran terus berlanjut. Kerja sama antara Iran dan negara-negara ini serta pemanfaatan kekuatan ekonomi, militer dan perdagangan Iran sebuah urgensitas bagi negara-negara Arab. Alih-alih mencari perlindungan di Amerika Serikat, yang terus-menerus mencari tebusan dari negara-negara ini, negara-negara ini harus bekerja sama dengan Iran. (MF)