Des 28, 2021 20:51 Asia/Jakarta
  • Ali Bagheri Kani, juru runding nuklir Iran
    Ali Bagheri Kani, juru runding nuklir Iran

Perundingan Republik Islam Iran dan Kelompok 4+1 (Rusia, Cina, Inggris, Prancis dan Jerman) digelar Selasa (28/12/2021) di Wina dengan tema pencabutan sanksi dan mengkaji usulan Iran terkait verifikasi dan jaminan.

Putaran kedelapan perundingan Wina dengan agenda pencabutan sanksi zalim terhadap Iran digelar Senin (27/12/2021) sore melalui sidang Komisi Bersama JCPOA yang dipimpin Ali Bagheri Kani, juru runding senior Iran dan  Enrique Mora, Wakil Sekjen Layanan Aksi Eksternal Eropa.

Di sidang Komisi Bersama JCPOA, berbagai pihak seperti koordinator Komisi Bersama JCPOA menekankan kesuksesan putaran perundingan sebelumnya dan mengakui telah dicapai kemajuan berarti di putaran sebelumnya, dan sejatinya membuka koridor tepat untuk memajukan perundingan.

Wakil Rusia di perundingan Wina, Mikhail Ulyanov di akhir sidang Komisi Bersama JCPOA menyebut putaran baru perundingan "pragmatis" dan "berorientasi pada hasil". "Para peserta sepakat menindaklanjuti proses penyusunan draf dengan lebih serius sehingga dalam waktu singkat dapat dicapai kesepakatan," tambah Ulyanov.

Negosiasi Wina

Sementara itu, Mora menyatakan, "Ada indikasi positif dari kesuksesan di putaran kedelapan perundingan. Semua pihak mengungkapkan kesiapan dan minatnya untuk menyelesaikan friksi. Semua pihak juga komitmen untuk meraih hasil yang diinginkan."

Tim juru runding Iran pada 29 November mengajukan dua draf baru, pertama terkait pencabutan sanksi yang efektif dan kedua mengenai langkah-langkah nuklir Iran. Draf ini diajukan setelah tiga bulan jeda di perundingan dan di tengah-tengah agitasi Amerika dan troika Eropa (Inggris, Prancis dan Jerman) terkait bahwa tim Iran datang ke Wina tanpa program jelas dan untuk mengulur waktu. Dengan demikian, implementasi komitmen nuklir Iran tergantung pada pencabutan sanksi zalim terhadap Tehran.

Republik Islam Iran sebagai negara yang bertanggung jawab menyatakan bahwa mengingat AS adalah pihak yang melanggar kesepakatan nuklir, dan troika Eropa anggota JCPOA tidak melakukan langkah efektif untuk melaksanakan komitmennya, maka pertama-tama seluruh sanksi harus dicabut dan juga harus diverifikasi.

Ali Bagheri Senin sore usai sidang Komisi Bersama JCPOA menjelaskan bahwa pihak-pihak di perundingan ini menekankan urgensitas dan prioritas pembahasan isu pencabutan sanksi dan juga verifikasi serta jaminan di putaran kedelapan perundingan Wina. "Kunci kesuksesan perundingan di Wina adalah meraih kesepakatan di bidang pencabutan efektif sanksi zalim terhadap Iran," tegas Bagheri Kani.

Wajar jika saat ini pihak-pihak perundingan di Wina menerima bahwa negosiasi seputar dua draf usulan Iran, yakni pencabutan sanksi dan isu nuklir harus dilanjutkan; Diskusi formal telah terjadi tentang negosiasi dan bagaimana mereka dilakukan, dan sekarang dalam negosiasi putaran kedelapan, delegasi negosiasi memasuki diskusi substantif.

Menurut sudut pandang Iran, hasil dari perundingan tergantung pada keseriusan dan tanggung jawab pihak seberang, khususnya pihak Barat di mana dengan pencabutan efektif sanksi dan implementasi komitmennya, peluang mencapai sebuah kesepakatan yang menjamin kepentingan Republik Islam Iran akan terbuka. (MF)

 

Tags