Berita Hoaks, Cara Baru Musuh untuk Ciptakan Konflik Iran-Afghanistan
(last modified Tue, 12 Apr 2022 12:49:36 GMT )
Apr 12, 2022 19:49 Asia/Jakarta
  • Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Kabul.
    Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Kabul.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran Saeed Khatibzadeh dalam jumpa pers terbaru menyinggung hubungan sejarah yang mendalam dan berlapis-lapis antara Iran dan Afghanistan. Dia memperingatkan adanya proyek dan upaya konspirator dari musuh untuk merusak hubungan rakyat kedua negara.

Khatibzadeh juga mengingatkan tanggung jawab yang pasti dari badan-badan pemerintah Afghanistan untuk menjaga dan menjamin keamanan fasilitas dan tempat diplomatik negara-negara tentangga  yang berada di negara itu.

"Keamanan penuh Kedutaan Besar dan perwakilan Republik Islam Iran di Herat dan kota-kota Afganistan lainnya harus sepenuhnya dipastikan dan harus ada jaminan yang diperlukan untuk aktivitas yang aman bagi perwakilan-perwakilan ini," kata Khatibzadeh pada hari Senin (11/4/2022).

Pada hari Senin, sejumlah orang berkumpul di depan Kedubes Republik Islam Iran di Kabul dan Konsulat Jenderal Iran di Herat dan melempari batu ke arah dua pusat diplomatik tersebut. Peristiwa ini terjadi setelah sekitar sebulan lalu, beberapa berita hoaks tentang pengungsi Afghanistan viral di media sosial dengan tujuan untuk memancing emosi warga Afghanistan dan Iran.

Setelah serangan seorang Takfiri di area Kompleks Haram Suci Imam Ridha as di kota Mashhad pada hari Selasa yang menyebabkan dua ulama (santri) gugur dan seorang lainnya terluka, serta tanggapan luas dari tokoh politik dan ulama Afghanistan, tersebar gambar dan video hoaks mengenai perilaku buruk terhadap pengungsi Afghanistan di Iran.

Hasil evaluasi menunjukkan bahwa tindakan yang direncanakan musuh untuk mempengaruhi opini publik di Iran dan Afghanistan sedang dilakukan melalui proyek Iranophobia dan Afghanistanophobia dan penyebaran berita-berita hoaks.

Mereka menyebarkan berita palsu dan terkadang berita lama tentang masuknya pengungsi Afghanistan ke Iran atau publikasi berita palsu tentang penangkapan sekelompok warga negara Afghanistan yang merencanakan aksi teror di berbagai kota di Iran.

Konsulat Jenderal Republik Islam Iran. 

Menciptakan atau mengintensifkan konflik etnis dan agama selalu menjadi salah satu kebijakan musuh, termasuk negara-negara Barat, untuk menciptakan krisis dan ketidakamanan di berbagai negara. Negara-negara Barat juga menggunakan isu imigran sebagai alat untuk menekan Republik Islam Iran, sementara mereka sendiri tidak pernah memiliki pandangan yang manusiawi terhadap rakyat Afghanistan.

Selama lebih dari 40 tahun, Republik Islam Iran telah menampung imigran dan pengungsi Afghanistan, dan sekarang setidaknya 5 juta dari mereka tinggal di Iran dan menikmati fasilitas yang tersedia di negara ini seperti warga negara Iran.

Perkembangan terbaru di Afghanistan juga telah menyebabkan gelombang baru pengungsian warga negara itu ke Iran. Meskipun Iran sendiri menghadapi kesulitan ekonomi karena sanksi keras dan kejam, dan negara ini juga tidak mendapat bantuan internasioal, namun pemerintah Tehran tidak mencegah masuknya pengungsi dari Afghanistan, bahkan mereka menjadi tuan rumah yang baik dan menerimanya.

Ikatan budaya, agama dan sejarah antara rakyat Iran dan Afghanistan sebagai dua negara tetangga lebih luas, kuat dan lebih dalam daripada besarnya konspirasi, dan hubungan mereka tidak akan hancur oleh konspirasi musuh semacam itu. Meski demikian, perhatian serius dan kewaspadaan rakyat dan penguasa dari kedua negara tetap diperlukan untuk menghadapi kelanjutan upaya musuh tersebut.

Mantan Presiden Afghanistan Hamid Karzai mengatakan, rakyat Iran dan Afghanistan memiliki ikatan sejarah yang sudah lama terjalin, dan kedua bangsa harus tetap waspada dan menjaga semangat persaudaraan dan bertetangga. (RA)

Tags