Rahbar Soal Persatuan Muslimin dan Jauhi Hubungan dengan Zionis
(last modified Thu, 09 Jun 2022 03:31:24 GMT )
Jun 09, 2022 10:31 Asia/Jakarta

Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut Zionis sebagai bencana langsung dan kritik terhadap dunia Islam seraya menjelaskan, "Rezim Zionis mengeksploitasi negara-negara yang telah menormalkan hubungan."

Pemimpin Besar Revolusi Islam, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei dalam pertemuan dengan para pengelola urusan haji tahun ini hari Rabu (08/06/2022) mengatakan, "Mengungkap konspirasi dan perencanaan Zionis adalah tugas yang diperlukan dalam haji. Negara-negara Arab dan non-Arab, yang telah bertindak menentang keinginan bangsa-bangsa dan menyesuaikan langkahnya dengan Amerika Serikat untuk menormalkan hubungan dengan rezim Zionis, harus tahu bahwa segala bentuk pertemuan yang dilakukan selama ini tidak akan ada hasilnya kecuali eksploitasi mereka oleh rezim Zionis."

Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran

Sebelum terjadi perubahan yang berujung pada Kebangkitan Islam, hubungan antara dunia Arab dan rezim Zionis berkisar pada isu-isu seperti rencana normalisasi.

Arab Saudi, yang melihat dirinya sebagai pemimpin dunia Arab, berusaha memberi dukungan diam-diam untuk perjuangan Palestina, tetapi dengan adanya Putra Mahkota Mohammad bin Salman di Arab Saudi, yang berupaya memperluas hubungan dengan Amerika Serikat, juga mengangkat masalah normalisasi hubungan dengan rezim pendudukan di al-Quds.

Selanjutnya, empat negara Arab, yang sejalan dengan kebijakan Saudi, melakukan normalisasi hubungan mereka dengan rezim ini.

Pada bulan September 2020, melalui mediasi pemerintah AS saat itu yang dipimpin oleh Donald Trump, UEA menandatangani perjanjian untuk menormalkan hubungan dengan rezim pendudukan di al-Quds, yang dikenal sebagai "Perjanjian Abraham", dan secara resmi menjalin hubungan diplomatik dengan rezim ini.

Setelah UEA, tiga negara Arab seperti Bahrain, Sudan dan Maroko juga bergabung dengan Perjanjian Abraham dan menormalkan hubungan mereka dengan rezim Zionis.

Tidak ada keraguan bahwa rezim Zionis, dengan sejarah panjang pendudukan dan praktik anti-kemanusiaan dan anti-hak asasi manusia, terutama terhadap rakyat Palestina, tidak pernah mengejar hubungan damai yang melayani kepentingan negara-negara Muslim di kawasan.

Pemimpin Besar Revolusi Islam menyebut Zionis sebagai bencana langsung dan kritik terhadap dunia Islam seraya menjelaskan, "Rezim Zionis mengeksploitasi negara-negara yang telah menormalkan hubungan."

Rezim Zionis hanya mengejar tujuan seperti mengatasi isolasi di wilayah tersebut, melemahkan masyarakat Islam melalui pengaruh politik, ekonomi, budaya dan militer di masyarakat ini, serta terus melanjutkan pendudukan dan ekspansionisme.

Ekonom Yordania Husam Ayesh mengatakan, "Normalisasi hubungan antara Yordania dan Zionis Israel sangat lemah, yang juga sangat ditentang oleh rakyat. Sementara Zionis Israel berusaha memperkuat kepentingannya di kawasan dan dunia, dan memasuki pasar negara-negara Arab di balik normalisasi hubungan. Karena sebelum perjanjian ini, rezim ini hampir terisolasi."

Di bagian lain dari pidatonya, Ayatullah Khamenei menunjukkan bahwa haji adalah manifestasi dari persatuan umat Islam. Menurutnya, "Segala upaya harus dilakukan agar tidak ada gangguan terhadap masalah persatuan umat Islam. Karena menciptakan perbedaan, terutama perbedaan antara Syiah dan Sunni, adalah salah satu trik Inggris."

Menciptakan perselisihan di antara umat Islam dan membesarkan perselisihan antara mazhab-mazhab Islam adalah salah satu tindakan paling penting yang telah diambil Inggris dan Amerika Serikat terhadap Muslim dan masyarakat Islam selama bertahun-tahun.

Contoh nyata dari hal ini adalah gerakan Syiah Inggris, yang karakter utamanya adalah untuk menunjukkan tokoh-tokoh ekstremis dan haus darah dalam Syiah, mempromosikan isu-isu perselisihan antara Syiah dan Sunni, dan untuk memisahkan agama dari politik.

Puluhan jaringan satelit dan situs kini aktif mempromosikan fenomena memecah belah ini, yang sebagian besar didanai oleh Inggris atau Amerika Serikat.

 Ayatullah Khamenei melakukan pertemuan dengan para pengelola urusan haji Iran

Jelas bahwa perselisihan antara umat Islam menyebabkan kekuatan dan motivasi umat Islam dihabiskan untuk perselisihan internal dan mereka lalai untuk memperhatikan musuh utama mereka, dan ini adalah kehendak musuh.

Sebagaimana yang ditekankan oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam, Syiah Inggris dan Sunni Amerika sama. Keduanya sama adalah dua mata gunting yang berusaha membuat umat Islam saling bunuh.(sl)