Kerusuhan di Iran dari 1999-2022, Apa Perbedaannya?
(last modified Mon, 10 Oct 2022 14:24:42 GMT )
Okt 10, 2022 21:24 Asia/Jakarta
  • Kerusuhan di Iran, September 2022.
    Kerusuhan di Iran, September 2022.

Putaran baru kerusuhan dan kekacauan telah terjadi di Republik Islam Iran, sebuah topik yang tidak asing bagi kancah politik dan sosial Iran dalam dua dekade terakhir.

Musuh Iran telah membuat perhitungan khusus untuk menciptakan gangguan dan kerusuhan guna mencapai tujuan mereka, yaitu menarget Republik Islam Iran.

Pertanyaan mendasarnya adalah, apa perbedaan yang terjadi dalam kerusuhan di Iran selama dua dekade terakhir ini?

  1. Perbedaan dalam faktor dan penyebab munculnya protes

Kerusuhan yang terjadi pada tahun 1378 HS (1999) dan 1388 HS (2009) berpusat pada masalah politik. Pada tahun 1378 HS (1999), dengan dalih penutupan surat kabar, dan pada tahun 1388 HS (2009) dengan dalih kecurangan dalam pemilu presiden. Pada masa itu terjadi kerusuhan di berbagai kota dan daerah di Iran.

Pada tahun 1396 HS (2017) dan 1398 HS (2019), masalah ekonomi yang berpusat pada kenaikan harga bensin (BBM) menjadi penyebab kerusuhan. Sementara kerusuhan yang terjadi pada tahun 1401 HS (2022) seputar masalah budaya dan sosial.

Dengan kata lain, dalam dua dekade terakhir, musuh dan penentang Republik Islam Iran telah mengagendakan untuk menciptakan gangguan, kekacauan dan kerusuhan dengan tujuan subversi dari dalam.

Setelah kegagalan gangguan dengan dalih masalah politik, mereka beralih ke masalah ekonomi dan mencoba menghasut masyarakat kelas bawah untuk melawan pemerintah. Dan ketika mereka menghadapi kegagalan lagi, mereka pun mencoba memobilisasi kaum muda dan remaja untuk melawan pemerintah, dengan fokus dan dalih hijab.

  1. Perbedaan penggunaan alat media dalam menciptakan kerusuhan

Perbedaan lain antara kerusuhan pada tahun 1401 HS (2022) dan tahun 1378 HS (1999) serta tahun 1388 HS (2009) adalah perubahan penggunaan alat media untuk menciptakan kerusuhan.

Pada kerusuhan masa lalu, media juga digunakan, dan terutama media visual seperti BBC dan Voice of America. Media-media ini memainkan peran penting dalam menciptakan dan memperluas kerusuhan, dan media-media ini juga masih ada sampai sekarang dan melakukan aktivitas yang sama.

Selain itu, jaringan virtual dan sosial media juga memiliki peran yang melengkapi dan memprovokasi,  dan telah berubah menjadi media yang tersedia bagi semua orang.

Namun bedanya, pada tahun 1378 HS (1999)  dan 1388 HS (2009), sesuatu terjadi terlebih dahulu dan kemudian media meliputnya, tetapi pada tahun 1401 HS (2022), media yang menciptakan kekacauan dan kerusuhan. Dulu, media adalah narator dari gejolak dan kerusuhan tersebut, tetapi sekarang merekalah yang menciptakannya.

  1. Perbedaan dalam waktu penciptaan kerusuhan

Perbedaan lainnya adalah pada tahun 1378 HS (1999)  dan 1388 HS (2009), aksi protes pertama kali dibentuk terlebih dahulu dan setelah beberapa waktu berubah menjadi kerusuhan, tetapi pada tahun 1401 HS (2022), kerusuhan sudah menjadi agenda sejak awal tanpa aksi protes terlebih dahulu.

Masalah ini menunjukkan bahwa meskipun musuh Republik Islam Iran mengklaim bahwa tidak ada platform dan tempat untuk protes di Iran, namun mereka pada dasarnya tidak mengejar aksi protes seperti itu, tetapi tujuan mereka adalah untuk membuat kerusuhan.  

Protes adalah hak yang diberikan oleh pemerintah kepada rakyat dan diekspresikan melalui berbagai platform, tetapi protes seperti ini bukan protes yang diinginkan oleh musuh, tetapi protes yang membawa mereka lebih dekat ke tujuan mereka, yaitu melemahkan dan menggulingkan Republik Islam melalui penciptaaan kerusuhan.

  1. Perbedaan perlakuan masyarakat

Pada era kerusuhan ini, cara masyarakat memperlakukan dan meresponsnya berbeda. Pada tahun 1378 HS (1999) dan 1388 HS (2009), serta pada tahun 1396 HS (2017) dan 1398 HS (2019), partisipasi orang di jalanan lebih banyak, tetapi sekarang kehadiran masyarakat semakin sedikit atau bahkan sangat terbatas.

Masyarakat tidak berminat lagi untuk turun ke jalan, dan mereka menentang segala bentuk kekacauan dan kerusuhan. Para perusuh berusaha memanfaatkan sedikitnya partisipasi masyarakat untuk memberikan slogan-slogan yang merusak dan memblow up peristiwa itu di media anti-Republik Islam Iran agar tampak besar dan bisa memprovokasi yang lainnya.

Terlepas dari semua itu, tampaknya kehadiran masyarakat di sosial media dan dalam bentuk tren dan tagar meningkat. Tren dan tagar ini, selain tidak konstruktif, juga mengungkapkan ketidakpuasan dengan perilaku dan masalah tertentu. Dalam hal ini, masyarakat berharap adanya perbaikan perilaku dan dilakukan lebih banyak upaya untuk mengurangi masalah dan meningkatkan kondisi kehidupan mereka. (RA)