Perang Dunia Siber terhadap Iran
(last modified Wed, 07 Dec 2022 10:57:42 GMT )
Des 07, 2022 17:57 Asia/Jakarta
  • Serangan Siber ke Iran
    Serangan Siber ke Iran

Dukungan penuh blok Barat pimpinan AS dan mitra regionalnya kepada anasir perusuh dan juga berbagai kelompok teroris dan separatis yang terlibat langsung di kerusuhan terbaru di Iran dilakukan dalam bentuk perang hibrida Barat dan sekutunya terhadap Iran.

Di perang hibrida ini, Barat memanfaatkan seluruh faktor dan elemen kekuatan termasuk kemampuan siber, dan mengobarkan perang siber besar-besaran terhadap Republik Islam Iran. Brigjen Gholamreza Jalali, kepala Organisasi Pertahanan Pasif Iran mengatakan, "Dalam situasi saat ini, Iran terlibat dalam dua jenis ancaman, salah satunya adalah ancaman hibrida siber dari musuh dan yang lainnya adalah ancaman perang kognitif di kerusuhan yang sedang kita hadapi."

Brigjen Gholamreza Jalali

Amerika Serikat dan mitranya seperti rezim Zionis Israel bertanggung jawab atas banyak serangan siber di dunia. Amerika Serikat ketika melancarkan serangan siber ke negara lain, menganggapnya legal, padahal jika langkah serupa dilakukan negara rival atau yang dimusuhi Washington, maka Amerika langsung mengecamnya.

Sejatinya ancaman dan perang siber Barat terhadap Iran memiliki latar belakang di mana contoh yang paling terkenal adalah serangan virus komputer Stuxnet ke instalasi nuklir Iran oleh Amerika dan rezim Zionis Israel di tahun 2010. Namun saat ini, pelaku serangan siber ini adalah berbagai kelompok peretas yang mengaku mendukung kerusuhan di Iran dan melakukan sabotase di lembaga publik dan pemerintah, serta media dan kantor berita, serta mencuri informasi dan menghancurkan pusat data yang sampai saat ini mereka telah melancarkan berbagai serangan siber. Pada dasarnya serangan siber termasuk serangan hacker yang dilancarkan dengan tujuan mengakses data penting, melakukan perusakan di berbagai instalasi, mencuri data, menonaktifkan institusi dan organisasi.

Contoh terbaru perang siber terhadap Iran adalah serangan kelompok hacker Black Reward ke kantor berita Fars News yang dimaksudkan untuk menghancurkan data base kantor berita ini dan juga mencuri berbagai datanya. Meski kelompok hacker ini mengklaim bahwa aksinya tersebut untuk mendukung pada perusuh, tapi mengingat besarnya serangan tersebut dan juga pihak asing seperti Washington dan Tel Aviv yang mendapat untung dari aksi ini, maka afiliasi kelompok hacker ini ke dinas intelijen Barat sudah dapat dipastikan.

Juga, kelompok peretas lain yang dikenal sebagai " Anonymous" juga telah melakukan banyak serangan dunia maya terhadap Iran setelah kerusuhan baru-baru ini, dan tindakan destruktif ini persis sejalan dengan tujuan umum Amerika Serikat dan rezim Zionis untuk melemahkan Republik Islam Iran, dan mengganggu kehidupan sehari-hari warga serta menciptakan ketidakpuasan masyarakat.

Di antara aksi kelompok peretas ini adalah klaim menonaktifkan 407 kamera pengawas di Tehran pada pertengahan Oktober 2022 dengan klaim mendukung kerusuhan di Iran. Sejak awal protes saat ini di Iran, kelompok peretas ini telah mengorganisir serangan dunia maya yang ekstensif terhadap situs web pemerintah dan meretas situs web kementerian perminyakan, ekonomi dan keuangan, serta budaya dan Bimbingan Islam. Dengan demikian sepertinya Barat dalam koridor perang hibrida telah membuka akun khusus untuk perang siber melawan Iran.

Meski demikian, Iran di banyak kasus mampu melawan serangan siber musuh yang dilancarkan dalam berbagai bentuk. Brigjen Gholamreza Jalali pada 27 Oktober seraya menjelaskan bahwa sejak awal kerusuhan, kami telah menjinakkan dan melawan serangan siber di berbagai sektor, mengatakan, selama 40 hari lalu, kami menyaksikan serangan siber yang belum pernah terjadi terhadap negara ini, dan musuh menggunakan seluruh kapasitasnya, dan melakukan apapun untuk menciptakan kesulitas serius terhadap Iran, tapi mereka gagal meraih tujuannya. (MF)

 

Tags