Iran Aktualita, 18 Maret 2023
(last modified Sat, 18 Mar 2023 11:47:08 GMT )
Mar 18, 2023 18:47 Asia/Jakarta
  • Rudal jelajah Heidar diinstal di helikopter militer Iran.
    Rudal jelajah Heidar diinstal di helikopter militer Iran.

Perkembangan di Iran dalam sepekan lalu diwarnai sejumlah isu penting, di antaranya peluncuran rudal jelajah Heidar milik militer Republik Islam Iran.

Rudal jelajah yang diluncurkan dari udara atau Air-Launched Cruise Missile (ALCM) merupakan salah satu capaian baru Angkatan Udara Militer Iran untuk mempersenjatai helikopter-helikopternya.

Museum Pengetahuan Perang dan Capaian-capaian Baru AU Militer Iran, Minggu (12/3/2023) dibuka secara resmi dengan dihadiri oleh Asisten Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Mayjen Yahya Rahim Safavi, Komandan Angkatan Darat Militer Iran, Brigjen Kioumars Heydari, Komandan AU Militer Iran Marsekal Pertama Yousef Ghorbani, dan sejumlah komandan serta pensiunan AU Militer Iran. 

Dari sekian banyak capaian AU Militer Iran yang dipamerkan di museum ini, salah satunya adalah rudal jelajah yang diluncurkan dari udara, Heidar.

Heidar, merupakan salah satu capaian baru Militer Iran yang untuk pertama kalinya dipamerkan pada pembukaan Pangkalan Drone 313. Rudal ini memiliki bobot 60 kilogram, panjang 3,7 meter, dan hulu ledak antara 13-25 kilogram.

Mesin rudal jelajah Heidar termasuk tipe mikroturbin dengan berat 40 kilogram, dan ketika ditembakkan ke arah target, ia mampu terbang dengan kecepatan sekitar 450-500 kilometer per jam, dan bisa menghancurkan target apa pun hingga jarak 200 kilometer. 

Sistem pelacak rudal Heidar berasal dari tipe CCID-IIR (Composite Combat Identification-Imaging Infra-Red) sehingga mampu mengidentifikasi target, mengirim gambar secara online, melakukan penguncian optik atas target, dan menghancurkan target darat secara akurat. 

Menlu Iran Terima Kunjungan Sejawatnya dari Belarus

Menteri Luar Negeri Belarus, hari ini bertemu, dan berbincang dengan Menlu Republik Islam Iran, di Tehran.

Menlu Iran, Hossein Amir Abdollahian, Minggu (12/3/2023) sore, menerima kunjungan Menlu Belarus, Sergei Aleinik di Tehran. Kunjungan Menlu Belarus, ke Tehran, dilakukan menjelang lawatan Presiden Belarus, Alexander Lukashenko ke Iran.

Menlu Iran, dan Menlu Belarus, dalam pertemuannya membicarakan sejumlah masalah bilateral, perkembangan regional, serta internasional.

Presiden Belarus Alexander Lukashenko dijadwalkan melakukan kunjungan ke Iran, selama dua hari, untuk memenuhi undangan Presiden Iran, Sayid Ebrahim Raisi. 

Sebelumnya Menlu Iran, Hossein Amir Abdollahian juga menerima kunjungan Menlu Belarus yang lama, Vladimir Vladimirovich Makei di Tehran.

Presiden Belarus Bertemu dengan Pemimpin Revolusi Islam Iran

Presiden Belarus Alexander Lukashenko dan delegasi yang menyertainya bertemu dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei di Tehran pada hari Senin, 13 Maret 2023.

Dalam pertemuan tersebut, Rahbar menyatakan bahwa negara-negara yang dijatuhi sanksi oleh Amerika Serikat (AS) harus bekerja sama untuk mengatasinya.

"Negara-negara dunia yang berada di bawah sanksi AS harus bekerja sama satu sama lain dan membentuk kelompok bersama untuk mengatasi dampak sanksi. Kami yakin ini bisa dilakukan bersama," kata Rahbar.

Ayatullah Khamenei menyinggung sanksi AS terhadap Iran. Menurutnya, sanksi telah diberlakukan terhadap Iran sejak awal kemenangan Revolusi Islam, namun sanksi berat tersebut telah menyadarkan Iran akan kemampuan dan kekuatan internalnya.

"Sanksi memberikan dasar bagi banyak kemajuan di Iran, dan negara kita mampu mencapai kemajuan luar biasa di berbagai bidang termasuk sains dan teknologi, medis dan biologi, ruang angkasa, nuklir, dan teknologi nano," paparnya.

Dalam pertemuan ini, Presiden Republik Belarus menyatakan kepuasannya yang besar atas pertemuan dengan Rahbar.

 "Iran telah mencapai pengalaman dan kemajuan yang luar biasa selama periode sanksi. Kami yakin, jika kondisi sanksi digunakan dengan benar, ini bisa menjadi peluang untuk meraih kemajuan. Oleh karena itu, tujuan saya mengunjungi Iran untuk mengenali prestasi negara ini," pungkasnya. 

Bertemu Presiden Belarus, Rahbar Katakan Hal Ini

Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menyatakan bahwa negara-negara yang dijatuhi sanksi oleh Amerika Serikat (AS) harus bekerja sama untuk mengatasinya.

"Negara-negara dunia yang berada di bawah sanksi AS harus bekerja sama satu sama lain dan membentuk kelompok bersama untuk mengatasi dampak sanksi. Kami yakin ini bisa dilakukan bersama," kata Rahbar dalam pertemuan dengan Presiden Belarus Alexander Lukashenko dan delegasi yang menyertainya di Tehran, Senin (13/3/2023).

Ayatullah Khamenei menyinggung sanksi AS terhadap Iran. Menurutnya, sanksi telah diberlakukan terhadap Iran sejak awal kemenangan Revolusi Islam, namun sanksi berat ini telah menyadarkan Iran akan kemampuan dan kekuatan internalnya.

"Sanksi memberikan dasar bagi banyak kemajuan di Iran, dan negara kita mampu mencapai kemajuan luar biasa di berbagai bidang termasuk sains dan teknologi, medis dan biologi, ruang angkasa, nuklir, dan teknologi nano," paparnya.

Dalam pertemuan ini, Presiden Republik Belarus menyatakan kepuasannya yang besar atas pertemuan dengan Rahbar.

 "Iran telah mencapai pengalaman dan kemajuan yang luar biasa selama periode sanksi. Kami yakin, jika kondisi sanksi digunakan dengan benar, ini bisa menjadi peluang untuk meraih kemajuan. Oleh karena itu, tujuan saya mengunjungi Iran untuk mengenali prestasi negara ini," pungkasnya.

Laksamana Tangsiri: Kecepatan Kapal IRGC Capai 200 Kilometer

Komandan Angkatan Laut Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) mengatakan bahwa perahu cepat Zolfaghar 4 yang membawa rudal pertahanan Navab dengan jangkauan 25 kilometer, akan ditingkatkan kecepatannya dari 120 kilometer menjadi 200 kilometer perjam.

Laksamana Alireza Tangsiri, Komandan Angkatan Laut IRGC dalam sebuah wawancara televisi tentang pencapaian terbaru di bidang kekuatan tempur hari Senin (13/3/2023) mengatakan, "Dua kapal lain dari kelas Syahid Soleimani sedang dibangun, dan berikutnya kapal Syahid Hassan Bagheri dan Syahid Sayyad Shirazi,".

"Kapal Syahid Bagheri akan diluncurkan dalam waktu dekat yang mampu melawan pesawat musuh hingga jarak 150 kilometer," ujar Laksamana Tangsiri.

Selain itu, Laksamana Tangsiri menjelaskan kapal Laut Syahid Mahdavi, yang baru -baru ini bergabung dengan armada IRGC, dengan mengatakan,"Kapal ini dilengkapi berbagai jenis drone pemantau dan pembom bunuh diri yang bisa mencapai target dengan daya jangkauan 1300 kilometer,".

Laksamana Tangsiri  juga mengungkapkan kapal Ashura yang dilengkapi dengan rudal Kosar

Komandan Korps Penjaga Revolusi Islam juga mengatakan tentang penggunaan kapal-kapal berpemandu, dengan memaparkan bahwa kapal terpandu jarak jauh dengan teknologi kecerdasan buatan dengan satu kapal komando dan sekitar 30 hingga 50 pengikutnya

Brigjen Dadras: Pangkalan Bawah Tanah Oghab-44, Benteng Iran

Wakil Komandan Militer Iran mengatakan, musuh memahami definisi pangkalan drone 313 Militer Iran. Menurutnya, pangkalan bawah tanah Oghab-44 adalah faktor, dan benteng untuk menghadapi musuh, sehingga tidak mengancam rakyat Iran lagi.

Brigjen Mohammad Hossein Dadras, Selasa (14/3/2023) menuturkan, "Tahun ini merupakan tahun yang sangat sulit bagi negara kami, dan musuh mengerahkan seluruh upayanya agar rakyat Iran bertekuk lutut, akan tetapi Allah Swt telah berjanji bahwa setelah setiap kesulitan akan ada kemudahan."

Ia menambahkan, "Dalam peristiwa terakhir, seluruh musuh Iran Islami yang masing-masing berbeda pendapat, bersatu untuk menyerang negara ini, akan tetapi berkat kebijaksanaan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, dan kesadaran rakyat, musuh gagal mencapai tujuannya."

Menurut Brigjen Dadras, musuh mengetahui arti pangkalan drone 313 Militer Iran, dan mereka juga mengetahui untuk tujuan apa pangkalan itu didirikan. Pangkalan bawah tanah Oghab-44 adalah faktor penjaga, dan benteng di hadapan musuh sehingga mereka tidak lagi mengancam rakyat Iran.

"Drone adalah pengetahuan baru, dan hari ini pengetahuan tentang drone harus digunakan untuk melayani negara Republik Islam Iran, dan Angkatan Udara dengan keunggulannya di bidang drone, selalu menjadi pilar penting Angkatan Bersenjata Iran untuk meningkatkan kemampuan tempur Militer," pungkasnya.

118 Orang Ditangkap Buntut Keracunan Pelajar di Iran

Juru bicara Komando Kepolisian Iran mengumumkan penangkapan 118 orang yang terlibat dalam kasus keracunan pelajar di sejumlah kota negara itu.

Brigjen Saeed Montazer Al Mahdi, Rabu (15/3/2023) mengatakan, "Merespon kekhawatiran mendalam keluarga-keluarga pelajar, polisi Iran membentuk tim patroli kendaraan, dan infanteri secara terbuka dan rahasia yang jumlahnya mencapai 4.000 tim patroli polisi, yang bertugas mengawasi sekolah-sekolah di seluruh negara ini setiap hari."

Ia menambahkan, dalam beberapa hari terakhir lebih dari 118 orang yang terlibat dalam kasus keracunan pelajar Iran, berhasil diidentifikasi oleh departemen intelijen polisi, dan ditangkap.

"Sebagian kasus keracunan adalah kasus yang nyata, dan sejumlah besar kasus lain terpengaruh dari faktor psikologis karena tersebarnya rasa takut," imbuh Brigjen Montazer Al Mahdi.

Menurutnya, sebagian pelajar yang berusaha mencari sensasi, dan penggunaan sejenis bom racun asap ringan berbau busuk serta bahan-bahan sejenis, merupakan penyebab utama kasus keracunan yang sempat merebak di sejumlah kota Iran.

Brigjen Montazer Al Mahdi menerangkan, sekitar 9.000 bom racun asap kecil berbau busuk sudah berhasil disita, dan penjualannya sudah dilarang, sementara beberapa importir produk ini yang memasukkan ke Iran dari sejumlah negara tetangga, ditangkap.

"Kepada para orang tua murid, dan pelajar, kami memastikan keamanan semua pelajar di sekolah-sekolah, dan bahwa kasus ini akan segera selesai, dan polisi tetap berada di samping mereka," pungkasnya.

Kunjungan Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran di UEA

Ali Shamkhani, Wakil Pemimpin Besar Revolusi Islam dan Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran di Uni Emirat Arab, melakukan pertemuan dan pembicaraan dengan Sheikh Mohammed Bin Rashid Al Maktoum, Wakil Presiden dan Perdana Menteri UEA dan Emir Dubai, pada Kamis (16/03/2023) malam.

Menurut laporan IRNA, dalam pertemuan yang diadakan di Istana Zabeel di Dubai ini, Ali Shamkhani menekankan percepatan perjanjian sebelumnya untuk menghilangkan hambatan kerja sama bilateral, seraya mengatakan, Republik Islam Iran dengan tekun berusaha untuk memperkuat kerja sama yang kontinyu dan konstruktif dengan negara-negara tetangganya dan telah menggunakan berbagai kapasitasnya dalam hal ini.

Mengacu pada kebutuhan kawasan akan perdamaian, stabilitas dan ketenangan, Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran menyebut kurangnya kepercayaan antara negara-negara di kawasan ini sebagai hambatan serius untuk mencapai tujuan ini dan merupakan pukulan bagi pembangunan ekonomi kawasan.

Menurutnya, Kita membutuhkan interaksi dan pengembangan kerja sama di semua dimensi, suatu hal yang pasti akan meningkatkan keamanan, perdamaian, dan kesejahteraan masyarakat di kawasan ini.

Menyinggung keinginan serius para pemimpin kedua negara untuk menciptakan peluang baru dalam hubungan bilateral, Shamkhani mengatakan, Pembicaraan yang diadakan selama perjalanan ini dengan pejabat tinggi politik, ekonomi, perbankan, dan keamanan UEA telah memberikan perspektif yang sangat jelas dalam bidang menciptakan lompatan dalam hubungan kedua negara, serta menjanjikan secara unilateral dan multilateral.

Sheikh Mohammed Bin Rashid Al Maktoum juga mengucapkan selamat kepada Ali Shamkhani atas kesepakatan yang dicapai antara Iran dan Arab Saudi untuk dimulainya kembali hubungan bilateral dan mengatakan, Negaranya akan menggunakan semua kemampuannya untuk membantu mengimplementasikan perjanjian ini.

Emir Dubai juga mengungkapkan kepuasannya atas kunjungan Ali Shamkhani yang sangat penting ke Uni Emirat Arab dan menambahkan, Promosi hubungan bilateral dan strategis dengan Iran selalu menjadi hal yang sangat penting dan penting bagi Uni Emirat Arab.

Dalam pertemuan ini, Sheikh Mohammed bin Rashid berjanji untuk menyelesaikan masalah warga negara dan institusi Iran yang berbasis di Dubai dan mengatakan, Kami akan melakukan yang terbaik untuk menyelesaikan masalah ini.

Dia juga menekankan bahwa UEA yang tidak mengizinkan orang asing untuk mencoba menghancurkan hubungan bilateral dengan Iran dan menambahkan, Sejarah telah menunjukkan bahwa satu-satunya pemenang dalam perselisihan antara kedua negara adalah musuh negara-negara di kawasan itu, jadi kebijakan pasti kami tidak untuk mengizinkan negara atau aktor ketiga mana pun menyebarkan perpecahan antara kedua negara atau menggunakan geografi UEA untuk melawan Iran.

Dalam pertemuan ini hadir juga Sheikh Maktoum bin Mohammed bin Rashid Al Maktoum, Wakil Penguasa Dubai dan Menteri Keuangan, Anwar bin Mohammed Gargash, Penasihat Diplomatik untuk Kepala Pemerintah UEA dan Talal Hamid Belhoul Al Falasi, Direktur Jenderal Badan Keamanan Negara Dubai.

Dalam perjalanan resmi satu hari Shamkhani ke UEA, yang didampingi oleh pejabat tinggi politik, ekonomi, perbankan dan keamanan, selain pertemuan Sekretaris Dewan Tinggi Keamanan Nasional Iran dengan para pejabat UEA, diselenggarakan juga pertemuan terpisah antara pejabat Iran dan rekan UEA mereka tentang masalah ekonomi, perbankan dan keamanan.

Khatib Shalat Jumat Tehran: Musuh Salah Perhitungan

Khatib shalat Jumat Tehran pekan ini menekankan, musuh salah perhitungan, bangsa Iran memilih logika revolusi.

Hujjatul Islam Mohammad Javad Haj Ali Akbari di khutbah Jumat terakhir tahun 1401 Hs di Tehran mengatakan, operasi berat menempatkan negara dalam bahaya selama lebih dari 100 hari, mereka menekan Iran dari semua sisi untuk mendapatkan buahnya di meja perundingan, pada musim gugur 1401 Hs, bangsa dan umat melawan tiga fitnah besar.

"Dengan perilaku yang tidak dapat digambarkan, mereka memasuki medan," ujar khatib shalat Jumat Tehran.

Haj Ali Akbari juga mengatakan, selanjutnya, dengan meracuni para siswa dan seruan hari Rabu terakhir tahun ini, mereka menjalankan rencananya. Diplomasi setan adalah kelanjutan dari masalah yang sama, di mana mereka ingin mengisolasi Iran dengan dalih hak asasi manusia.

Khatib shalat Jumat Tehran mengingatkan, meski rencana musuh sangat detail, tapi mereka salah perhitungan, dan tidak memiliki pemahaman yang benar tentang Rahbar.

Haj Ali Akbari menegaskan, pemerintah menunjukkan fleksibilatasnya dengan amnesti Rahbar bagi mereka yang tertipu oleh para perusuh.

Lebih lanjut khatib shalat Jumat Tehran menambahkan, situasi front perlawanan pada tahun 1401 Hs sangat bagus; Suriah kembali ke dunia Arab, Irak membentuk pemerintahannya sendiri, Palestina memberikan pukulan berat kepada rezim Zionis, Lebanon melawan front Ibrani-Arab, dan yang kalah dari semua peristiwa ini adalah rezim Zionis.

"Perang di Ukraina, yang terus berlanjut, telah memengaruhi banyak hubungan dan tren global, serta telah menyebabkan krisis di ekonomi Barat, dan ekonomi internasional juga sangat terpengaruh, tetapi orang Amerika yang bodoh tidak berniat menjadi bijak dan kebodohan mereka terus berlanjut," ujar khatib shalat Jumat Tehran.

Haj Ali Akbari mengatakan, Amerika dari sisi ekonomi tahun lalu menghadapi hutang yang besar, dan ada peringatan mengenai kehancuran ekonomi negara ini dalam beberapa hari mendatang, sementara di sektor sosial, kondisi Amerika juga tidak bagus, dan sampai saat ini mereka masih disibukkan dengan pandemi Corona.

Hubungan Iran dan Saudi Pulih, Siapa yang Paling Dirugikan?

Setelah tujuh tahun putus hubungan, Republik Islam Iran dan Arab Saudi menandatangani pernyataan pemulihan hubungan dengan mediasi Cina pada tanggal 10 Maret 2023 di Beijing.

Berdasarkan pernyataan ini, Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Riyadh dan Kedutaan Besar Arab Saudi di Tehran akan dibuka kembali setelah dua bulan. 

Kesepakatan antara Tehran dan Riyadh telah memberikan dampak positif di antara negara-negara kawasan, dan hampir semua negara menyambut baik kesepakatan ini bahkan mengucapkan selamat atas kesepakatan tersebut.

Rezim Zionis Israel adalah aktor paling penting dan satu-satu pihak di kawasan Asia Barat yang alih-alih menyambut kesepakatan ini, tetapi menganggapnya sebagai kegagalan yang jelas bagi dirinya sendiri.

Mantan Perdana Menteri (PM) rezim Zionis Yair Lapid menanggapi kesepakatan antara Iran dan Arab Saudi untuk melanjutkan hubungan bilateral. Menurutnya, kesepakatan ini merupakan kegagalan total rezim Zionis.

Mantan PM rezim Zionis Naftali Bennett mengkritik kabinet PM Benjamin Netanyahu ketika menanggapi kesepakatan antara Iran dan Arab Saudi. Dia mengatakan, perjanjian ini merupakan kegagalan yang memalukan bagi Israel dan mengakibatkan kelemahan dan menimbulkan perpecahan internal.

Dia menambahkan, kesepakatan antara Iran dan Arab Saudi merupakan perkembangan yang berbahaya bagi Israel dan kemenangan politik bagi Iran.

Rezim Zionis selalu berusaha menciptakan perpecahan di antara negara-negara Muslim, terutama kekuatan-kekuatan Islam seperti Republik Islam Iran, Arab Saudi, dan Turki.

Israel menggunakan perselisihan di antara negara-negara Muslim untuk menormalkan hubungannya dengan negara-negara tersebut.

Kini pemulihan hubungan antara Iran dan Arab Saudi dapat memengaruhi proses normalisasi hubungan dan kepentingan yang diupayakan Israel.

Selain itu, kesepakatan antara Iran dan Arab Saudi merupakan kekalahan dari kebijakan Iranofobia yang dipropagandakan oleh rezim Zionis.

Di satu sisi, hubungan antara dua kekuatan utama Islam akan dihidupkan kembali, dan di sisi lain, perubahan kebijakan Arab Saudi terhadap Republik Islam Iran juga akan mempengaruhi hubungan negara-negara Arab lainnya dengan Tehran dan tentunya akan memperkuat hubungan mereka dengan Iran.

Poin penting lainnya adalah bahwa kesepakatan antara Iran dan Arab Saudi untuk memulihkan hubungan terjadi ketika Israel melakukan banyak upaya untuk menormalkan hubungan dengan Riyadh dalam dua tahun terakhir, tetapi tujuan penting ini tidak tercapai.

Masalah lainnya adalah bahwa pemulihan hubungan antara Tehran dan Riyadh dapat mendorong negara-negara muslim di kawasan memainkan peran yang lebih kuat dalam keamanan kawasan.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei dalam sebuah pidato menekankan pada keamanan kolektif dengan negara-negara tetangga.

Rahbar mengatakan, selama bertahun-tahun, kami telah mengumumkan bahwa kami siap untuk duduk bersama dengan negara-negara di kawasan dan saling membantu untuk mengamankan Teluk Persia, dan untuk memotong tangan-tangan agresor di wilayah ini serta tidak membiarkan seorang pun melanggar hak-hak orang lain.

Kesepakatan antara Iran dan Arab Saudi akan mengurangi peran Israel dalam keamanan di kawasan. Kesepakatan ini tercapai juga bersamaan dengan intensifikasi krisis internal di wilayah pendudukan (Israel). Sementara, Iran telah berhasil mengatsi dan mengakhiri kerusuhan terorganisir beberapa bulan lalu.

Pemulihan hubungan antara Riyadh dan Tehran dapat memengaruhi perkembangan internal di wilayah pendudukan dan konflik antara Palestina dan rezim Zionis serta meningkatkan ketegangan ini sehingga akan berdampak terhadap keamanan internal bagi Israel.

Yasin, Jet Tempur Latih Buatan Iran

Ruang produksi dan prototipe pertama jet latih lanjutan Yasin diluncurkan pada hari Sabtu, 11 Maret 2023.

Acara peluncurkan jet ini dihadiri oleh Menteri Pertahanan Republik Islam Iran Brigadir Jenderal Mohammad Reza Ashtiani dan Komandan Angkatan Udara Militer Hamid Vahedi.

Subsistem utama seperti kursi penerbangan, avionik, mesin dan roda pendaratan merupakan produk dalam negeri dan bagian dari kemampuan yang dicapai dalam jet tempur ini.

Pesawat tempur latih lanjutan, Yasin, adalah jet tempur latih yang dirancang, diproduksi dan diuji oleh para ahli Republik Islam Iran di Organisasi Industri Penerbangan Kementerian Pertahanan yang bekerja sama dengan Angkatan Udara dan perusahaan berbasis ilmu pengetahuan.