Mulai Hari Ini, Iran dan Aljazair Sepakat Tingkatkan Kerja Sama
Menteri Luar Negeri Aljazair Ahmed Ataf mengunjungi Tehran pada hari ini, Sabtu (8/7/2023) atas undangan resmi mitranya di Republik Islam Iran, Hossein Amirabdollahian.
Dalam jumpa pers bersama, Ataf membuat pernyataan yang sangat bersahabat dan penuh hormat tentang hubungan antara Aljazair dan Iran.
Kunjungan Ataf ke Iran disambut hangat oleh Amirabdollahian di gedung Kementerian Luar Negeri pada hari Selasa.
Setelah sambutan resmi, keduanya menggelar pertemuan bilateral dan berdialog. Acara dilanjutkan dengan konferensi pers bersama.
Hal yang menarik perhatian dalam pernyataan Menlu Aljazair adalah keakraban dan rasa hormat negaranya terhadap Iran. Ataf berulang kali menyebut Iran sebagai negara yang bersahabat dan bersaudara.
Dia mengungkapkan kepuasann atas kunjungan ke Iran dan sambutan hangat yang diberikan kepadanya dan delegasinya.
"Seolah-olah kami berada di negara kita sendiri, " ujarnya.
Ataf menggambarkan hubungan Aljazair dengan Iran sangat baik dan menekankan tekad kuat pemimpin kedua negara untuk mengembangkan hubungan bilateral.
Ada banyak aspek umum dalam kebijakan luar negeri Iran dan Aljazair. Kedua negara adalah pendukung serius dan sejati Palestina, dan Aljazair menentang keanggotaan rezim Zionis Israel sebagai pengamat di Uni Afrika.
Kedua negara selama bertahun-tahun juga menekankan penghormatan terhadap kedaulatan Suriah dan mendukung kembalinya Damaskus ke Liga Arab dan pemulihan hubungan negara-negara Arab dengan Suriah.
Sementara itu, dalam konferensi bersama tersebut, Amirabdollahian mengatakan bahwa dia telah berdialog dengan Ataf mengenai isu-isu regional. Menurutnya, Aljazair menolak keanggotaan rezim Zionis sebagai pengamat di Uni Afrika, dan selalu mendukung Palestina serta memainkan peran penting dalam kembalinya Suriah ke Liga Arab.
Masalah penting lainnya dalam hubungan antara Iran dan Aljazair adalah kerja sama bersama kedua negara di lembaga regional dan global, di antaranya adalah dukungan Iran kepada Aljazair untuk bergabung dengan Dewan Keamanan PBB dan upaya bersama kedua negara untuk bergabung dengan BRICS (Brazil, Rusia, India, Cina dan Afrika Selatan).
Poin penting lainnya adalah terkait hubungan bilateral kedua negara di luar bidang politik luar negeri. Meski kedua negara memiliki hubungan politik yang kuat, namun hanya ada sedikit volume perdagangan antara kedua negara.
Ekspor Aljazair ke Iran tidak signifikan dan ekspor Iran ke Aljazair nilainya juga hanya sekitar 100 juta dolar pada tahun lalu. Selama dua dekade terakhir, produk tradisional seperti buah-buahan kering (kismis dan pistachio) telah diekspor dari Iran ke Aljazair, tetapi dalam beberapa tahun terakhir, baja Iran juga diekspor ke Aljazair.
Selama kunjungan Ataf ke Iran, ditekankan mengenai kebutuhan untuk mengembangkan hubungan ekonomi.
Menanggapi hal tersebut, Amirabdollahian mengatakan, hari ini, kita sepakat untuk mempercepat kerja sama kedua pihak di bidang sains, teknologi, perusahaan berbasis ilmu pengetahuan, pertanian, kedokteran dan peralatan medis, industri, dan pertambangan.
Pembatalan visa diplomatik kedua negara yang disepakati hari ini juga bisa menjadi dasar perluasan hubungan ekonomi antara Aljazair dan Iran. (RA)