Iran dan Irak Tegaskan Implementasi Perjanjian Keamanan
Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran Hossein Amirabdollahian menerima kunjungan Pemimpin Persatuan Patriotik Kurdistan (PUK) Bafel Talabani di Pusat Studi Politik dan Internasional Kementerian Luar Negeri Iran pada Senin, (11/9/2023) pagi.
Dalam pertemuan ini, keduanya menegaskan implementasi perjanjian keamanan antara Iran dan Irak.
Di tempat lain, dalam pertemuan Duta Besar Iran untuk Irak Mohammad Kazem al-Sadegh dengan Perdana Menteri Wilayah Kurdistan Irak Masrour Barzani dan Presiden Wilayah Kurdistan Irak Nechirvan Barzani di Erbil pada hari Senin (11/9/2023), juga ditekankan tentang pentingnya penerapan perjanjian keamanan antara Tehran dan Baghdad.
Hubungan Kurdistan Irak dengan Republik Islam Iran selalu penting. Kedua belah pihak memiliki banyak kesamaan dalam hal identitas budaya. Selain kedekatan yang terjalin antara suku Kurdi di Iran dan Irak, sebagian besar masyarakat dan pejabat Kurdistan Irak tinggal di Iran, dan sebagian besar suku Kurdi Iran juga hadir di Kurdistan Irak.
Meski sebagian besar penduduk Irak bermazhab Sunni, namun selalu ada rasa hormat dan kedekatan antara kedua belah pihak dalam hal keagamaan dan mazhab. Wilayah Kurdistan selalu menjadi tuan rumah bagi sejumlah besar peziarah Imam Husein as selama acara Arbain.
Terkait hal tersebut, Duta Besar Iran untuk Bagdad Mohammad Kazem al-Sadegh, dalam pertemuan dengan pejabat Pemerintah Daerah Kurdistan Irak, memuji dan mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Wilayah Erbil yang telah memberikan fasilitas kepada peziarah Arbain.
Isu pentingnya adalah, meski perbatasan Iran dan wilayah Kurdistan Irak tidak pernah terjadi konflik antar kedua pihak, namun keberadaan dan posisi geografi Kurdistan Irak selalu dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok teroris, pemberontak dan musuh Republik Islam Iran.
Masalah ini juga menjadi alasan seringnya protes pemerintah Tehran terhadap pemerintah Bagdad dan pemerintah daerah Erbil. Angkatan Bersenjata Iran juga berulang kali menyerang markas kelompok-kelompok teroris, pemberontak dan musuh yang berlokasi di Kurdistan Irak akibat pemerintah Erbil tidak menindak mereka.
Menlu Iran dalam pertemuan dengan Ketua PUK menekankan bahwa Tehran menginginkan Irak yang merdeka, berkembang dan sejahtera. Amirabdollahian mengatakan, kehadiran kelompok-kelompok teroris di wilayah Kurdistan dan gerakan mereka yang menarget keamanan Iran bertentangan dengan konstitusi Irak dan hubungan persahabatan antara kedua negara ini.
"Tidak ada pihak yang boleh membahayakan keamanan negara-negara tetangga Irak," tegasnya.
Setelah kerusuhan tahun lalu di Iran, ketika para teroris dan kelompok-kelompok anti-Iran serta pemberontak menggunakan perbatasan Wilayah Kurdistan Irak untuk menciptakan kekacauan dan ketidakamanan di Iran, pemerintah Tehran menunjukkan tekad yang serius untuk menyelesaikan masalah kehadiran para teroris dan kelompok anti-Iran serta pemberontak di wilayah Kurdistan Irak.
Dalam pertemuan antara para pejabat politik dan keamanan Iran dan Irak, kedua belah pihak telah menandatangani sebuah perjanjian keamanan, dan menetapkan batas waktu untuk mengakhiri kehadiran para teroris, kelompok-kelompok anti-Iran dan pemberontak yang berada di Irak utara.
Dalam pertemuan antara Dubes Iran untuk Irak dan para pejabat Erbil, dan dalam pertemuan Amirabdollahian dengan Bafel Talabani ditekankan perlunya penerapan perjanjian keamanan ini.
Presiden Wilayah Kurdistan Irak Nechirvan Barzani dalam pertemuan dengan Dubes Iran untuk di Bagdad, mengatakan, mengingat Iran merupakan tetangga penting Wilayah Kurdistan, maka hubungan dengan negara ini menjadi penting.
Dia menegaskan bahwa Wilayah Kurdistan mematuhi perjanjian keamanan antara Irak dan Iran dan tidak akan pernah membiarkan munculnya ancaman keamanan apa pun terhadap Republik Islam Iran dari wilayah Kurdistan. (RA)