Kunjungan Regional Amir-Abdollahian Fokus pada Perang Gaza
Dengan berlanjutnya kejahatan rezim Zionis terhadap rakyat Jalur Gaza, Hossein Amir-Abdollahian, Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran menekankan perlunya mengakhiri kejahatan Zionis dengan melakukan perjalanan regional.
Hossein Amir-Abdollahian melakukan perjalanan ke Irak pada 12 Oktober dan bertemu serta berkonsultasi dengan perdana menteri dan penasihat keamanan nasional negara tersebut.
Pada tujuan kedua perjalanannya ke kawasan setelah Bagdad, Amir-Abdollahian tiba di Beirut Jumat (13/10/2023) pagi mengepalai delegasi Iran dan melakukan pertemuan dan pembicaraan dengan Perdana Menteri Lebanon Najib Miqati, Menteri Luar Negeri Abdallah Bou Habib, dan Sayid Hassan Nasrallah, Sekretaris Jenderal Hizbullah Lebanon.
Setelah Beirut, Amir-Abdollahian akan melanjutkan perjalanannya menuju Damaskus.
Perang rezim Zionis terhadap Jalur Gaza menjadi fokus utama konsultasi Amir-Abdollahian dengan pihak berwenang Irak dan Lebanon.
Dalam konsultasi ini, para pihak menyatakan kesamaan pandangan mengenai perang terhadap Gaza dalam sejumlah poin berikut.
Poin pertama adalah apa yang dilakukan rezim pendudukan Quds terhadap Jalur Gaza merupakan contoh kejahatan perang.
Dalam serangan rezim Zionis terhadap Jalur Gaza, sekitar 1.600 orang gugur syahid dan lebih dari 7.600 orang terluka.
Menurut Dana Anak-anak PBB (UNICEF), sekitar 450 korban adalah anak-anak.
Selain itu, dengan pemadaman listrik dan air, pusat kesehatan tidak dapat memberikan layanan, dan Gaza menghadapi kondisi terburuk.
Berdasarkan hal tersebut, Hossein Amir-Abdollahian dalam pertemuan dengan pihak berwenang Irak menegaskan bahwa peristiwa yang terjadi di Gaza oleh rezim Zionis adalah contoh nyata kejahatan perang.
Pandangan ini juga ditekankan oleh otoritas Irak.
Dengan berlanjutnya kejahatan rezim Zionis terhadap rakyat Jalur Gaza, Hossein Amir-Abdollahian, Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran menekankan perlunya mengakhiri kejahatan Zionis dengan melakukan perjalanan regional.
Poin kedua dari konsultasi ini adalah upaya regional dan global untuk mengakhiri perang terhadap Jalur Gaza harus ditingkatkan dan mencegah perang Gaza berubah menjadi perang regional.
Rezim tersebut, yang menghadapi kekalahan terberat dalam 75 tahun sejarahnya dalam operasi Badai Al-Aqsa, sedang mencoba memulai perang darat terhadap Gaza dan menciptakan front baru melawan Lebanon dan Suriah.
Jika rezim Zionis melakukan kesalahan strategis tersebut, maka perang Gaza akan berubah menjadi perang regional.
Berkaitan dengan hal tersebut, Najib Miqati, Perdana Menteri Lebanon dalam pertemuannya dengan Amir-Abdollahian menilai kontak diplomatik penting untuk mengontrol kondisi tersebut dan menggambarkan peran Iran dalam upaya diplomasi tersebut sebagai hal yang penting serta menilai urgen dan segera untuk melakukan segala upaya demi mencegah perang regional.
Poin ketiga dalam konsultasi Amir-Abdollahian dengan pemerintah Irak dan Lebanon adalah kritik terhadap perilaku Amerika Serikat dalam perang ini.
Hingga saat ini, meski mengecam Hamas dan menempatkan gerakan Palestina ini di samping kelompok teroris seperti Daesh (ISIS), pemerintah AS telah memberikan dukungan komprehensif kepada rezim penjajah Al-Quds.
Dalam pertemuan dengan Najib Mikati, Hossein Amir-Abdollahian menunjukkan bahwa dukungan Amerika yang tidak terbatas terhadap kejahatan Israel akan memperburuk situasi, dan mengatakan bahwa Amerika mengajak semua untuk menahan diri, tetapi Amerika memberikan senjata kepada Israel dan membantu rezim ini.