Bertemu Basiji, Ayatullah Khamenei Jelaskan Ciri Khas Asia Barat Baru
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, atau Rahbar, mengatakan kabar gembira yang disampaikan Imam Khomeini, tentang pembentukan gerakan-gerakan inti perlawanan global, hari ini sudah terbentuk di kawasan Asia Barat.
Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Rabu (29/11/2023) dalam pertemuan dengan anggota Basiji (relawan rakyat Iran) menuturkan, gerakan-gerakan inti perlawanan sedang mengubah masa depan kawasan, dan salah satu contohnya adalah operasi Badai Al Aqsa.
Pada saat yang sama, Rahbar, menyinggung kegagalan upaya Amerika Serikat, untuk mengubah peta geografi politik kawasan Asia Barat, di negara-negara seperti Lebanon, Irak, Suriah dan Palestina.
Ayatullah Khamenei, juga menyebutkan sejumlah karakteristik dan ciri khas peta baru yang sedang terbentuk di kawasan Asia Barat, pertama, Asia Barat baru adalah De-Amerikanisasi, yaitu menolak dominasi Amerika Serikat di kawasan.
"Akan tetapi ini bukan berarti pemutusan hubungan politik negara-negara dengan AS, tapi runtuhnya kekuatan, dan dominasi politik AS, dan sebagaimana kami saksikan, beberapa negara yang 100 persen bergantung pada AS, sedang berusaha menjauh dari negara ini," ujarnya.
Menurut Rahbar, di antara langkah yang dilakukan AS, sejak beberapa tahun lalu, dan belum lama ini, untuk mendominasi kawasan adalah memperkuat Rezim Zionis, dan mendorong negara-negara kawasan untuk menjalin hubungan dengan rezim itu.
Ia menerangkan, "Sebuah bukti yang jelas, dan terang terkait De-Amerikanisasi di kawasan yang merupakan peristiwa bersejarah adalah operasi Badai Al Aqsa. Meskipun digelar untuk melawan Rezim Zionis, tapi hakikatnya dalam kerangka De-Amerikanisasi, pasalnya ia sudah merusak jadwal kebijakan AS, di kawasan, dan dengan berlanjutnya proses ini, jadwal kebijakan-kebijakan AS, di kawasan akan terhapus."
Karakteristik kedua, imbuhnya, adalah hancurnya dualisme palsu yang dipaksakan di kawasan Asia Barat. "Dualisme Arab dan Non-Arab, Syiah dan Sunni, dan mitos Bulan Sabit Syiah, sudah memudar, contoh nyatanya dalam peristiwa Palestina, karena dalam operasi Badai Al Aqsa, dan sebelumnya, bantuan terbanyak untuk rakyat Palestina, diberikan oleh orang-orang Syiah Arab dan non-Arab," papar Rahbar.
Ayatullah Khamenei menjelaskan, "Sebaliknya dualisme baru bernama 'perlawanan dan tunduk' muncul di kawasan, dan hari ini, perlawanan yaitu pantang menyerah di hadapan arogansi, kerakusan dan intervensi AS, adalah kejadian yang terang benderang di kawasan."
Karakteristik Asia Barat baru ketiga, kata Rahbar, adalah penyelesaian masalah Palestina. Menurutnya, masalah Palestina, berkat bantuan Ilahi, menuju ke arah penyelesaian yang berarti bahwa tegaknya kedaulatan Palestina, di seluruh wilayah ini sedang terjadi.
Rahbar mengatakan, program dan logika yang diterima dunia, akseptabel, dan beradab yang diusulkan Republik Islam Iran, adalah referendum oleh seluruh warga Palestina.
"Selain penjajah, seluruh warga Palestina, baik yang tinggal di Palestina, maupun yang tinggal di negara-negara tetangga, dan di kamp-kamp pengungsian serta wilayah lain, harus bisa memberikan pendapat terkait pengelolaan Palestina. Sebagian mengatakan Rezim Zionis, tidak akan mau menerima usulan semacam ini, tapi tekad ini harus ditekankan kepada rezim itu. Jika usulan ini diupayakan dan Insyaallah diupayakan, dan jika gerakan-gerakan inti perlawanan, tekad dan kehendak mereka diupayakan secara serius, maka tujuan ini akan terwujud," paparnya.
Soal tuduhan bohong sebagian orang yang mengatakan bahwa Iran, akan menenggelamkan orang-orang Yahudi, dan Zionis, ke laut, untuk menyelesaikan masalah Palestina, Rahbar menuturkan, "Pandangan Republik Islam Iran, bukan menenggelamkan siapa pun, tapi berdirinya sebuah pemerintahan hasil pilihan rakyat Palestina."
Ayatullah Khamenei menegaskan, "Operasi Badai Al Aqsa, tidak akan pernah bisa dipadamkan, dan Insyaallah perlawanan rakyat Palestina, akan terus berlanjut." (HS)