Wakil Iran di PBB Peringatkan AS terkait Aksi Provokasi di Kawasan
Wakil dan duta besar Iran di PBB seraya menepis klaim Amerika dan rezim Zionis di Sidang Dewan Keamanan terkait Laut Merah, memperingatkan segala bentuk langkah provokatif Amerika Serikat.
Amir Saeed Iravani Senin (8/1/2024) dalam suratnya kepada Sekjen PBB, Antonio Guterres dan dubes Prancis di PBB yang menjadi ketua periodik Dewan Keamanan, menulis, Iran secara terang-terangan mengecam klaim palsu yang digulirkan di sidang ini, dan secara tegas menepisnya, dan tuduhan ini tidak dapat dibuktikan serta tidak memiliki bukti.
Iravani menambahkan, Republik Islam Iran senantiasa menganggap penting keamanan maritim dan navigasi, serta menekankan kepatuhan tegasnya terhadap komitmen internasionalnya, serta menjaga perdamaian dan keamanan di kawasan.
Chris Lu, wakil perwakilan Amerika Serikat di PBB, pada pertemuan Dewan Keamanan, tanpa menyebutkan penyebab sebenarnya dari serangan di Laut Merah, menganggap serangan tersebut tidak dapat diterima dan jelas merupakan pelanggaran hukum internasional dan berkata: Serangan Yaman terhadap pelayaran internasional telah mencapai titik balik".
Klaim pejabat Amerika ini dibuat dalam situasi di mana militer Yaman melakukan intervensi untuk mendukung rakyat Palestina yang tertindas dan menghentikan beberapa kapal di Laut Merah dan Selat Bab al-Mandeb dalam beberapa hari terakhir dan memperingatkan bahwa mereka tidak akan mengizinkan kapal-kapal tersebut untuk memasuki wilayah pendudukan. Tindakan militer Yaman menunjukkan bahwa, bertentangan dengan klaim para pejabat Amerika, negara-negara dan otoritas independen di kawasan tidak mentolerir kehadiran militer Amerika di kawasan dan menuntut diakhirinya intervensi Washington.
Di sisi lain, tindakan pemerintah AS dalam membentuk koalisi angkatan laut di Laut Merah merupakan tanda nyata tindakan Washington yang melanggar hukum internasional. Kebijakan intervensi Amerika di kawasan ini tidak ada habisnya, dan para pejabat Washington telah mengumumkan pembentukan aliansi angkatan laut di Laut Merah dengan sekutu Barat mereka dalam beberapa hari terakhir, ketika negara-negara Barat dan sekutu Gedung Putih, termasuk Perancis, Spanyol, dan Italia, menarik diri dari aliansi ini.
Kekuatan rakyat di kawasan, selama beberapa bulan terakhir dan terutama setelah dimulainya operasi kelompok perlawanan Palestina di Gaza, secara terbuka menentang tindakan intervensi Amerika Serikat dan tidak membiarkan militer Amerika melanjutkan ketegangan mereka di Irak, Lebanon dan Laut Merah. Tindakan militer Yaman juga menunjukkan bahwa, bertentangan dengan posisi ancaman pemerintah Amerika, Angkatan Laut AS tidak mampu menghadapi respon dan serangan angkatan laut Yaman.
Sementara itu, Republik Islam Iran, berdasaran prinsip kebijakan luar negerinya, senantiasa menekankan penarikan pasukan asing dari kawasan, dan menilai berlanjutnya kehadiran mereka membuat masalah semakin intens dan memicu instabilitas. Pemerintah kawasan termasuk Irak dan Suriah juga menegaskan diakhirinya kehadiran militer Amerika.
Transformasi terbaru di kawasan dan peran pejuang muqawama serta rakyat bagi penarikan pasukan asing dan melawan intervensi adalah refleksi dari perasaan independen dan kebencian akan intervensi yang memicu krisis dan memainkan peran utama bagi beragam kesulitan. (MF)