Kerja Sama Berkelanjutan Iran untuk Meningkatkan Taraf Pengobatan di Indonesia
Wakil menteri kesehatan Republik Indonesia dalam pertemuan dengan duta besar Republik Islam Iran di Jakarta, meminta perluasan kerja sama kedua negara di bidang kesehatan.
Dante Saksono, wakil menkes Indonesia menyampaikan harapannya pada acara penyerahan peralatan simulator Laparoskopi Iran di Jakarta bahwa kerja sama kedua negara di bidang kesehatan melalui manajemen Presiden terpilih Iran, Masoud Pezeshkian akan membawa perkembangan signifikan di sektor kesehatan dan pengobatan Indonesia.
Menurut laporan Pars Today, Dante Saksono dalam pertemuan ini menyinggung kemajuan kedokteran Iran dan mengingatkan, peran Republik Islam Iran dalam produksi peralatan simulasi laparoskopi telah membuka peluang investasi Iran di sektor jasa kesehatan Indonesia.
Wakil menkes RI di rumah sakit RSCM dihadapan dubes Iran menegaskan, Laparoskopi telah membawa perubahan signifikan di ilmu bedah; Karena sekaligus mengurangi kebutuhan akan pembedahan invasif, dengan rasa sakit yang minimal; Ini mengarah pada pemulihan yang lebih cepat dan hasil yang lebih baik.
Dalam pertemuan tersebut seraya menjelaskan bahwa Mendiang presiden Iran, Sayid Ebrahim Raisi tahun lalu mengenalkan simulasi bedah ureteroskopi buatan Iran kepada presiden Indonesia, Dante Saksono mengatakan: Berkat komitmen dan kerja sama Syahid Raisi, Indonesia mengalami kemajuan baik di bidang kesehatan.
"Simulasi ini meningkatkan kemampuan staf medis, peneliti dan dokter Indonesia," kata Dante Saksono.
Sementara itu, Duta Besar Republik Islam Iran untuk Indonesia, Mohammad Boroujerdi dalam acara tersebut, seraya menyaksikan pengoperasian peralatan simulasi bedah Iran, laparoskopi, menekankan: Kunjungan tahun lalu mendiang presiden Iran ke Jakarta adalah titik balik dalam perluasan hubungan kedua negara.
"Setelah satu tahun, kami menyaksikan dampak dan berkah kunjungan Mendiang presiden Raisi dalam berbagai pertemuan ilmiah dan akademis di Indonesia," tutur Boroujerdi.
Pada kunjungan Syahid Raisi ke Indonesia tahun lalu, simulator bedah Laparoskopi diserahkan kepada Presiden Indonesia sebagai contoh kemampuan teknis dan rekayasa generasi muda Republik Islam Iran, guna mempersiapkan landasan ekspor peralatan medis Iran ke Indonesia.
Alat ini, yang keberadaannya sangat vital di sekolah pendidikan kedokteran; Itu dibuat oleh para profesional muda Iran dan dapat memenuhi kebutuhan pelajar seperti sampel asing dan pada saat yang sama dapat diekspor ke negara-negara berkembang dengan harga lebih murah.
Tahun 1402 Hs (2023) juga ditandatangani kontrak untuk mendirikan dua pusat bedah jarak jauh dengan kehadiran dokter spesialis Iran di dua kota di Indonesia.
Iran dan Indonesia memiliki hubungan persahabatan di berbagai bidang, khususnya di bidang kesehatan. Menurut pengumuman pejabat senior kedua negara, hubungan ini diharapkan diperluas dan diperkuat. (MF)