Festival Internasional Trabzon, "Sastra Persia Warisan Bersama Iran dan Turki"
Para profesor Turki yang hadir di festival sastra internasional Trabzon memandang Persia sebagai warisan budaya bersama Iran dan Turki.
Festival Sastra Internasional Trabzon edisi ke-10 diadakan di Trabzon dan 18 kota lain di kawasan Laut Hitam yang dengan dihadiri para profesor universitas dan peminat sastra.
Menurut laporan Parstoday yang dikutip kantor berita Mehr, Sayid Qasem Nazemi, Konsuler Kebudayaan Republik Islam Iran di Turki pada festival ini mengatakan, "Sastra Persia adalah bagian dari warisan budaya bersama Iran dan Turki, dan kehadirannya puluhan ribu buku dan dokumen Persia di perpustakaan dan pusat arsip adalah tandanya,".
Nazimi juga menyebut Taherah Safarzadeh, seorang penyair dan peneliti kontemporer Iran, sebagai salah satu tokoh sastra kontemporer Iran dan menambahkan, "Safarzadeh, sebagai penyair dan penerjemah terkemuka, memainkan peran khusus dalam sastra setelah Revolusi Islam, dan sebagai penyair Muslimah,".
Nemat Yildirim, seorang profesor di Universitas Erzurum dan penerjemah karya Shahnameh dan Saadi dalam bahasa Turki, juga menunjukkan hubungan yang mendalam antara bahasa Turki dan Persia, dengan mengatakan, "Sastra Persia memiliki dampak yang besar pada sastra Turki. Oleh karena itu, kehadirannya yang kuat di istana, juga mempengaruhi bidang politik dan pemerintahan. Hal ini telah mempengaruhi sejauh mana beberapa raja Ottoman dianggap sebagai penyair Persia dan mendukung banyak penyair dan penulis di istana mereka,".
Mengingat bahwa buku Bustan dan Golestan karya Saadi diajarkan sebagai buku teks di sekolah-sekolah Turki selama bertahun-tahun, Yildirim mengatakan,"Karya-karya ini memiliki dampak besar pada hubungan budaya dan sosial antara Iran dan Turki, dan pengaruh karya-karya ini dapat ditemukan dalam puisi penyair Turki seperti Mohammad Akif Arsavi dan lain-lainnya,".
Nasser Mohabati, Konsul Jenderal Republik Islam Iran di Trabzon menyampaikan rasa terima kasihnya kepada penyelenggara konferensi dengan membacakan puisi karya Tahera Safarzadeh tentang Palestina, serta meminta perhatian seniman dan penulis terhadap penindasan yang dilakukan rezim Zionis terhadap rakyat Palestina.(PH)