16 Azar: Hari Mahasiswa, Simbol Budaya Perlawanan dan Independensi
https://parstoday.ir/id/news/iran-i181752-16_azar_hari_mahasiswa_simbol_budaya_perlawanan_dan_independensi
Tanggal 16 Azar tercatat dalam kalender resmi Republik Islam Iran sebagai "Hari Mahasiswa", hari yang melambangkan perlawanan, tuntutan hak, dan kegigihan komunitas akademis terpelajar melawan tirani dalam negeri dan dominasi kekuatan asing.
(last modified 2025-12-07T09:36:02+00:00 )
Des 07, 2025 15:48 Asia/Jakarta
  • 16 Azar: Hari Mahasiswa, Simbol Budaya Perlawanan dan Independensi

Tanggal 16 Azar tercatat dalam kalender resmi Republik Islam Iran sebagai "Hari Mahasiswa", hari yang melambangkan perlawanan, tuntutan hak, dan kegigihan komunitas akademis terpelajar melawan tirani dalam negeri dan dominasi kekuatan asing.

16 Azar, atau Hari Mahasiswa di Iran, merupakan simbol perlawanan, kebebasan, dan protes terhadap tirani dan dominasi asing. Hari ini diperingati untuk mengenang tiga mahasiswa Universitas Tehran yang gugur pada tahun 1953 dan merupakan simbol gerakan mahasiswa dalam sejarah kontemporer Iran.

Pada 16 Azar 1332 atau 7 Desember 1953, hanya empat bulan setelah kudeta Mordad, Universitas Teheran menjadi lokasi protes mahasiswa terhadap kunjungan resmi Richard Nixon (saat itu Wakil Presiden AS) dan dimulainya kembali hubungan Iran-Inggris. Pasukan militer menyerang universitas dan tiga mahasiswa Fakultas Teknik gugur. Peristiwa ini dengan cepat menjadi simbol perjuangan mahasiswa melawan tirani domestik dan dominasi asing.

Hari Mahasiswa merupakan pengingat perlawanan mahasiswa terhadap pemerintahan tirani dan campur tangan asing, dan telah tercatat dalam memori sejarah bangsa Iran sebagai simbol kemerdekaan dan kebebasan. Setiap tahun, hari ini juga menjadi kesempatan untuk meninjau peran universitas dan mahasiswa dalam perkembangan politik dan sosial negara. Setelah peristiwa ini, gerakan mahasiswa menjadi salah satu gerakan sosial dan politik terpenting di Iran dan memainkan peran penting dalam perjuangan rakyat di tahun-tahun berikutnya.

Posisi historis Hari Mahasiswa menunjukkan bahwa universitas bukan hanya tempat pendidikan akademis, tetapi juga benteng kesadaran dan keadilan. Tanggal 7 Desember merupakan simbol anti-arogansi karena pada tahun 1953, mahasiswa mengorbankan nyawa mereka dengan memprotes campur tangan Amerika Serikat dan Inggris serta penindasan rezim Pahlavi, yang menjadikan universitas sebagai benteng perlawanan terhadap dominasi asing dan tirani domestik.

Tanggal 7 Desember selalu menjadi titik awal bagi gerakan-gerakan pencari keadilan dan anti-hegemoni dalam sejarah kontemporer Iran. Kini, upacara Hari Mahasiswa juga menjadi kesempatan untuk meninjau kembali peran universitas dalam melawan arogansi global dan mempertahankan kemerdekaan nasional. Tanggal 7 Desember bukan sekadar hari peringatan; melainkan juga simbol budaya perlawanan dan kemerdekaan yang berawal di universitas dan menyebar ke seluruh masyarakat Iran.

Setelah kemenangan Revolusi Islam pada tahun 1979, mahasiswa memasuki babak baru dengan semangat kemerdekaan dan kebebasan yang sama. Perebutan markas mata-mata Amerika pada 1 November 1979 merupakan puncak dari gerakan anti-arogansi mahasiswa; Imam Khomeini menyebut aksi mahasiswa yang mengikuti garis Imam ini sebagai "revolusi kedua". Selama era Pertahanan Suci, mahasiswa juga berada di garda terdepan yang dikirim ke garis depan.

Pasca Revolusi Islam, kehadiran gerakan mahasiswa terus berlanjut dengan semangat yang sama di ranah politik, budaya, dan ilmiah; penangkapan sarang mata-mata dan kehadiran di garda terdepan pertahanan suci serta kepeloporan dalam kemajuan ilmiah merupakan tanda-tanda peran mahasiswa di berbagai bidang masyarakat. Universitas dan mahasiswa senantiasa bertindak sebagai kesadaran masyarakat yang terbangun dan menentang segala ketidakadilan dan pengaruh asing.

Dalam dekade-dekade berikutnya, mahasiswa menjadi pelopor dalam kemajuan ilmiah dan teknologi seperti nanoteknologi, kedirgantaraan, dan energi nuklir, dan banyak ilmuwan terkemuka Iran muncul dari gerakan ini. Universitas tetap menjadi sumber transformasi sosial dan politik, dan mahasiswa yang berwawasan politik menentang pengaruh budaya dan tekanan asing.

Tragedi 16 Azar dan gerakan mahasiswa pasca Revolusi Islam di Iran menunjukkan bahwa universitas bukan sekadar tempat pendidikan ilmiah, tetapi juga benteng perlawanan dan keadilan. Dari penangkapan sarang mata-mata hingga berada di garis depan dan kemudian kemajuan ilmiah, mahasiswa selalu berada di garda terdepan dalam perjuangan melawan arogansi global, dan peran ini berlanjut hingga hari ini.(PH)