Sayidah Fathimah Zahra as; Teladan Kehidupan dan Perjuangan
https://parstoday.ir/id/news/iran-i40564-sayidah_fathimah_zahra_as_teladan_kehidupan_dan_perjuangan
Kaum wanita kita hendaknya menjadikan wanita teladan Islam dan penghulu seluruh wanita di alam ini sebagai teladan kehidupannya, juga teladan perjuangannya. (dalam khutbah salat Jumat, 1/12/1365)
(last modified 2025-07-30T06:25:16+00:00 )
Jul 05, 2017 21:23 Asia/Jakarta
  • Rahbar Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei
    Rahbar Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei

Kaum wanita kita hendaknya menjadikan wanita teladan Islam dan penghulu seluruh wanita di alam ini sebagai teladan kehidupannya, juga teladan perjuangannya. (dalam khutbah salat Jumat, 1/12/1365)

Gabungan Antara Ilmu, Ketakwaan, Perjuangan dan Pemaaf

Terkait kepribadian wanita, Islam menjelaskannya dengan sangat mulia, tinggi dan penuh nilai. Kongres ini harus mengenalkan kepribadian Fathimah Zahra as kepada dunia sebagai pribadi yang memiliki ilmu, ketakwaan, perjuangangan dan pemaaf, sehingga dijadikan sebagai teladan bagi wanita muslim. (dalam kongres internasional wanita dan revolusi dunia Islam, 17/11/1366)

Dermawan Dan Baik Kepada Para Fakir Miskin

Kebaikannya kepada orang-orang miskin sedemikian rupa sehingga ketika seorang lelaki tua dan miskin disuruh oleh Rasulullah Saw untuk datang ke rumah Amirul Mukminin as dan beliau berkata, mintalah hajatmu kepada mereka; Fathimah Zahra as memberikan satu-satunya alas tidur anak-anaknya berupa kulit yang dimilikinya kepada orang tersebut dan berkata, “Bawalah ini dan juallah dan gunakan uangnya.” Inilah kepribadian Fathimah Zahra as. Inilah seorang teladan. Inilah teladan wanita muslim. (dalam pertemuan bersama para wanita, 25/9/1371)

Seorang Perempuan Berusia 18 Tahun; Wanita Teragung Dalam Sejara Karena Perjuangan, pemaaf Dan Pengetahuannya Yang Tinggi

Kaum perawat kita telah menetapkan hari ulang tahun kelahiran Sayidah Zainab as sebagai Hari Perawat. Hari kelahiran ibunya ditetapkan sebagai Hari Wanita. Keduanya tepat dan bagus. Apa maknanya ini? Maknanya adalah menjadikan sebagai teladan bagi wanita Iran. Teladan wanita Iran adalah Fathimah Zahra dan Zainab as. Lihatlah bagaimana Zahra as pada waktu itu. Sayidah Fathimah Zahra yang namanya telah memenuhi dunia Islam. Telah menempati posisi wanita besar dalam sejarah di tengah-tengah teman, orang yang tidak peduli dan musuh. Bila kita tidak menganggapnya lebih tinggi dari para wanita hebat seperti Sayidah Maryam as dan Sayidah Khadijah as, mereka menganggapnya. Tentunya kita menganggap beliau lebih tinggi dari seluruh wanita di alam. Kita menganggap Sayidah Fathimah Zahra as lebih tinggi dari semua wanita dalam sejarah. Kami juga akan membuktikannya. Mereka yang tidak menganggapnya lebih tinggi, paling tidak menganggapnya sama dengan wanita-wanita itu. Paling tidak menganggapnya sejajar dengan wanita-wanita itu. Wanita ini dengan keagungannya berumur delapan belas tahun. Kalian bayangnya seorang anak perempuan berumur delapan belas tahun. Betapa besarnya kapasitas perjuangan, memaafkan, pengetahuan dan pemahaman bagi seorang anak perempuan yang berusia delapan belas tahun. Pasti kapasitasnya besar, sehingga beliau bisa mendapatkan gelar “Sayidatu Nisa’il ‘Alamin...penghulu seluruh wanita di alam? Dia harus menjadikan wajahnya bercahaya sehingga dunia ini menjadi sebagai dunia. Wajah yang bercahaya ini akan tetap abadi dan semakin bercahaya. Awan gelap akan menyingsing di hadapan wajah ini. Suatu yang tidak jelas akan terselesaikan. Masyarakat tahu bagaimana Islam telah tersirami. Lihatlah betapa besar perjuangan beliau. Inilah teladan wanita Iran. (dalam pertemuan dengan para perawat basiji, 30/11/1361)

Seorang Wanita Muda Sebagai Ibu Rumah Tangga Dengan Pakaian Orang-Orang Miskin dan Lautan Ilmu

Kita ingin memaparkan beliau sebagai teladan di antara kita sendiri. Seorang wanita muda, seorang anak perempuan muda, yang kehidupannya adalah kehidupan biasa. Pakaiannya adalah pakaian orang-orang miskin. Pekerjaannya di rumah, mengasuh anak-anak dan mengelolah rumah, sebagai ibu nyonya rumah kecil ini dan menggiling dan gunung pengetahuan dan lautan ilmu dalam dirinya. (dalam pertemuan dengan para pembaca kidung Ahlul Bait Rasulullah Saw di hari lahir Sayidah Fathimah Zahra as, 17/5/1383)

Mengikuti Amalan Pribadi Dan Sosial Fathimah as Dalam Membentuk Diri dan Membentuk Dunia

Kecintaan yang ada ini telah menetapkan kewajiban pada diri kita. Kewajiban itu adalah kita harus beramal sesuai dengan cara beliau. Baik amalan pribadi, maupun amalan sosial dan umum. Jalannya adalah jalan yang telah dicanangkan oleh revolusi di depan masyarakat, saat ini dengan pertolongan ilahi. Ini adalah jalannya Sayidah Fathimah Zahra as; membentuk diri dan membentuk dunia. Membentuk diri dalam artian membangun jiwa dimana jasmani akan terhormat karenanya. Fathimah Zahra as; Kanat Taqumu Fi Mihrabi Ibadatiha Hatta Tawarramat Qadamaha (Manaqib Ibnu Syahr Asyub, jilid 3, hal 341)  Seorang anak perempuan muda ini, wanita yang ketika mencapai syahadah yang masih berusia delapan belas tahun ini, begitu beribadah dan mengerjakan salat sampai kakinya bengkak. Ibu ini, dengan posisi ini, dengan kedudukan ini, melakukan pekerjaan rumahnya sendiri. Melayani suami dan anak-anak juga menjadi tanggung jawabnya. Banyak riwayat yang menceritakan tentang gilingan Fathimah Zahra as. (dalam pertemuan dengan para pembaca kidung Ahlul Bait Rasulullah Saw di hari lahir Sayidah Fathimah Zahra as, 17/5/1383)

Mencari Unsur Makrifat dan Akhlak Yang Dibutuhkan Oleh Generasi Muda Dalam Diri Fathimah as

Kalian lihat, saat ini generasi muda kalian; baik putri-putri kalian maupun putra-putra kalian, dan masyarakat kalian, mereka sedang menderita kevakuman apa dan mengalami penyakit apa? Mereka sedang menderita kekosongan unsur akhlak yang mana? Carilah unsur akhlak itu dalam diri Fathimah Zahra as, dalam keutamaan beliau dan wujudnya yang suci. Sampaikan dengan bahasa puisi yang merupakan bahasa seni. (dalam pertemuan dengan para wanita, 25/9/1371)

Jalan Fathimah as; Jalannya Para Wanita Iran

Para wanita negara kita, dengan mengenal kehidupan Fathimah Zahra as dan pengetahuan, perjuangan dan ucapannya yang penuh hikmah, telah menggambar sebuah jalan di hadapannya dan telah menjalaninya dan harus maju ke depan. (dalam pertemuan dengan para wanita dalam rangka hari kelahiran Sayidah fathimah as, 30/7/1376)

Memanfaatkan Keagungan Sayidah Fathimah as

Kita punya bekal penuh. Kita punya para wanita agung; bila kita ingin masuk ke dalam masalah wanita. Ada wanita-wanita besar dalam sejarah Islam yang puncaknya adalah Fathimah Zahra Shiddiqah Kubra as. Sayidah Zainab, Sayidah Sakinah; kejadian mereka juga menakjubkan bagi para manusia pemikir dan cerdas.

---

Ucapan saya kepada kalian saudara-saudara pembaca kidung Ahlul Bait Rasulullah Saw adalah kalian punya banyak tugas di bidang ini. Saya terkadang juga memberikan wejangan. Kita tidak kehilangan jalan, bagaimana harus menjelaskan keagungan Fathimah as, lalu menggunakan puisi, prosa dan atau sebuah kata-kata. Tidak. Bahkan kita membutuhkan keagungan itu sendiri. Matahari yang bersinar dan terang ini telah memberikan keuntungan kepada semua yang ada di alam. Kini sudut pancarannya telah menyorot ke dalam rumah kita. Kita harus lihat bagaimana kita harus memanfaatkannya. Matahari yang keberadaannya sangat tinggi; lalu kita duduk berjam-jam dan menjelaskan tentang matahari ini yang tidak tahu apa sebenarnya dan otak kita juga tidak memahaminya, berbicara, berpuisi. Tapi kita tidak duduk di bawah matahari untuk menghangatkan badan kita, menumbuhkan jasmani kita, menguatkan dan menfasilitasi kehidupan kita. Ini tidak rasional. Posisi beliau ini sangat tinggi. (dalam pertemuan dengan para pembaca kidung Ahlul Bait Rasulullah Saw, 17/5/1383)

Memanfaatkan Dan Menentukan Arah Dari Ajaran Sayidah Fathimah as

Saudari-saudari yang mulia! Apakah kita bisa menyebut diri ini sebagai wanita muslim, sementara kita tidak mendapatkan apa-apa dari ajaran Sayidah Fathimah as? Wanita muslim yang sejati, teladan dan contoh kehidupannya adalah pribadi agung putri Rasulullah Saw. Kehidupan para wanita hebat dan ternama dalam Islam, senantiasa dan dalam segala kondisi, menjadi pelajaran bagi kita para pengikut ajaran Islam dan penentu arah garis kehidupan bagi wanita muslim di seluruh tahapan kehidupan. (dalam pertemuan dengan para wanita, 25/9/1371) (Emi Nur Hayati)

Sumber: Naghs wa Resalat-e Zan II, Olgou-ye Zan Bargerefteh az bayanat-e Ayatullah al-Udzma Khamenei, Rahbare Moazzam-e Enghelab-e Eslami