Presiden Iran: Serangan AS ke Suriah, Dukungan kepada Teroris
(last modified Sat, 14 Apr 2018 12:08:40 GMT )
Apr 14, 2018 19:08 Asia/Jakarta
  • Foto Presiden RII Hassan Rouhani (kanan) dan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
    Foto Presiden RII Hassan Rouhani (kanan) dan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Presiden republik Islam Iran menilai agresi militer Amerika Serikat, Inggris dan Perancis ke Suriah sebagai langkah yang bertujuan untuk memperkuat terorisme di kawasan.

Hassan Rouhani mengungkapkan hal itu dalam percakapan telepon dengan Bashar al-Assad, mitranya di Suriah pada hari Sabtu (14/4/2018).

 

"Dalam situasi di mana para teroris di Suriah setiap hari mengalami kekalahan baru, maka agresi AS dan sekutunya ke negara ini jelas bermakna dukungan kepada kelompok-kelompok teroris yang kalah," kata Rouhani kepada Assad.

 

Dia menegaskan bahwa Republik Islam selalu bersama pemerintah dan rakyat Suriah dalam menghadapi musuh.

 

Rouhani juga menekankan pentingnya untuk mempertahankan integritas teritorial Suriah dan mengatakan bahwa perbatasan geografi Suriah tidak boleh diubah.

 

"Kehadiran pasukan asing tanpa izin dari pemerintah Suriah di negara ini bertentangan dengan hukum internasional dan merupakan agresi terhadap wilayah Suriah," imbuhnya.

 

Presiden Iran menegaskan kembali bahwa tidak ada pemerintahan asing yang berhak untuk menentukan masa depan Suriah dan hanya rakyat negara ini yang berhak mengambil keputusan tentang hal itu.

 

Dalam percakapan telepon tersebut, Presiden Suriah mengucapkan selamat atas Hari Mab'ats kepada umat Islam dan mitranya dari Iran.

 

Al-Assad mengatakan, agresi AS dan sekutunya ke Suriah tidak akan mengganggu tekad rakyat dan pemerintah Damaskus untuk melanjutkan jalur Muqawama (perlawanan).

 

Dia mengapresiasi dukungan rakyat dan pemerintah Iran kepada rakyat dan pemerintah Suriah dalam menghadapi musuh-musuh umat Islam.

 

"Setelah tidak mampu mencapai tujuan-tujuannya melalui jalur politik, AS dan sekutunya menyerang Suriah. Ini bertentangan dengan semua hukum internasional," pungkasnya.

 

Militer AS, Inggris dan Perancis melancarkan serangan udara ke wilayah Suriah pada Sabtu (14/4/2018) dini hari. Serangan ini menarget sejumlah posisi di Suriah dengan melibatkan rudal jelajah Tomahawk. (RA)

 

Tags