Larijani: Karena Minyak, AS Buat Masalah di Setiap Negara
https://parstoday.ir/id/news/iran-i69788-larijani_karena_minyak_as_buat_masalah_di_setiap_negara
Ketua Parlemen Republik Islam Iran Ali Larijani mengatakan larangan penjualan minyak Iran oleh Amerika Serikat merupakan bentuk perang psikologis terhadap bangsa negara ini.
(last modified 2025-07-30T06:25:16+00:00 )
May 04, 2019 17:12 Asia/Jakarta

Ketua Parlemen Republik Islam Iran Ali Larijani mengatakan larangan penjualan minyak Iran oleh Amerika Serikat merupakan bentuk perang psikologis terhadap bangsa negara ini.

"Amerika mendesak untuk memboikot Iran dan membuat berbagai alasan untuk baragam masalah seperti Hak Asasi Manusia di negara ini, tetapi masalah utama mereka adalah minyak," kata Larijani pada kongres ke-14 Masyarakat Geografis Iran, Sabtu pagi (4/5/2019).

Dia menambahkkan, mereka ingin melakukan hal yang sama di Irak tetapi ulama terkemuka Syiah Ayatullah Sayid Ali al-Sistani dan al-Hashd al-Shaabi mencegah konspirasi AS, dengan demikian, mereka melancarkan perang psikologis terhadap Iran karena mereka mengetahui status minyak Iran di dunia.

"Perang yang diluncurkan di Libya adalah karena tanah dan minyak juga dan itu sebabnya panggung politik Libya hancur, seperti di Venezuela. Ada beberapa ladang minyak tidak tersedia untuk Amerika, salah satunya adalah Venezuela , untuk membuatnya tersedia, AS membuat masalah di negara ini," jelasnya.

Larijani menuturkan sekarang Amerika meluncurkan perang psikologis karena mereka tahu bahwa ketika minyak Iran tidak dijual, banyak masalah akan muncul di dunia.

"Arab Saudi dan Uni Emirat Arab tidak memiliki kapasitas untuk menjual lebih banyak minyak, dan jika mereka mampu, tentunya mereka telah melakukannya. Para pejabat Amerika hanya melakukan operasi psikologis dengan menghubungi Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman. Operasi psikologis ini hanya bekerja beberapa hari, tetapi kemudian kekurangan minyak dimulai dan akan menyebabkan masalah dalam beberapa hari dan minggu mendatang," ujarnya.

Pada bulan April, Gedung Putih mengumumkan bahwa Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk tidak memperpanjang pengecualian sanksi terhadap negara-negara pengimpor minyak Iran, dan keringanan tersebut berakhir pada awal Mei.

Trump mendesak OPEC untuk meningkatkan produksi minyak global dan mengancam akan memberikan sanksi terhadap organisai ini. (RA)