Iran Aktualita, 14 September 2019
Transformasi Iran sepekan terakhir diwarnai oleh sejumlah isu penting di antaranya Iran memperingati Asyura Imam Husein as dan kunjungan penjabat sementara IAEA ke Tehran.
Selain itu, Hassan Rouhani menyebut tidak ada artinya bernegosiasi di bawah sanksi, kunjungan Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran ke Beijing, Iran meraih posisi runer up kejuaraan Liga Liga Premier Karate 1 Jepang.
Rakyat Iran Tenggelam dalam Duka Asyura
Pekan lalu, pada 10 Muharam, rakyat di seluruh penjuru Republik Islam Iran tenggelam dalam duka mengenang kesyahidan Imam Husein as.
Hari Selasa (10/9/2019) yang bertepatan dengan tanggal 10 Muharam 1441 H, di mana 10 Muharram adalah Hari Asyura atau hari kesyahidan Imam Husein as, cucu Rasulullah Saw di Karbala, Irak.
Hari Asyura merupakan kebangkitan Imam Husein as untuk mempertahankan agama kakeknya, Nabi Muhammad Saw, di mana pada tanggal 10 Muharram 61 H, beliau bersama 72 sahabat setianya gugur syahid.
Pada hari Asyura, masyarakat Iran berbondong-bondong ke masjid-masjid dan Huseiniyah untuk mengikuti acara peringatan kesyahidan Imam Husein as dan meneladani perjuangan suci beliau.
Tujuan terpenting kebangkitan Imam Husein as adalah menjaga kelanggengan dan kemurnian agama yang dibawa kakeknya, Rasulullah Saw.
Selain itu, beliau juga mengungkap skandal dan kebobrokan pemerintahan Yazid dan melakukan Amar Ma'ruf dan Nahi Munkar di masa itu.
Muslimin di seluruh penjuru dunia mengenang kebangkitan anti-penindasan yang dilakukan Imam Husein as dan terus menghidupkannya untuk melawan para penguasa zalim yang ada di setiap zaman.
Sementara itu, acara duka malam Asyura juga diselenggarakan di Huseiniyah Imam Khomeini ra di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran dihadiri oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei.
Para pejabat tinggi Iran dan ribuan warga negara ini juga mengikuti acara yang digelar dari Sabtu malam, 7 September 2019.
Kunjungan Penjabat Sementara IAEA ke Tehran
Cornel Feruta, penjabat sementara IAEA yang tiba di Tehran Ahad pekan lalu dengan tujuan melakukan pertemuan dan pembicaraan dengan para pejabat tinggi Iran. Setelah bertemu dengan Ali Akbar Salehi, Ketua Organisasi Energi Atom Iran (AEOI), penjabat sementara IAEA ini melakukan pertemuan dan dialog dengan Mohammad Javad Zarif, Menteri Luar Negeri Iran.
Ali Akbar Salehi, Ketua Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) setelah melakukan pertemuan dengan Cornel Feruta, penjabat sementara IAEA di Tehran mengritik kinerja Eropa terkait kesepakatan nuklir Iran dan menjelaskan, "Negara-negara Eropa tidak mampu memenuhi komitmennya di JCPOA setelah Amerika Serikat keluar."
Namun tepat setahun setelah Amerika Serikat keluar dari JCPOA (8 Mei 2019) dan ketika Eropa tidak mampu melaksanakan kewajiban JCPOA-nya, Iran mengambil langkah-langkah penting dan tepat.
Dalam kerangka JCPOA dan dengan merujuk pada butir 26 dan 36, Iran kemudian mulai melakukan pengurangan komitmen JCPOA-nya dan hingga sekarang telah melakukan tiga langkah terkait masalah ini.
Iran telah mengambil langkah ketiga pada 6 September 2019 dan dalam kerangka ini Iran mencabut semua pembatasan yang sebelumnya diberlakukan terhadap sektor riset dan pengembangan nuklir.
Perincian langkah ketiga Iran telah diserahkan kepada penjabat sementara IAEA dalam kunjungannya ke Tehran. Dalam berbagai waktu dan sesuai dengan kinerja Eropa, Iran mengambil langkah-langkah tepat terkait JCPOA.
Rouhani: Tidak Ada Negosiasi di Bawah Sanksi
Presiden Iran, Hassan Rouhani mengatakan, dari perspektif pemerintah, parlemen dan rakyat Iran tidak ada artinya bernegosiasi dengan Amerika Serikat dalam kondisi tekanan sanksi saat ini.
Hassan Rouhani dalam percakapan telpon dengan sejawatnya dari Perancis, Emmanuel Macron juga menegaskan negaranya siap untuk kembali menjalankan komitmen penuhnya di JCPOA jika kesepakatan dengan Eropa bisa diselesaikan.
"Pertemuan antara Iran dengan kelompok 5 +1 hanya akan mungkin apabila sanksi dicabut," ujar Rouhani.
Di bagian lain statemennya, Presiden Rouhani mengapresiasi langkap positif Perancis dalam masalah implementasi JCPOA.
Mengenai langkah ketiga Iran dalam mengurangi komitmen nuklirnya, Rouhani menjelaskan bahwa langkah tersebut di bawah pengawasan IAEA, dan bisa ditinjau ulang jika mitra Eropa menjalankan kewajibannya terhadap implementasi JCPOA.
Rouhani kembali menegaskan bahwa JCPOA akan memperkuat keamanan regional dan global, terutama jalur perairan seluruh dunia, termasuk Teluk Persia dan Laut Oman demi kepentingan dunia, termasuk Uni Eropa, bahkan Amerika Serikat.
Kunjungan Mayjen Bagheri ke Beijing
Mayor Jenderal Mohammad Bagheri, Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran pekan lalu melakukan kunjungan ke Cina dengan memimpin delegasi tingkat tinggi untuk melakukan pertemuan dengan para pejabat militer Cina.
Selain melakukan pertemuan dengan timpalannya dari Cina, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran, Mohammad Bagheri dan Kepala Komisi Militer Cina, Li Zuacheng membahas mekanisme untuk memperkuat kerja sama pertahanan bilateral.
Mayjen Mohammad Bagheri yang berada di Cina sejak Rabu pekan lalu dan bertemu dengan Jenderal Li Zuocheng keesokan harinya untuk membahas perkembangan regional, dan memperkuat hubungan pertahanan bilateral.
Pejabat tinggi militer Iran ini menekankan urgensi hubungan bilateral dengan Cina, oleh karena itu kunjungannya kali ini bertujuan untuk mengembangkan kerja sama pertahanan dengan Beijing.
Dalam pertemuan dengan pejabat tinggi militer Cina, Mayjen Bagheri membicarakan masalah pembentukkan komisi militer gabungan Iran-Cina, dan mengunjungi pusat-pusat industri dan ilmu pengetahuan, serta memberikan kuliah umum di Universitas Pertahanan Nasional Cina.
Iran Urutan Kedua Kejuaraan Liga Premier Karate 1 Jepang
Tim karate Iran berhasil merebut satu medali emas, dua perak dan dua perunggu di Kejuaraan Liga Premier Karate 1 Jepang. Dengan demikian, Iran berhasil merebut posisi runner up kejuaraan ini.
Sara Bahmanyar, karateka wanita Iran yang turun di kelas dibawah 50 kilogram dalam kejuaraan Liga Premier Karate 1 Jepang di final berhasil mengalahkan lawannya dari PErancis Alexandra Richa yang juga menjadi juara dunia dan Eropa skor 5:1 dan berhasil menyabet medali emas.
Zabihollah Poursheib dan Saleh Abazari yang bertarung di final di kelas dibawah 84 kilogram dan diatas 84 kilogram hanya berhasil merebut medali perak dalam kejuaraan Liga Premier Karate 1 Jepang.